Ubah Visi Dan Misi, Prabowo-Sandi Dianggap Pasangan Labil
Oleh : Hari Susanto )*
Sepekan jelang debat perdana Pilpres 2019, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengubah berkas visi misi. Berkas tersebut baru disetor pihak Prabowo-Sandiaga pada 9 Januari 2019. Perubahan yang langsung terlihat di sampul depan adalah penambahan tagline ‘Indonesia Menang’. Mulanya visi misi Prabowo-Sandi terdiri dari 14 halaman termasuk sampul depan, kini tebalnya menjadi 45 halaman yang diduga ada pengurangan kata-kata di bagian visi dan misi.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto – Sandiaga Uno mengungkapkan perubahan visi misi yang mereka lakukan disebabkan oleh penyesuaian dengan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019 – 2024 teknokratis yang dirancang oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Dalam rapat tersebut, Menteri Bappenas, Bambang Brodjonegoro meminta kedua tim sukses (timses) mempelajari RPJMN 2019-2024 teknokratis supaya tidak salah membuat program. Hal ini untuk menghindari program terlalu melenceng dari RPJM 2019-2024 yang telah dibuat. Setelah itu, menurut BPN menyatakan bahwa Ketua KPU Arif Budiman mengatakan KPU mengharapkan tim sukses untuk kemudian menyesuaikan visi-misinya. Dan masih boleh menyampaikan revisi paling lambat seminggu atau beberapa hari sebelum debat pertama 17 Januari 2018.
BPN Prabowo-Sandi menanggapi serius untuk melakukan revisi visi-misi yang disesuaikan dengan disarankan oleh Bappenas. Selain itu, tambahan visi misi juga berasal dari hasil peninjauan Prabowo-Sandi di lapangan. Namun, , dokumen perubahan visi misi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ditolak oleh KPU lantaran sudah melewati batas akhir waktu revisi. Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hasyim Asy’ari menjelaskan, naskah visi-misi menjadi salah satu dokumen persyaratan pendaftaran pasangan capres-cawapres. Dokumen itu diserahkan bersamaan ketika paslon mendaftar, dan tim kampanye sebelumnya telah diberi waktu untuk melakukan revisi hingga sebelum masa kampanye.
Perubahan visi-misi di tengah jalan tersebut menunjukkan kepemimpinan yang selalu berubah-ubah, ikut arus, kepemimpinan yang tidak kokoh dalam prinsip, ragu-ragu. Visi-misi seperti yang kita tahu sudah jelas dikumpulkan saat pendaftaran calon di KPU dan sudah jadi komitmen bersama, apalagi masa kampanye sudah dimulai sejak lama. Lalu sekarang jika perubahan visi-misi dilakukan, lalu visi-misi yang sebelumnya telah disampaikan hanya formalitas belaka untuk memikat rakyat dengan janji-janji. Mengubah visi-misi merupakan salah satu wujud inkonsistensi paslonnya, baik itu inkonsistensi kebijakan, inkonsistensi program, dan inkonsistensi perspektif terkait Indonesia. Ironisnya lagi, bongkar-pasang visi-misi itu justru terlihat menjiplak visi-misi paslon 01 dan juga mengangkat apa yang sudah dikerjakan oleh Jokowi-JK dalam empat tahun ini. Jadi bongkar-pasang justru hasilkan karya jiplakan
Sekarang rakyat dapat melihat ketidakkonsistennya pasangan Prabowo – Sandi sangat jelas terlihat di masa-masa kampanye yang baru berjalan kurang lebih empat bulan ini. Karena itulah mari hijrah bersama. Ini pemilu untuk menampilkan gagasan terbaik yang menyetuh harapan rakyat itu sendiri bukan mempermainkan rakyat dengan kelabilan calon pasangan yang akan mempin rakyat nanti.
)* Mahasiwa FISIP Universitas Cendrawasih