Polemik Politik

Waspada Hoaks, Masyarakat Wamena Agar Manahan Diri

Oleh : Sabby Kosay )*

Kerusuhan di Wamena yang terjadi akibat kabar hoaks pada Senin (23/09) dinilai memprihatinkan. Masyarakat diimbau agar tak terprovokasi dan mampu menahan diri.

Kabar duka datang dari sudut kota Wamena, Papua. Tindakan kerusuhan berujung anarkis, dengan membakar sejumlah fasilitas publik. Beberapa informasi terkait insiden ini menyebutkan jika kerusuhan ini tengah memanas. Bahkan sekolah Dasar dan Menengah dipulangkan lebih awal karena demonstrasi telah digelar semenjak pagi.

Upaya pemulangan sejumlah siswa di lembaga pendidikan ini demi masalah keamanan. Agar tidak ada yang terjebak demo seperti bulan lalu. Ditengarai unjuk rasa tersebut dipicu oleh perkataan bernada rasial guru terhadap siswanya di Wamena. Sehingga diduga siswa menjadi emosi dan berujung aksi unjuk rasa. Hingga Senin, pelajar masih menguasai Wamena.

Pihak TNI dan Polri juga langsung turun tangan, guna pukul mundur aksi demonstran. Yang mana aksi unjuk rasa tersebut telah terjadi selama 4 jam. Bahkan, ada suara tembakan dimana-mana. Sehingga masyarakat memilih untuk mengungsi di Kantor Polres Wamena dan Kodim

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) instruksikan kepada aparat keamanan menghindari tindakan represif dalam mengamankan aksi ini. Moeldoko, selaku Kepala Staf Kantor Presiden mengimbau seluruh  pihak termasuk aparat guna menjaga keamanan bersama dan menahan diri dari segala provokasi. Sehingga tidak memunculkan situasi kurang bagus.

Presiden juga instruksikan agar upaya penyelesaian kerusuhan di Kota Wamena ini dapat dilakukan dengan cara yang proporsional serta profesional. Aneka upaya  yang dilakukan tersebut diharapkan bisa menekan emosi berbagai pihak sehingga kerusuhan dapat diredam. Moeldoko menegaskan jika isu rasisme di Wamena ini dinilai hoaks. Karena pihak Polri telah melakukan pengecekan terkait berita ini di sekolah yang diduga tempat terjadinya isu.

Dugaan lain timbul jika kerusuhan ini akibat provokasi dari dalam negeri maupun pihak asing. Polisi-pun menduga massa aksi demo yang sedang rusuh di Wamena, Papua, tengah memanfaatkan momentum Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Yang mana sedang Berlangsung di New York, Amerika Serikat.

Maka dari itu ia mengharap agar pemerintah tidak terpancing serta terprovokasi dalam menghadapi masakah ini. Ia menilai jika kerusuhan ini dinilai memiliki tujuan agar aparat melakukan pelanggaran HAM berat. Sehingga dalam agenda PBB laporan ini akan dimasukkan.

Ucapan serupa dinyatakan oleh, Dedi Prasetyo selaku Karo Penmas Divisi Humas Polri. Ia mengatakan bahwa seluruh elemen mampu melihat aksi ini secara lebih luas dan objektif. Dedi menilai ada kelompok yang menjual isu kemerdekaan Papua guna mencuri perhatian para peserta Sidang Umum PBB. Mereka agaknya ingin memanfaatkan momentum yang tengah terjadi tersebut.

Berdasarkan atas informasi yang diterima, diduga dalang kerusuhan Papua serta Papua Barat, Benny Wenda juga mengikuti sidang PBB tersebut. Benny juga mengklaim dirinya sebagai wakil dari rakyat Papua, membawa serta agenda Referendum.

Seperti yang diberitakan berbagai media, ramai insiden di Wamena  kembali pecah. Massa melakukan aksi anarkis dengan membakar kantor Bupati Jayawijaya, supermarket hingga rumah warga. Tak hanya itu, massa juga terlihat bentrok dengan aparat TNI juga kepolisian. Kabar terbaru menyebutkan jika telah ada 6 orang yang diamankan, karena terduga sebagai provokator dalam aksi ini. Letkol (Inf) Chandra Diyanto selaku Dandim 1702/Jayawijaya  menyebutkan ada indikasi lain terkait kerusuhan ini. Yakni, aksi demo yang dilakukan para siswa Wamena ini ditunggangi oleh oknum KNPB ( Komite Nasional Papua Barat). Sehingga mereka mau melakukan tindakan anarkis yang dinilai merugikan banyak pihak.

Di sisi lain, Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja menyatakan bahwa aksi rusuh ini dipicu oleh kabar rasis yang dinilai hoaks. Sehingga memicu sejumlah warga untuk melalukan demonstrasi sebagai bentuk solidaritas. Namun, aparat keamanan telah terjun langsung ke lokasi dan memastikan suasana aman kembali.

Kejadian semacam ini tentunya akan dapat ditekan jika tak ada pihak yang menggulirkan provokasi dan memicu emosi. Sebagai warga negara yang baik, seharusnya menyaring segala informasi juga patut dilakukan. Jangan hanya melihat dari satu sisi saja. Dengan begitu kita akan mampu menahan diri dari segala bentuk tindakan negatif yang merugikan.

)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih