World Water Forum ke-10 Wujudkan Masa Depan Air Berkelanjutan
Bali – World Water Forum memberikan platform bagi berbagai pihak guna berbagi pengetahuan serta pengalaman dalam hal pengelolaan sumber daya air. Pemerintah Indonesia pun mengajak negara-negara di dunia berperan aktif selama penyelenggaraan WWF ke-10 guna mencari berbagai mekanisme dan pendekatan untuk menyelesaikan isu yang berkaitan dengan air.
Presiden Jokowi, menyampaikan bahwa kelangkaan air dapat memicu perang serta bisa menjadi sumber bencana.
“Too much water maupun too little water keduanya dapat menjadi masalah bagi dunia,” kata Presiden Jokowi.
Dalam kesempatan bersama dengan kepala negara, Jokowi menjabarkan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir pemerintah Indonesia telah memperkuat infrastruktur air dengan membangun 42 bendungan.
Selain itu, lanjt Jokowi, selama masa pemerintahannya, pemerintah telah membangun 1,18 juta hektare jaringan irigasi dan 2.156 kilometer pengendali banjir serta pengamanan pantai, dan merehabilitasi 4,3 juta hektare jaringan irigasi.
“Air juga kami manfaatkan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di waduk cirata sebagai PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara,” jelas Jokowi.
Indonesia juga selama ini, terus memberdayakan hydro diplomacy atau diplomasi air sebagai bentuk kerja sama konkret dan inovatif
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa peran dan partisipasi aktif seluruh pihak penting dalam World Water Forum ke-10.
“Inovasi dan kontribusi nyata sangat diperlukan untuk mewujudkan masa depan air yang berkelanjutan,” kata Luhut.
Disisi lain, aktris seklaigus duta WWF, Cinta Laura mengatakan bahwa masalah lingkungan seperti sampah bisa menyebabkan sumber air.
“Air terkontaminasi yang dikonsumsi tersebut bisa menyebabkan penyakit, terutama anak-anak. Siapa yang mengurus anak-anak tersebut? Perempuan, sehingga mereka tidak bisa bekerja dan berkontribusi pada perekonomian,” ujarnya saat konferensi pers di sela World Water Forum ke-10 di Media Centre WWF Nusa Dua, Denpasar, Bali,
Cinta menjelaskan, tidak bisa menyelesaikan masalah air sendirian, namun, masyarakat tetap dapat melakukan langkah kecil yang membantu mengatasi krisis air.
“Pertama, menyuarakan isu tersebut sehingga lebih banyak masyarakat yang peduli,” tuturnya.
Kedua, lanjut Cinta, melakukan sejumlah langkah seperti menggalang dana serta berkolaborasi dengan organisasi yang sudah ada untuk mengatasi krisis tersebut.
“Dengan WWF ini, aku harap bisa sangat berguna ke depan karena membuat orang sadar bahwa kebiasaan keseharian bisa memiliki dampak yang sangat kuat ke depannya,” pungkas Cinta. []