Polemik Politik

Warga Bencana Sumatera Mulai Huni Huntara, Kehadiran Negara Semakin Terasa

Oleh : Zaki Walad )*

Bencana selalu datang tanpa aba-aba, meninggalkan luka fisik dan psikis bagi masyarakat terdampak. Namun, cara negara merespons bencana itulah yang menentukan apakah penderitaan warga berlarut atau perlahan dipulihkan. Dalam konteks bencana yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, langkah pemerintah membangun hunian sementara (huntara) patut dipandang sebagai wujud kehadiran negara yang konkret, terukur, dan memberi harapan.

Bagi masyarakat yang terdampak bencana, kehilangan rumah bukan sekadar hilangnya bangunan fisik. Rumah adalah ruang aman, tempat berteduh, dan pusat kehidupan keluarga. Karena itu, ketika banjir bandang dan bencana alam melanda sejumlah wilayah di Sumatera, dampak yang dirasakan warga tidak hanya bersifat material, tetapi juga psikologis. Dalam situasi seperti ini, kehadiran negara menjadi harapan utama, sekaligus penentu apakah warga mampu bangkit atau justru terjebak dalam ketidakpastian yang berkepanjangan.

Kini, harapan itu mulai dirasakan secara nyata oleh masyarakat. Pembangunan hunian sementara (huntara) di berbagai daerah terdampak bencana menjadi penanda bahwa fase darurat perlahan bergeser menuju pemulihan. Di Sumatera Barat, misalnya, ratusan unit huntara mulai dibangun di beberapa kabupaten dan kota. Sebagian di antaranya bahkan telah selesai dan sudah ditempati warga. Dari sudut pandang masyarakat, ini bukan sekadar proyek pembangunan, melainkan bukti bahwa mereka tidak ditinggalkan.

Cerita warga yang mulai menempati huntara menggambarkan perubahan besar dalam keseharian mereka. Setelah sebelumnya hidup di tenda pengungsian dengan keterbatasan ruang, privasi, dan kenyamanan, kini mereka memiliki tempat tinggal yang lebih layak. Fasilitas dasar seperti air bersih, listrik, ruang tidur, dan dapur sederhana memberi rasa aman yang sangat berarti. Bagi keluarga terdampak, tidur dengan tenang dan memasak makanan sendiri adalah kemewahan sederhana yang sempat hilang akibat bencana.

Kenyamanan ini kerap disampaikan warga dengan bahasa yang lugas dan jujur. Mereka merasa bantuan berjalan, kebutuhan dasar tercukupi, dan kondisi jauh lebih baik dibandingkan posko darurat. Meski hunian sementara tersebut belum sepenuhnya menggantikan rumah yang hilang, keberadaannya menjadi titik balik penting. Dari perspektif kebencanaan, fase transisi seperti inilah yang sering kali menentukan kecepatan pemulihan sosial dan psikologis masyarakat.

Menariknya, di balik rasa syukur itu, terselip pula sikap realistis dan dewasa dari warga terdampak. Sebagian menyadari bahwa rumah lama mungkin tidak bisa kembali ditempati, dan mereka siap membangun kehidupan baru di lokasi yang lebih aman. Sikap ini menunjukkan meningkatnya kesadaran risiko bencana di tingkat masyarakat. Relokasi tidak lagi dipandang sebagai kehilangan semata, tetapi sebagai upaya untuk hidup lebih aman di masa depan. Dalam konteks ini, kebijakan pemerintah membangun huntara di lokasi yang relatif aman patut diapresiasi.

Dari sisi kebijakan nasional, kehadiran Presiden Prabowo Subianto yang meninjau langsung pembangunan huntara memberikan makna tersendiri bagi warga. Bagi masyarakat di daerah bencana, perhatian langsung dari kepala negara bukan hanya soal simbol politik, melainkan penguatan rasa diperhatikan. Pesan yang ditangkap warga sederhana namun kuat: negara hadir dan bekerja untuk mereka. Komitmen bahwa hunian sementara dibangun cepat agar warga tidak terlalu lama tinggal di tenda memberikan kepastian yang sangat dibutuhkan.

