Vaksinasi dan Disiplin Protokol Solusi Cegah Penyebaran Corona
Oleh: Putu Prawira )*
Vaksinasi nasional adalah harapan baru untuk mengakhiri pandemi Covid-19. Pemberian imunisasi wajib bagi seluruh masyarakat, tanpa kecuali. Kita tentu tidak mau tertular corona. Sehingga masih harus mematuhi protokol kesehatan, walau sudah diberi vaksin.
Pandemi covid-19 sudah kita lalui selama 8 bulan. Selama ini masa suram terus menghantui, karena pasien corona gugur satu-persatu. Virus covid-9 memang menyerang semua orang, tak peduli kaum tua maupun muda. Bahkan yang berusia lebih dari 50 tahun lebih beresiko, karena mereka punya komorbid alias penyakit bawaan. Sehingga jika terserang virus covid-19 lebih susah sembuh.
Masyarakat bisa bernapas lega karena vaksin Sinovac hadir untuk mengatasi segala problema ini. Meski kedatangannya masih awal tahun depan, tapi ada harapan baru untuk mengakhiri masa pandemi. Sehingga kita bisa melanjutkan hidup secara normal dan tak lagi dibayang-bayangi ketakutan akan penularan corona. Kondisi ekonomi juga akan membaik karena krisis global berakhir.
Dokter Reisa Broto Asmoro menyatakan bahwa ketika ada vaksin, penularan penyakit tertentu dapat dicegah, orang-orang terlindungi dari wabah penyakit, dan kekebalan komunitas akan muncul. Sehingga wabah dapat dikendalikan. Ketika pandemi berakhir maka masyarakat bisa kembal produktid. Oleh karena itu, vaksinasi menjadi hal yang sangat penting.
Lanjut Dokter Reisa, orang-orang yang nantinya mendapatkan vaksin tak hanya melindungi dirinya sendiri, tapi juga orang lain. Karena ada herd immunity atau kekebalan lingkungan. Sehingga vaksin wajib dilakukan agar kita bisa keluar dari pandemi dan semua orang mendapat perlindungan.
Jangan ada yang menolak vaksin dengan alasan haram, karena MUI sudah menjamin kehalalannya. Vaksin Sinovac terbuat dari gelatin sapi, bukan babi. Lagipula, MUI dan beberapa lembaga pemerintah juga turut mengawasi proses pembuatan vaksin. Jadi sudah dijamin aman dan halal. Kaum anti vaksin tak bisa berkelit lagi, karena semua orang wajib diimunisasi.
Pemberian vaksin akan diberikan secara bertahap. Pemerintah akan memberikan prioritas penyuntikan kepada para tenaga medis, karena mereka lebih beresiko tertular corona dari para pasien. Setelah itu baru warga sipil yang akan diimunisasi. Pemberiannya diprioritaskan ke wilayah zona hitam dan merah. Namun jangan khawatir karena semua WNI akan mendapatkannya, hanya butuh kesabaran.
Selama masih menunggu datangnya vaksin covid-19, kita masih wajib menerapkan protokol kesehatan. Jangan malah merasa lelah dan melepa masker, karena menyerah dengan pandemi yang berlangsung hampir setahun. Justru ketika belum diimunisasi, masker harus selalu dipakai di luar rumah, agar tidak tertular corona.
Ingatlah sekarang masih banyak OTG yang berkeliaran. Mereka tak tahu bahwa sedang membawa virus covid-19, jika tak dites swab terlebih dahulu. Lagipula, gejala corona pada orang yang terinfeksi tidak terlalu kelihatan pada fisiknya. Berbeda dengan penyakit lain seperti cacar ar, yang pasiennya punya bintk merah di sekujur tubuh.
Kita masih wajib untuk pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak, karena situasi di lapangan agak kacau. Ada OTG yang merahasiakan bahwa ia positif corona, namun nekat bekerja karena bosan saat karantina mandiri. Sehingga ia bisa menularkan pada rekan sekantor yang tidak bersalah. Jika teman kerjanya disiplin menjaga protokol kesehatan dan menjaga imunitas, tak akan mudah tertular.
Selangkah lagi kita akan mendapatkan vaksinasi corona. Imunisasi ini wajib diberikan agar mendapatkan herd immunity, sehingga pandemi covid-19 segera berakhir dan kita bisa beraktvitas lagi seperti biasa. Ingatlah untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dan jangan pernah melepas masker, agar tak ada lagi penularan corona dan jumlah pasiennya menurun.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini