Warta Strategis

Rakyat Harus Proaktif Tangkal Covid-19

Oleh : Faldiaz Anggayana )*

Untuk mengatasi dampak pandemi, maka rakyat harus bekerja sama dengan pemerintah, agar tidak ada lagi yang terkena corona. Jika semua kalangan masyarakat mau menaati protokol kesehatan dan bertindak proaktif, maka virus akan mundur teratur dan tidak akan menyerang mereka. Kekebalan tubuh dan higienitas lingkungan juga harus dijaga.

Penyebaran Covid-19 tinggi ditandai dengan kenaikan siginifikan kasus baru Covid-19,. Keadaan ini membuat masyarakat makin ngeri karena takut menjadi pasien berikutnya. Apalagi virus covid-19 sudah bermutasi, sehingga serangannya lebih cepat dan menyebar ke seluruh organ tubuh.

Pemerintah tidak bosan untuk selalu mensosialisasikan protokol kesehatan 5M demi mencegah penularan Covid-19. Penyebabnya karena masih saja ada yang bandel atau malah meremehkan corona. Selain itu, rakyat harus proaktif untuk menangkal penularan corona, agar mereka juga tidak terkena virus yang berbahaya.

Mengapa harus proaktif? Karena selama ini banyak yang pasif saat menunjukkan gejala corona, misalnya pusing berat, sesak nafas, badan lemas, dan hilang indra penciuman. Padahal ada banyak RS dan klinik, tetapi mereka takut tertular corona. Alangkah sedihnya karena sebagai warga sipil dan bukan dokter malah memvonis dirinya sendiri dan katanya hanya flu biasa.

Padahal jika tidak cepat tertolong, akan banyak orang yang berkontak dengan mereka, jika tidak disiplin isolasi mandiri. Bayangkan jika semua orang yang berkontak juga tertular, bagaimana nasib mereka? Penularan coroa akan makin meluas dan proses tracking akan makin susah karena mereka juga berkontak dengan banyak orang.

Masyarakat harus proaktif dengan memeriksakan diri secara rutin ke RS, minimal tes rapid jika kurang mampu untuk membayar biaya tes swab. Tes ini wajib dan dilakukan tidak hanya saat bepergian, tetapi sebagai upaya pencegahan agar virus covid-19 tidak semakin menyebar.

Selain itu, tetap harus menaati protokol kesehatan 5M: mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan. Masyarakat juga bisa bertindak proaktif dengan membeli 2 dus masker disposable lalu sebagian dibawa di dalam plastik dan dimasukkan ke dalam tas. Di luar rumah, masker itu bisa dibagikan kepada mereka yang tak mengenakannya.

Pembagian masker bisa dilakukan oleh warga sipil, tak harus menunggu jatah dari pemerintah. Karena kita ingin segera bebas corona, bukan? Menurut dokter Reisa Broto Asmoro, efektivitas pemakaian masker baru terjadi ketika ada minimal 75% orang-orang yang memakainya. Oleh karena itu, kita bisa membantu menciptakannya dengan berbagai masker.

Masyarakat juga bisa bertindak proaktif dengan menelepon tim satgas covid ketika menemukan pelanggaran berupa kerumunan yang dibuat dengan sengaja. Nanti tim satgas dan aparat akan datang dan langsung membubarkan kerumunan itu. Langkah ini perlu dilaksanakan agar menjadi contoh bahwa tim satgas lebih disiplin dalam mengawasi kegiatan masyarakat yang mengundang keramaian.

Segala upaya proaktif ini untuk semua orang, bukan hanya untuk diri sendiri. Virus covid-19 sudah terbukti mudah tersebar di kerumunan, apalagi jika banyak yang tidak pakai masker. Upaya proaktif untuk pencegahan sekaligus membantu pemerintah dalam berperang melawan corona. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?

Masyarakat wajib melakukan tindakan proaktif seperti teratur memeriksakan diri dan mengetes rapid, membagikan masker disposable, dan menelepon tim satgas covid jika ada kerumunan. Segala upaya ini untuk pencegahan agar corona tidak makin menyebar.

)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini

Show More

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih