Webinar Moya Institute, Mahfuz Sidik: Apresiasi Sikap Delegasi Indonesia Di KTT MSG
Jakarta – Politikus Reformasi, Mahfuz Sidik menyatakan bahwa Delegasi Indonesia patut mendapatkan apresiasi karena mengambil tindakan tegas dengan walk out ketika Benny Wenda berpidato Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Melanesian Spearhead Group (MSG) di Vanuatu beberapa waktu lalu.
“Kita perlu memberi apresiasi kepada delegasi Indonesia di forum MSG yang mengambil langkah tegas dan tepat dengan walk out ketika Benny Wenda menyampaikan pidatonya, dan sikap itu yang mempengaruhi keputusan akhir dari KTT MSG,” ujar Mahfuz.
Mahfuz juga berpandangan bahwa isu Papua sebagian besar hanya diperdebatkan oleh kelompok kecil yang tidak berdomisili di Papua dan mencoba memanfaatkan diplomasi internasional untuk mendapatkan dukungan.
“Saya kira semua sudah sepakat bahwa berbicara tentang isu ini, hanyalah kelompok kecil yang sebagiannya tidak berdomisili di Papua dan terus mengeluarkan ide tentang separatisme dan mencari jalan bukan hanya manuver secara domestik namun diplomasi internasional agar ide ini mendapat dukungan banyak pihak. Kita hanya membicarakan kelompok kecil orang,” tambah Mahfuz.
Senada dengan Mahfuz, salah seorang putra daerah Papua, Willem Frans Ansanai, yang juga merupakan Ketua Badan Musyawarah Papua, berpandangan bahwa Benny Wenda dan ULMWP akan menghadapi kesulitan dalam mencapai kemerdekaan Papua. Meskipun upaya ULMWP mendapatkan perhatian internasional, dirinya yakin bahwa Papua akan tetap menjadi bagian dari NKRI.
“Saya sebagai putra daerah Papua dalam melihat sepak terjang Benny Wenda tentunya sampai saat ini saya masih berkeyakinan bahwa kedaulatan NKRI akan tetap utuh dan barangkali dia akan mengalami banyak kesulitan,” jelas Willem.
Sementara itu, Pemerhati Isu-isu Strategis dan Global, Prof. Imron Cotan justru meminta Benny Wenda menyudahi perjuangannya yang sia-sia.
“Sudah sebaiknya mereka melakukan evaluasi untuk tidak memperpanjang perjuangannya yang sia-sia dan terbukti kandas dalam KTT MSG kemarin,” tegas Imron.
Perlu diketahui, dalam pertemuan KTT MSG pada 23 Agustus 2023 terjadi ketegangan ketika Benny Wenda hendak berpidato. Para diplomat Indonesia melakukan walk out sebagai tindakan protes.
Setelahnya, pada 25 Agustus 2023, para pemimpin MSG mengumumkan secara resmi bahwa ULMWP tidak memenuhi kriteria yang ada dan bahwa kelompok MSG tidak dapat mencapai “konsensus” mengenai masalah keanggotaan ULMWP.
(SYN)