Upaya Deradikalisasi Demi Menangkal Terorisme
Oleh : Rahmat Kartolo )*
Badan Intelijen Negara BIN dan Yayasan Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat menyatakan bahwa sebanyak 41 masjid di lingkungan pemerintahan menjadi basis penyebaran ideologi radikal, 17 masjid diantaranya termasuk dalam kategori parah.
Beberapa masjid juga dipakai untuk menyebarkan ideologi radikalisme, ada juga yang dipakai untuk konsolidasi, bahkan ditemukan pula pengurus masjid yang menjadi agen perjalanan untuk siapapun yang hendak pergi ke suriah.
Dalam mengukur radikalisme juga terdapat indikator yang bisa digunakan, yaitu dengan mengobservasi sebuah ceramah. Pertama sikap pendakwah terhadap ideologi negara, kedua sikap mereka terhadap pemimpin nonmuslim dan yang ketiga adalah sikap para pendakwah terhadap agama lain.
Dalam kasus ini tentu memberikan early warning kepada segenap lapisan masyarakat, terutama para pengurus masjid agar senantiasa melakukan proses deradikalisasi dari hulu.
Hal ini mengacu pada aksi teror yang sempat terjadi di Surabaya dan Sidoarjo pada 13 Mei 2018 dan terjadi pula aksi teror satu hari setelahnya. Saat itu tiga keluarga meledakkan bom di lima titik berbeda.
Satu keluarga melakukan teror di tiga gereja. Setelah itu, keluarga Anton Ferdiantoro tewas pada Minggu malam terkena bom di kediamannya di Rusunawa Wonocolo Sidoarjo.
Aksi terakhir dilakukan keluarga di Markas Polres Kota Surabaya. Setelah itu, serangan juga sempat terjadi di Markas Polda Riau pada Rabu (16/05/2018)
Menkopolhukan Wiranto juga menuturkan bahwa kita bergerak di hulunya. Karena yang tampak sekarang adalah penanganan di hilir. Dirinya juga mendukung peran dai muda untuk terlibat aktif di masyarakat.
Sidney Jones berpendapat bahwa ISIS membuat ancaman terorisme di Indonesia lebih besar daripada 10 tahun yang lalu. Program deradikalisasi harus didasarkan pada data yang konkrit. Jika tidak mengeri proses radikalisasi maka program deradikalisasi kemungkinan besar tidak akan efektif.
Sidney Jones merupakan peneliti konflik separatis yang telah meneliti konflik yang terjadi di Aceh, Papua dan Mindanau. Selain itu dirinya juga telah meneliti konflik lokal di Poso, Maluku dan konflik antar etnis di Kalimantan.
Menurut Jones, beredarnya isu terkait sulitnya masuk ke Suriah membuat timbulnya seruan kepada orang yang berpaham radikal di Indonesia untuk berjihad di Negara yang lebih dekat yaitu Filipina. Hal ini tentu memerlukan kerjasama dengan pihak imigrasi untuk mengupayakan deradikalisasi.
Satu langkah yang perlu dilakukan adalah memahami motivasi seseorang untuk bergabung dengan kelompok radikal sehingga bisa mendesain program untuk menarik mereka dari jaringan ekstrim serta mencegah orang lain untuk mengikuti jalur mereka.
Fanatisme berlebihan menjadikan seseorang lepas kontrol dan mengganggu lingkungannya atau mengganggu ketertiban bersama secara umum. Model seperti inilah yang perlu mendapat perhatian dan pencegahan agar paham radikalisme tidak semakin melebar.
Pada lain kesempatan, Mendagri Tjahjo Kumolo telah meminta para aparatur pemerintahan, khususnya camat, melakukan koordinasi dengan TNI – Polri dan tokoh agama untuk mendeteksi adanya terorisme yang membahayakan masyarakat.
Teroris merupakan ancaman yang serius, kehadirannya dapat membahayakan keselamatan bangsa dan negara serta kepentingan nasional. Ancaman terorisme perlu dicegah dengan salah satu program yaitu Deradikalisasi. Deradikalisasi merupakan segala upaya yang dilakukan untuk menetralisir paham – paham radikal melalui pendekatan interdisipliner, seperti hukum, psikologi, agama dan sosial – budaya.
Pelaksanaan deradikalisasi yang efektif tidak akan berjalan jika dilakukan masing – masing. Hal ini memerlukan sinergi antarkomponen terkait guna mencegah dan menanggulangi berkembangnya paham deradikalisasi di Indonesia.
Upaya deradikalisasi juga bisa diupayakan dari sektor pendidikan, dimana Kemendikbud memiliki wewenang untuk melakukan penataan ulang kurikulum dengan memasukkan penguatan pendidikan karakter. Kebijakan yang mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan radikalisme.
Masa depan Indonesia bergantung dengan upaya saat ini untuk menyiapkan generasi penerus agar memiliki daya tahan dalam menghadapi dan menangkal paham radikal yang mengancam kehidupan berbangsa.
Kemdikbud bersama dengan Kementrian Agama dan BNPT juga telah menandatangani nota kesepahaman tentang pencegahan paham radikal dan intoleransi di lingkungan sekolah.
Hal yang tak kalah penting adalah memberikan pemahaman yang sebenarnya tentang demokrasi, bahwasanya demokrasi yang kita anut adalah demokrasi Pancasila dan hal ini harus dipahami dengan baik. Pemahaman akan pancasila harus digalakkan pada setiap jenjang pendidikan, karena sejatinya paham radikalisme bertujuan untuk merusak ideologi pancasila yang merupakan dasar negara.
Selain upaya di dunia nyata, deradikalisasi juga sudah sepatutnya merambah dunia maya. Hal ini dikarenakan tingginya lalu lintas situs – situs radikal yang justru semakin menarik lebih banyak orang berkunjung dan menganggap situs tersebut sebagai situs acuan.
Bagi mereka yang baru saja mengenal Agama, pesan – pesan yang diajarkan di dalam situs tersebut dapat berakibat buruk. Banyak orang Indonesia yang saat ini sedang giat belajar agama. Tapi, karena mereka tidak tahu harus bertanya kemana, mereka belajar melalui Internet. Dan celakanya, orang – orang yang baru belajar memperdalam ilmu agamanya itu justru masuk ke dalam situs – situs radikal hanya karena traffic situs tersebut tinggi.
Upaya deradikalisasi yang bisa dilakukan adalah dengan membangun brand image sebagai wajah Islam yang ramah dan damai. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkaya konten situs tersebut dengan melibatkan ulama untuk menyumbang tulisan yang mengandung nilai islam.
Dengan adanya keterlibatan para ulama, tentu kredibilitas media islam pun dapat meningkat sehingga situs – situs radikal tersebut harapannya bisa diredam.
Selain itu untuk mendengungkan deradikalisasi tentu juga perlu melibatkan berbagai media untuk mengkampanyekan keberagaman. Serta memperkuat wacana alternatif yang menunjukkan wajah Islam yang ramah dan damai.
)* Penulis adalah pemerhati sosial politik