Wamena Kondusif, Masyarakat Harus Waspadai Hoax
Oleh : Yeremia Kogoya )*
Situasi Wamena pasca kerusuhan telah berangsur kondusif. Kendati demikian, warga diimbau untuk tidak mudah mempercayai aneka berita hoax yang beredar.
Demonstrasi anarkis akibat hoax di Wamena pada senin (23/09) telah merugikan banyak pihak. Aksi demo dipicu oleh kabar (hoax) ujaran rasialisme dari guru kepada sang murid di salah satu sekolah menengah atas. Aksi ini dilakukan sebagai wujud solidaritas namun sangat disayangkan harus berakhir dengan pengrusakan dimana-mana.
Peristiwa perusakan itu meliputi pembakaran gedung bupati, fasilitas publik hingga rumah-rumah warga. Lembaga layanan PLN, ruko, kios ada pula laporan terkait salah satu pusat perbelanjaan terbesar dengan nilai investasi ratusan juta juga menjadi amukan para demonstran.
Wiranto selaku Menkopolhukam menyatakan jika motif demo tersebut dinilai telah disusupi oleh kelompok separatis. Yang mana ingin mengambil perhatian saat momen sidang Umum PBB tengah digelar di New York, Amerika Serikat. Ia juga menyatakan jika telah menemukan sejumlah bukti bahwa kekuasaan itu tak serta-merta terjadi, namun ada kaitan erat dengan apa yang sekarang sedang terjadi di AS, yakni sidang umum PBB.
Gerakan Papua Merdeka ingin menunjukkan eksistensinya. Mereka memberikan provokasi kepada teman-temannya di Papua juga Papua Barat guna melakukan satu gerakan yang menonjolkan eksistensinya. Wiranto juga menegaskan jika gerakan anarkis tersebut merugikan masyarakat serta melanggar hukum. Aparat dipastikan untuk terus berusaha menciptakan keamanan, serta mengimbau agar warga tak terprovokasi dengan aksi yang memiliki tujuan politis tersebut. Implikasinya, warga akan terhindar dari bulan-bulanan pihak yang mencari keuntungan saja.
Wiranto turut menjelaskan jika pihak aparat akhirnya mampu meredam gejolak. Suasana-pun dinyatakan kondusif. Aparat dan pemerintah saat ini tengah melakukan perbaikan, juga merehabilitasi rumah-rumah warga beserta kantor dan layanan publik lain, yang rusak akibat kerusuhan tempo hari. Terkait korban, akan dilakukan sejumlah perawatan yang baik. Selain itu upaya agar kedamaian dan kerukunan kembali normal juga gencar dilaksanakan.
Kabar baik lainnya datang dari Pejabat Polda Papua. Pihaknya mengklaim situasi di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya berangsur kondusif, pascademo anarkis yang berujung ricuh. Yang mana dilakukan oleh sejumlah pelajar SMP dan SMA wilayah setempat.
Demo yang dipicu ujaran rasialis guru terhadap murid ini agaknya telah diselidiki ke sekokah terkait. Dan ternyata hal tersebut tak pernah terjadi. Kejadian awal dijelaskan saat sejumlah pelajar di Wamena mendatangi sekokah lain untuk berdemo. Sekitar 200 an pelajar juga warga. Namun, agaknya sekolah yang diajak tak menanggapi, sehingga terjadilah perlawanan. Bahkan, pendemo ini juga melakukan hal yang sama kepada sekolah lainnya, termasuk melakukan pelemparan.
Warga sekitar terpaksa mengungsi, kekhawatiran datang saat massa mengamuk dan merusak segala yang ada didekatnya. Diketahui sekitar 3000 warga melakukan pengungsian, 1500 diantaranya berada di area Kodim 1702. Aparat TNI juga membangun dapur darurat serta memasak bahan yang tersedia guna memenuhi kebutuhan pangan. Para pengungsi mendirikan tenda-tenda di lapangan kodim untuk berteduh dan tidur. Meski dinilai telah kondusif, warga mengaku belum berani pulang. Mereka takut jika akan ada aksi susulan.
Lebih lanjut dikabarkan jika pendemo sempat melakukan negosiasi dengan Bupati Jayawijaya. Namun, hal tersebut terlihat tidak berkenan, dikarenakan aksi pembakaran juga pelemparan masih berlangsung, termasuk di kantor bupati setempat. Hingga kini aparat di Wamena tengah mengidentifikasi kerugian baik materiil serta manusia yang belum didapatkan secara otentik.
Diimbau kepada seluruh masyarakat, jika perdamaian, kerukunan, dan keamanan itu sangat dibutuhkan. Mengingat situasi semacam ini tidak dikehendaki semua pihak, maka mari kita ikut mewujudkan situasi aman, nyaman dan kondusif. Hindari kabar hoax yang belum tentu kebenarannya. Hal ini bertujuan untuk meredam efek provokasi yang sebelumnya mengakibatkan insiden ini.
Terakhir, meski mengatasnamakan solidaritas, agaknya seluruh pihak harusnya mampu menyaring segala informasi yang positif maupun negatif. Tujuannya ialah agar terhindar dari kejadian-kejadian semacam ini. Yang mana telah terbukti merugikan banyak pihak. Demo anarkis ini dinilai sebagai aksi yang tidak terpuji serta tidak bermanfaat. Semoga Wamena kembali seperti sedia kala, dan tak akan ada lagi kejadian-kejadian serupa.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua, tinggal di Jakarta