Polemik Politik

Komitmen Pemerintah dalam Melakukan Penyesuaian Harga Beras SPHP Meningkatkan Semangat Petani

Oleh : Miska Putri L )*

Kenaikan harga beras yang sedang terjadi akhir-akhir ini mendorong pemerintah untuk bergegas antisipasi dengan melibatkan seluruh lembaga yang berkaitan dengan stabilisasi pangan dan meningkatkan hasil produksi tanaman petani yang saat ini terdampak dari kekeringan berkepanjangan.

Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) menyebutkan penyesuaian harga batas atas beras operasi pasar, yang dinamakan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP), dari Rp 9.450 menjadi Rp 10.900 per kg mulai 1 September 2023 guna meningkatkan semangat petani untuk menanam padi.

Dalam hal tersebut, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengatakan Perintah atas arahan Bapak Presiden menaikkan harga beras kurang lebih 20 persen. Diharapkan dapat meningkatkan semangat petani untuk menanam padi.

NFA sudah lama ingin menyesuaikan harga beras SPHP lantaran adanya kenaikan biaya produksi sejak akhir tahun lalu. Ia memerinci kenaikan mulai dari harga sewa lahan, harga benih, harga pupuk dan kenaikan BBM pada September-Oktober tahun lalu. bahkan telah menyiapkan aturan Badan Pangan mengenai penyesuaian SPHP.

Melalui pemenuhan kebutuhan pasokan beras yang mencukupi sesuai HET, maka stabilitas harga Beras Medium di pasaran akan terjaga, sehingga daya beli masyarakat pun dapat terus dijaga.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan jajarannya telah menyiapkan Beras SPHP di berbagai outlet baik pasar rakyat maupun ritel modern. Perlu di sampaikan kepada seluruh masyarakat agar tidak usah takut, datang saja ke pasar-pasar, Bulog sudah menyiapkan semuanya. Pemerintah melakukan kegiatan SIGAP SPHP (Siap Jaga Harga Pasar dengan SPHP) untuk memastikan ketersediaan Beras SPHP ada di seluruh pasar dan ritel-ritel secara kontinyu.

Beras yang dikelola oleh Bulog tersebut, atau juga bisa dikatakan beras dari Pemerintah RI sama sekali tidak kalah dengan kualitas beras pada umumnya, lantaran Pemerintah terus berupaya bukan hanya sekedar memberikan harga yang terjangkau serta bisa diakses oleh semua kalangan masyarakat, namun juga terus memperhatikan bagaimana kualitas beras yang diberikan.

Pemerintah sendiri memang senantiasa terus berupaya dalam menjaga stabilisasi harga dan juga stok beras dengan menggelontorkan beras operasi pasar atau SPHP di beberapa pasar tradisional maupun retail modern dan hal tersebut patut di berikan apresiasi.

Melalui pemenuhan kebutuhan pasokan beras yang mencukupi sesuai HET, maka stabilitas harga Beras Medium di pasaran akan terjaga, sehingga daya beli masyarakat pun dapat terus dijaga. 

Penulis melihat kegiatan SIGAP SPHP beras yang dilaksanakan melalui Perum Bulog selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan serta upaya pengendalian inflasi dan mengintruksi ke seluruh jajaran bahwa penyaluran beras SPHP harus berjalan lancar sepanjang tahun. Hal ini tentunya juga didukung oleh Pemerintah Daerah di berbagai wilayah dengan meningkatkan cadangan pangannya masing-masing.

Strategi terukur yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam melakukan stabilisasi akan harga beras di pasaran menjadikan petani juga ikut diuntungkan, karena terjadi kesepakatan harga dan keseimbangan yang baik, antara bagaimana kebutuhan para petani lokal dalam negeri dengan harga yang mampu dijangkau oleh masyarakat umum selaku konsumen.

Sekper Perum Bulog, Awaludin Iqbal mengatakan bahwa beras impor kini telah disebarkan ke pasar-pasar untuk mengintervensi harga beras dengan mengedepankan gerakan nasional penanganan El Nino, menyebarkan beras SPHP, serta bantuan pangan beras selama tiga bulan terakhir (September, Oktober, dan November).

Melakukan impor beras secara terukur, yang mana hal tersebut tidak akan berdampak pada jatuhnya harga beras atau gabah kering panen di tingkat para petani lokal dalam negeri. Tentunya bukan tanpa alasan hal tersebut bisa terjadi, pasalnya untuk beras hasil impor yang dilakukan hanya sekedar untuk menjamin stok saja, serta tidak dengan mudah dan tidak sembarangan langsung dijual bebas di pasaran.

Bapanas menyebutkan bahwa dengan adanya penyesuaian harga batas atas beras operasi pasar, yang dinamakan SPHP yakni Rp 10.900 per kg mulai tanggal 1 September 2023 lalu, digunakan untuk semakin meningkatkan semangat dari para petani dalam menanam padi.

Dirut Bulog, Budi Waseso mengatakan dari awal tahun 2023 ini hingga sekarang, pihaknya telah menggelontorkan hingga sebanyak 756 ribu ton beras SPHP di seluruh Indonesia melalui pedagang pengecer dan juga berbagai ritel modern.

Pertimbangan antara harga dari petani dan juga harga beras yang sampai di tangan para konsumen memang keduanya harus bisa terus dijaga dengan baik.

Seluruh upaya yang dilakukan oleh Pemerintah memang bukan hanya sekedar mementingkan rakyat dan konsumen saja, melainkan juga terus menimbang bagaimana kebutuhan dari para petani, sehingga dari kebijakan strategis dan terukur yang dilakukan tetap menguntungkan para petani lokal dalam negeri.

)* Penulis adalah Mahasiswa Ekonomi di Semarang

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih