Warga Diharap Tidak Mudik saat Nataru untuk Cegah Corona
Oleh : Kevin Rudolf )*
Saat libur Natal dan tahun baru (Nataru) ada tanggal merah tetapi warga diharap untuk tidak mudik terlebih dahulu karena masih masa pandemi Covid-19. Tetaplah sabar dan tenang saat Nataru dan berbahagialah dengan beristirahat di dalam rumah.
Apa rencana Anda di akhir tahun? Jika dulu akhir tahun identik dengan libur panjang, traveling ke luar kota, atau mudik sekejap ke kampung halaman. Akan tetapi sejak dunia dilanda pandemi, semua berubah. Traveling dilarang keras karena pergerakan massal bisa memicu kenaikan kasus Corona, sehingga kita diharap untuk menahan diri.
Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan mudik saat Nataru, karena untuk mengantisipasi peningkatan Corona. Tiap peraturan pemerintah harus ditaat. Ini semua demi kebaikan bersama. Taati protokol kesehatan dan sayangi keluarga.
Jika masyarakat menaati protokol kesehatan dan membatalkan niat mudik saat Nataru maka otomatis mereka menyayangi keluarga di desa. Walau tidak bisa bersua secara fisik tetapi keputusan untuk tidak pulang kampung adalah tepat, karena justru saat nekat mudik, mereka bisa saja membawa virus Covid-19 yang didapat dari perjalanan.
Tentu sebagai anak kita wajib berbakti dan mengunjungi orang tua, tetapi saat pandemi harus lebih hati-hati. Jika ayah dan ibu malah tertular Corona gara-gara anaknya mudik, akan sangat kasihan. Apalagi jika mereka belum divaksin karena punya komorbid, resikonya akan lebih besar lagi.
Saat ini virus Covid-19 sudah bermutasi menjadi varian Omicron dan virus hasil mutasi bisa lebih cepat penyebarannya. Oleh karena itu kita wajib bersabar dan tidak mudik saat libur Nataru, karena tidak tahu siapa yang berstatus OTG di mana saja. Apalagi jika terinfeksi virus Covid-9 varian Omicron ciri-cirinya berbeda dan tidak ada anosmia (kehilangan kemampuan indra penciuman).
Masyarakat juga tidak bisa beralasan, tidak apa-apa batal mudik tetapi liburan di dalam kota saja. Keluar sejenak boleh tetapi semuanya harus sesuai dengan protokol kesehatan. Jangan lupa pakai masker walau berkendara di dalam mobil pribadi. Jauhi tempat yang penuh seperti taman kota, karena sama saja melanggar protokol kesehatan physical distancing dan menghindari kerumunan.
Bagaimana dengan acara belanja saat libur Nataru? Peraturannya diperketat dan tempat umum seperti mall dan kafe maksimal 75% kapasitasnya. Itupun hanya boleh dimasuki oleh mereka yang sudah divaksin karena harus scan aplikasi Peduli Lindungi, jadi anak-anak di bawah usia 12 tahun dilarang masuk.
Pahamilah bahwa pengetatan peraturan ini tidak mengekang tetapi demi keselamatan bersama. Memang dalam 1-2 bulan ini situasi relatif aman karena jumlah pasien menurun jadi hanya 500-an orang per harinya tetapi bukan berarti bebas untuk liburan ke luar kota bahkan luar negeri. Justru pengetatan saat Nataru dilakukan agar tidak ada kenaikan kasus Corona di Indonesia.
Liburan Nataru di rumah saja juga tidak mengurangi kebahagian karena saat ini kita dimanjakan dengan teknologi. Ingin pesan makanan tinggal pencet HP, begitu juga dengan film, lagu, dan hiburan lainnya, semua tersedia di gadget. Bersabarlah dan ketika semua kompak maka tidak akan ada kenaikan kasus Corona, dan pandemi bisa lekas berakhir.
Saat libur Nataru masyarakat diimbau untuk tidak mudik karena takut ada lonjakan kasus Corona dan memang mobilitas massal bisa memicu naiknya jumlah pasien Covid-19. Tidak ada penyekatan jalan saat Nataru tetapi masyarakat diharap sadar diri dan tidak nekat pergi ke luar kota. Daripada kena Corona di dalam perjalanan.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini