Ulama Berperan Penting Cegah Ekstremisme dan Radikalisme
Oleh : Ismail )*
Ekstremisme dan radikalisme adalah 2 paham yang berbahaya, karena bisa meracuni pikiran masyarakat dan menghancurkan Indonesia. Untuk mencegah tersebarnya radikalisme maka dibutuhkan optimalisasi peran ulama.
Pemerintah berusaha mengendalikan laju radikalisme agar tidak menyebar ke seluruh WNI. Radikalisme dan terorisme jangan sampai mengubah Indonesia jadi lebih jelek. Kita tentu tak kau bernasib seperti Afghanistan yang pemerintahannya terguling gara-gara ulah kelompok teroris. Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat juga harus membantu pemerintah agar radikalisme dan ekstrimisme dihentikan penularannya.
Salah satu elemen masyarakat yang bisa menekan terorisme, radikalisme, dan ekstremisme adalah para alim ulama. Hal ini dikemukakan oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin. Menurutnya, ulama bisa mencegah radikalisme agar tidak merusak Indonesia.
Dalam artian, ulama bisa mencegah terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme karena memiliki pengaruh besar di tengah masyarakat. Jika para ulama kompak dalam melawan radikalisme maka akan diikuti oleh jamaah dan memviralkannya. Mereka selalu berpesan bahwa radikalisme dan ekstrimisme itu salah dan tidak boleh dilakukan di Indonesia.
Tiap ulama wajib memberi pengertian bahwa negara khilafah yang diagung-agungkan oleh kelompok radikal dan teroris itu salah. Pertama, tidak sesuai dengan budaya Indonesia yang majemuk. Takutnya akan ada kekacauan karena kelompok radikal sama sekali tidak toleran terhadap perbedaan. Jika ada perbedaan sedikit saja, mereka marah. Bahkan bisa membuat kekerasan seperti merusak fasilitas umum dan mengebomnya.
Kedua, kekhalifahan tidak sesuai dengan pancasila dan UUD 1945. Bisa jadi konsep itu aesuai dengan negara-negara di gurun pasir yang rata-rata berbentuk kerajaan, tetapi jika diterapkan di Indonesia tidak bisa. Konsep pancasila dan UUD 1945 sudah dibuat dengan matang oleh mendiang Bung Karno, Bung Hatta, dll. Sehingga tidak bisa diganti begitu saja oleh kelompok teroris.
Para alim ulama juga memberi tahu bahwa kelompok teroris dan radikal selalu menggunakan isu agama agar menarik perhatian banyak orang. Padahal bisa jadi mereka hanya mengutip dan tidak mencantumkan teks yang lengkap, sehingga konteksnya diputarbalikkan. Hal ini yang perlu diluruskan oleh mereka.
Seharusnya seluruh ustad dan ulama memberi ceramah yang menenangkan hati. Agama sebagai rahmat dan penuh perdamaian serta kasih sayang. Orang alim yang beragama wajib menjaga hubungan baik dengan Tuhan maupun sesama manusia.
Untuk menjaga syariat agama maka bisa dakwah dengan halus yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Bukan dengan cara-cara ekstrim seperti sweeping dengan kekerasan, penyerangan, dan pengeboman. Hal ini tak pernah dicontohkan di zaman nabi sehingga salah besar.
Sebaliknya, jangan malah pro kelompok teroris karena ulama yang mendukung radikalisme sama saja tidak setia kepada Indonesia. Mereka harus paham mengapa terorisme dan radikalisme dilarang di negeri ini. Jangan malah jadi pendukung, karena sama saja menyuburkan terorisme.
Menjadi ulama adalah sebuah privilege karena bisa memberi pengaruh di masyarakat dan gunakan privilege ini untuk berbuat kebaikan. Ceramah agama harus memberi pencerahan dan rasa bahagia, tanpa provokasi. Ulama harus ingat untuk menebar kedamaian. Bukannya malah jadi pro kelompok radikal dan teroris.
Terorisme dan radikalisme serta ekstremisme bisa dihancurkan dari Indonesia dengan kerja keras dari para ulama. Mereka memberi ceramah yang adem dan nasionalis.. Masyarakat juga wajib membantu ulama dengan menjauhi kelompok terorisme dan menghalau hoaks tentang jihad.
)* Penulis adalah warganet tinggal di Bogor