Vaksinasi, 3M, 3T Dan Kebangkitan Sosial, Ekonomi Indonesia Di Masa Pandemi Covid-19
Oleh: Abie *(
Optimisme kebangkitan Sosial Ekonomi Indonesia mulai bergema pasca bergulirnya program vaksinasi Covid-19 serta penerepan disiplin 3 M 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak) serta 3T (Tracing, Testing, Treatment). Optimisme tersebut terbentuk berkat kerjsama yang baik antara masyarakat, Tenaga Medis dan Pemerintah Indonesia.
Dikutip dari media kontan.id, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yakin ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 ekonomi dapat masuk ke dalam zona positif. Optimisme tersebut didasari atas program vaksin virus corona (Covid-19) hingga rencana vaksinasi massal dan belanja negara sebagai motor penggerak perekonomian dalam negeri.
“Vaksinasi dan langkah-langkah protokol kesehatan menjadi sentimen utama ekonomi. Keberhasilan pengendalian virus corona akan menentukan arah rebound dan recovery ekonomi”
“Ekonomi Indonesia bisa rebound dan recovery secara terus menerus, itu tentu tergantung dari penanganan Covid-nya sendiri,” terang Sri Mulyani
Selain itu, indikasi optimisme juga muncul dari pasar saham IHSG (I ndeks Harga Saham Gabungan) yang meroket pada awal program vaksinasi COVID-19. Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan 11 Januari 2021 IHSG naik dua persen atau 125,10 poin ke posisi 6.382,93. Indeks saham LQ45 mendaki 2,22 persen ke posisi 1.001,02. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.
Fenomena tersebut diperkuat oleh pernyataan pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia (UI), Budi Frensidy mengatakan ada beberapa sentimen yang membuat hal ini bisa terjadi, salah satunya vaksin COVID-19.
Disamping itu, dengan mengedepankan disiplin 3 M, saat ini kehidupan sosial masyarakat Indonesia berangsur pulih. Kegiatan keagamaan yang sebelumnya sempat beberapa kali terhenti juga mulai aktif kembali, meskipun dengan penerapan protocol kesehatan.
Optimisme yang terbangun ditengah masyarakat ternyata tidak berjalan dengan mulus. Apalagi diawal program vaksinasi yang dicanangkan pemerintah, beragam hoax muncul seolah tidak rela dengan upaya pemerintah dalam mengatasi pandemic covid-19.
Hoax tersebut beredar dengan cepat melalui sosial media dan jaga dunia maya dari oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Dari segala sudut memberikan serangan kepada program vaksin mulai dari alasan medis kehalalan dan lain sebagainya. Beberapa diantaranya isu hoax soal vaksin Covid-19 yang paling popular yakni, “Penerima vaksin perdana Pfizer Meninggal Dunia” informasi tersebut menyebar melalui social media Facebook, Kamis 7 Januari 2021 dibagikan sebanyak 251 kali, psotingan tersebut berisi “Innalilillahi, penerima vaksin perdana meninggal dunia usai disuntikan vaksin Pfizer”
Pada faktanya orang yang pertama kali disuntik vaksin dari perusahaan Biofarma Pfizer bernama Margaret Keenan, Warga Negara Inggris berusia 90 Tahun dan masih hidup hingga saat ini. Beragam isu negative lainnya soal program vaksin seolah ingin menghambat upaya pemerintah dalam memerangi covid-19 di Indonesia.
Untungnya, berbagai media mainstream ikut memberikan literasi kepada masyarakat tentang program vaksin. Upaya tersebut perlahan-lahan dapat mengurangi distrust masyarakat terhadap program vaksinasi tersebut.
Dikutip dari media Kesehatan yang kredibel, banyak manfaat dari program vaksinasi covid-19 sebagai salah satu upaya dalam menyelamatkan Indonesia dari Pandemi Covid-19, diantaranya, Mencegah tubuh terinfeksi Covid-19, Mencegah komplikasi Covid-19, membangun antibody kelompok masyarakat, Meminimalisir penularan Covid-19.
Meski demikian, Vaksinasi bukanlah dewa yang seolah-olah jika sudah mendapatkan vaksin otomatis Indonesia terbebas dari pandemicovid-19. Vaksinasi hanya sebagai katalisator dengan tetap memperhatikan protokol Kesehatan, perilaku 3M dan 3T yang disiplin.
)* Penulis adalah warganet tinggal di Medan