Lebih jauh, pemerintah juga menyiapkan langkah lanjutan berupa pembangunan hunian tetap. Informasi mengenai rumah permanen dengan ukuran yang layak dan kualitas yang baik memberi harapan jangka panjang bagi warga. Rencana pembangunan ribuan unit hunian tetap, termasuk yang didukung pembiayaan non-APBN, menunjukkan keseriusan negara dalam memulihkan kehidupan masyarakat terdampak bencana. Bagi warga, ini adalah janji masa depan yang memberi kekuatan untuk bertahan hari ini.

Sebagai pengamat kebencanaan, Penulis memandang apa yang dirasakan masyarakat saat ini sebagai hasil dari pendekatan penanganan bencana yang semakin terintegrasi. Negara tidak hanya fokus pada evakuasi dan bantuan darurat, tetapi juga memikirkan aspek transisi dan pemulihan secara berkelanjutan. Namun, pekerjaan tentu belum selesai. Tantangan ke depan adalah memastikan kualitas bangunan tetap terjaga, lokasi hunian benar-benar aman, serta warga mendapatkan pendampingan sosial dan ekonomi agar mampu mandiri kembali.

Yang tak kalah penting, pengalaman masyarakat ini perlu menjadi pelajaran bersama. Bencana memang tidak bisa sepenuhnya dicegah, tetapi dampaknya bisa diminimalkan melalui kesiapsiagaan, mitigasi, dan tata kelola pascabencana yang baik. Ketika warga merasakan langsung manfaat kebijakan negara, kepercayaan publik akan tumbuh. Kepercayaan inilah modal sosial paling berharga dalam menghadapi bencana-bencana berikutnya.

Pada akhirnya, kebahagiaan sederhana warga yang kini bisa tinggal lebih layak, menikmati air bersih, dan kembali menjalani rutinitas keluarga adalah indikator keberhasilan yang paling nyata. Dari sudut pandang masyarakat, huntara bukan hanya bangunan sementara, melainkan simbol bahwa di tengah ujian berat, negara benar-benar hadir. Dan ketika negara hadir dengan kerja nyata, warga pun menemukan kembali harapan untuk bangkit dan menata hidup ke depan.

)* Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih
m.jbmarugroup.comftp.archilab-doma.comm.primeblendind.comm.jawamotorcycles.czm.laboratoriocelada.com.arftp.netbek.co.zamanoa.educationm.sulaeman.comapi.micropasts.orgm.daijiangtao.blogm.bellawoo.commultipath-tcp.comm.ayanacampbell.comm.balry.comftp.epistemics.netftp.akperhusada.ac.idftp.atl.ac.idftp.akbidds.ac.idftp.aakt.ac.idm.inversion-engine.comwhm.web.hariansilampari.co.idpop.centurio.netm.ftp.intech.edu.arm.smoothieware.orgid.oliveryang.netintro.vtaiwan.twftp.netbek.co.zam.sometext.comm.sontek.netpmb.akperhusada.ac.idm.akbidds.ac.idm.akperhusada.ac.idm.atl.ac.idm.aakt.ac.idakbidds.ac.idatl.ac.idaakt.ac.idakperhusada.ac.idimplementa.com.pyfundaciontexo.orglangvalda.co.uksciencebus.gov.bdwww.empresariosaltiplano.comnatsci.manoa.hawaii.edumicrobiology.manoa.hawaii.edubiodiversity-reu.manoa.hawaii.edugarciaaliaga.comswasthayurveda.lkrsud.sintang.go.idcmis.cro.moial.p3.gov.nplp3m.itb-ad.ac.idcestanobre.com.brwww.semanadafisica.unir.brwww.bstwn.orgm.laboratoriocelada.com.arftp.angleton.ioid.improveffect.comwww.akperhusada.ac.idisef.nenc.gov.uanenc.gov.uawww.tebadul.comwww.imtacar.comdigamus-award.dekulturtussi.deankevonheyl.deheylshof.deherbergsmuetter.deprgc.edu.injbmarugroup.comakbidpemkabbgoro.ac.idintermex.rswww.drzarirudwadia.comwww.laparoscopyindia.comherniasocietyofindia.orgmuslimwriters.orgmkausa.orgwww.quranfacts.comjournal.hcsr.gov.sysjcr.hcsr.gov.sysubmit.hcsr.gov.syqlu.ac.paandrzejsikorowski.plinterlexa.rsqlu.ac.pawww.ryscontrol.com.arwww.expresobsastucuman.com.arwww.korrekturen.dewww.99stationstreet.com/food/www.99stationstreet.com/Menu_Dinner/icba-sucre.edu.bopibid.orgbirdc.ug