Polemik Politik

Dukung Vaksinasi Booster Kedua untuk Kelompok Rentan

Oleh : Edwin Harahap

Vaksinasi Covid-19 dosis keempat akan diberikan lagi ke masyarakat Indonesia, dan kelompok rentan  akan diprioritaskan. Kelompok rentan di antaranya adalah lansia (lanjut usia) dan tenaga kesehatan. Lansia rata-rata punya komorbid sehingga termasuk kategori rentan. Sedangkan tenaga kesehatan diprioritaskan karena mereka beresiko tinggi dan sering berkontak dengan pasien corona.

Vaksinasi adalah cara untuk terhindar dari corona, selain berdisiplin mematuhi protokol kesehatan 10M. Awalnya vaksinasi lengkap terdiri dari 3 suntikan, yakni dosis pertama, kedua, dan booster. Namun akan ditambah dengan booster kedua sehingga total 4 dosis yang masuk ke tubuh, dan melindungi dari virus Covid-19 varian dan subvarian apa saja.

Vaksin booster kedua sudah tersedia tetapi sementara ini diprioritaskan untuk kelompok rentan. Dokter Pandu Riono, Epidemiolog dari Universitas Indonesia, menyatakan bahwa ada dua kelompok utama yang perlu mendapatkan booster kedua, yakni tenaga kesehatan dan lansia. Mereka yang penting mendapat (booster) karena nakes merupakan pihak terdepan dalam pelayanan kesehatan, sedangkan lansia beresiko tinggi (kena corona).

Masyarakat mendukung prioritas kelompok rentan dalam pemberian vaksinasi booster kedua karena lansia memang harus diutamakan. Pertama, mereka memiliki penyakit bawaan seperti sakit jantung, tekanan darah tinggi, dll. Kedua, lansia rata-rata punya imunitas yang lebih rendah. Oleh karena itu mereka harus mendapatkan vaksin booster kedua terlebih dahulu daripada kelompok usia yang lain.

Jika di rumah ada lansia maka anaknya wajib mengantarkannya untuk mendapatkan vaksin booster. Caranya, download aplikasi Peduli Lindungi, lalu akan muncul jadwal sekaligus undangan vaksin booster kedua. Bawalah ponsel berisi undangan digital tersebut ke RS terdekat yang menyediakan vaksinasi, lalu lansia akan disuntik vaksin dan mendapatkan imunitas tambahan, serta terhindar dari corona.

Sementara para tenaga kesehatan (nakes) juga diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin Covid-19 booster kedua, karena pekerjaan mereka memiliki resiko yang sangat tinggi. Bisa jadi tiap hari berhadapan dengan pasien corona, dan walau sudah memakai masker lengkap dengan APD, tetap beresiko tinggi. Penyebabnya karena tenaga dan pikiran terus dipakai selama bekerja di Rumah Sakit, dan ditambah dengan lembur saat pasien bertambah.

Lingkungan kerja di rumah sakit juga beresiko tinggi karena tak hanya ada potensi virus Covid-19, tetapi juga virus dan bakteri lain. Oleh karena itu wajar jika dokter, perawat, dan nakes lain diberi suntikan vaksin corona dosis keempat terlebih dahulu daripada mayarakat umum.

Booster kedua diperlukan untuk menambah imunitas tubuh. Suntikan diberikan 4-6 bulan setelah booster pertama untuk meningkatkan daya tahan tubuh, karena setelah masa itu perlindungan terhadap corona cenderung menurun. Untuk meningkatkannya maka butuh suntikan vaksin booster.

Jangan hanya puas dengan booster pertama, apalagi jika hanya 2 kali vaksin. Bisa jadi lansia lupa mengecek jadwal vaksinasi (karena sudah agak pikun). Oleh karena itu anak atau cucunya wajib mengingatkan dan mengantarkan mereka untuk mendapatkan vaksinasi booster kedua.

Vaksin booster beda dengan vaksin dosis pertama dan kedua karena hanya diberikan setengah dosis. Hal ini untuk meminimalisir efek samping dari vaksinasi seperti pegal di lengan, demam, sering mengantuk, kelaparan, dll. Sedangkan untuk merek booster juga perlu dikonsultasikan dengan dokter, karena untuk yang disuntik vaksin Sinovac (pada dosis pertama dan kedua) boosternya bisa berbeda dengan yang disuntik Pfizer atau merek lain.

Sementara itu, dokter Andi Khomeini Takdir Haruni,SpPD, menyatakan bahwa Indonesia sudah memulai vaksinasi booster pertama pada bulan Agustus 2021. Menurut beberapa penelitian, angka antibodi tubuh terhadap corona yang dipicu oleh vaksinasi covid-19 sudah berkurang delapan bulan pasca pemberiannya. Oleh karena itu vaksinasi booster tahap kedua diberikan bertahap, mulai akhir Mei 2022.

Menurut dokter Andi Khomeini, ada beberapa golongan yang diprioritaskan dalam pemberian vaksin booster dosis kedua selain nakes. Pertama adalah lansia yang berusia di atas 50 tahun. Suntikan diberikan pasca 4 bulan dari booster pertama. Kedua adalah masyarakat yang memiliki gangguan kekebalan sedang sampai berat, dan berusia di atas 12 tahun.

Namun pada praktiknya, baru tersedia vaksin booster untuk lansia dan tenaga kesehatan. Masyarakat umum memakluminya karena mereka memang memiliki resiko yang sangat tinggi dan imunitasnya lebih rendah daripada orang biasa. Mereka sabar menunggu agar pemerintah memberikan vaksinasi booster kedua untuk seluruh warga negara Indonesia di atas 6 tahun.

Masyarakat mendukung vaksinasi booster kedua alias suntikan keempat, agar lebih kebal dari ganasnya corona. Penyebabnya karena saat ini ada banyak varian dan subvarian baru virus covid-19 seperti XBB dan Centaurus. Pemberian vaksin booster kedua diprioritaskan untuk tenaga kesehatan dan lansia karena mereka memiliki resiko tinggi. Sedangkan lansia rata-rata punya penyakit bawaan, sehingga wajib dibooster agar bebas corona.

)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih