Warganet Mendukung Upaya Pemerintah Menangani Covid-19
Oleh : Putu Prawira)*
Pemerintah berusaha keras agar pandemi cepat berakhir, caranya dengan menyatakan wajibnya penerapan protokol kesehatan, membuat program PPKM mikro, dan vaksinasi nasional. Semua ini juga didukung penuh oleh netizen. Karena mereka membantu jadi corong pemerintah dan bekerja sama agar pandemi covid segera usai.
Saat awal pandemi, seluruh dunia dicekam ketakutan. Pemerintah Indonesia berusaha untuk tetap tenang dan dengan tegas menolak usulan lockdown total, karena akan berpengaruh banyak pada sektor ekonomi nasional. Sebagai gantinya ada PSBB untuk mengurangi pergerakan masyarakat.
Berbagai program lain juga dicanangkan oleh pemerintah agar corona tidak menyebar dan membuat kematian massal di Indonesia. Pertama, ada pembatasan mobilitas, yang dulu dikenal dengan PSBB dan sekarang diganti istilahnya jadi PPKM mikro. Karena jika ada pergerakan masyarakat, akan menaikkan jumlah pasien corona.
Selain itu, seluruh masyarakat juga harus divaksin corona. Vaksin hukumnya wajib, karena jika semua orang disuntik vaksin, akan terbentuk kekebalan kelompok dan membuat kita segera bebas dari status pandemi. Upaya yang paling sering dilakukan oleh pemerintah adalah penerapan protokol kesehatan 5M, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Seluruh warganet mendukung segala program ini karena mereka sadar bahwa semuanya dibuat demi kepentingan masyarakat sendiri, bukan hanya nama baik pemerintah. Semua ini demi kesehatan WNI, karena kita tentu tidak mau kena corona, bukan?
Netizen bisa memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan Instagram untuk membuat status dan konten positif mengenai program pemerintah untuk menangani corona. Misalnya dengan mengunggah twibbon mengenai vaksinasi, sehingga para followers akan ikut dan pro vaksinasi. Mereka jadi yakin dengan keamanannya, karena sudah mendapatkan testimoni.
Mengapa perlu ada testimoni dari orang lain? Karena corona dianggap sebagai penyakit yang mengerikan, sehingga dikhawatirkan vaksinnya seperti obat keras. Padahal seperti yang dipesankan oleh Presiden Jokowi, vaksinasi corona ini sama saja dengan imunisasi biasa. Dalam artian, kita sudah biasa mendapatkannya, jadi hadapi dengan cara yang wajar saja.
Selain itu, warganet juga bisa men-share artikel tentang ketentuan protokol kesehatan, yang ada di berbagai media online. Jika dulu protokol kesehatan cukup dengan 3M, maka sekarang ditambah jadi 5M. Ini hal yang baru yang perlu diketahui oleh masyarakat. Jadi mereka bisa tahu bahwa harus menghindari keramaian dan mengurangi mobilitas, agar aman dari corona.
Makin banyak yang share berita positif tentang penanganan corona, maka makin banyak yang aware mengenai bahayanya. Karena faktanya, sudah banyak yang lalai dan mulai melepas masker dan mengira pandemi sudah selesai. Jika mereka membaca berita hasil share itu, mereka akan ingat bahwa corona masih ada, lalu memakai masker dan mentaati protokol kesehatan lainnya.
Netizen diminta untuk tidak menyebar hoaks mengenai corona dan vaksinnya, karena sama saja akan menghalangi kinerja pemerintah dan tim satgas covid-19 dalam penanganan pandemi. Jika ada berita yang menghebohkan, jangan langsung percaya lalu di-share begitu saja. Namun cek dulu di situs Keminfo.
Pengaruh jempol netizen sangat kuat karena merekalah pengguna media sosial paling banyak sedunia. Keviralan yang dihasilkan, harap digunakan untuk sesuatu yang positif. Jangan malah digunakan seenaknya untuk share berita yang tidak jelas.
Warganet diharap bekerja sama dengan pemerintah untuk mendukung upaya penanganan pandemi covid-19. Caranya dengan narasi dan konten positif yang diunggah di media sosial. Jangan malah sibuk menyebar gambar dan berita hoaks mengenai corona. Gunakan internet dengan bijak dan selalu support program-program pemerintah.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiwa Cikini