Wujudkan Pemerataan Pembangunan, Akademisi: Presiden Jokowi Adalah Bapak Infrastruktur Indonesia
Jakarta — Akademisi memberikan gelar Bapak Infrastruktur Indonesia kepada Presiden Jokowi karena menilai bahwa Kepala Negara telah berhasil mewujudkan pemerataan pembangunan.
Selama sepuluh tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas utama dalam rangka mewujudkan visi Indonesiasentris.
Presiden RI ke-7 tersebut fokus pada berbagai sektor infrastruktur yang mendukung percepatan ekonomi serta pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
Guru Besar FEB UI, Telisa Aulia Falianty menilai bahwa gencarnya pembangunan infrastruktur di era kepemimpinan Presiden Jokowi mendatangkan dampak yang besar.
Terlebih, menurutnya, karakteristik pembangunan yang selama ini digencarkan bersifat padat karya sehingga mampu menyerap tidak sedikit lapangan kerja.
“Infrastruktur itu multiplier effectnya cukup besar, karakteristik infrastruktur di Indonesia itu padat karya, karena banyak PSN yang menyerap lapangan kerja,” jelas Telisa dalam salah satu acara diskusi, pada Jumat (4/10).
Tidak tanggung-tanggung, bahkan Telisa menilai bahwa Presiden Jokowi pantas mendapatkan gelar Bapak Infrastruktur Indonesia lantaran warisannya yang sangat luar biasa.
“Kita memberikan apresiasi Pak Jokowi bahwa beliau merupakan Bapak Infrastruktur Indonesia karena meninggalkan legacy luar biasa,” tegas Guru Besar FEB UI tersebut.
Menurutnya, di era kepemimpinan Presiden Jokowi, seluruh kebutuhan dasar masyarakat termasuk di daerah 3T mendapatkan pasokan yang baik.
“Di era Presiden Jokowi, seluruh kebutuhan dasar masyarakat terus dipasok dan didorong dengan perbaikan konektivitas, termasuk juga jalan desanya,” ucap Telisa.
“Sehingga kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi dengan baik, harga-harga menjadi stabil, yang mana itu menjadi salah satu prestasi beliau juga,” tambahnya.
Selain pembangunan jalan tol yang menghubungkan berbagai wilayah, Presiden Jokowi berhasil merealisasikan berbagai proyek besar seperti pembangunan bandara, pelabuhan, dan bendungan.
Telisa menilai, dengan pembangunan infrastruktur yang lebih baik, tentu masyarakat akan memiliki pendidikan yang lebih baik.
“Ke depan, SDM juga menjadi fokus pada pemerintah yang akan datang, nanti dengan SDM yang lebih kuat akan bisa mengelola infrastruktur lebih baik lagi. Jadi infrastrukturnya bisa termanfaatkan, Pak Presiden sudah membuat basic fondasi yang sangat kuat, yakni infrastruktur yang baik,” terangnya.
Senada, Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso menilai bahwa pembangunan infrastruktur di era Presiden Jokowi sangat masif dan berdampak baik pada pertumbuhan ekonomi.
“Pembangunan infrastruktur yang masif ini sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi kita selama 1 dekade ini,” ujarnya.
Susiwijono menuturkan, terdapat 22 hilirisasi dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
“Kalau kita lihat tersebarnya 15 berada di luar Jawa sehingga mendorong ekonomi inklusif. Capaian tenaga kerjanya tambahannya sudah 122 ribu tenaga kerja,” jelas Susiwijono.
Pihaknya berharap pemerintahan mendatang mampu menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai andalan utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Mudah-mudahan keberlanjutan ke depan dengan pemerintah (baru) masih mengalokasikan lebih dari Rp 400T, mudah-mudahan infrastruktur ini betul-betul menjadi andalan utama kita untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kita,” pungkasnya.