Wujudkan Ramadhan Damai Tanpa Ujaran Kebencian
Oleh : Muhammad Yasin )*
Ramadhan adalah bulan suci yang seharusnya dipakai untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Masyarakat pun diminta untuk mewujudkan Ramadhan Damai tanpa ujaran kebencian.
Bulan puasa adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim karena seluruh perbuatan baik akan diberi pahala berlipat ganda. Kita menahan lapar dan dahaga dan melakukan ibadah lain dengan ikhlas, dan berharap dosa-dosa akan diampuni. Selain tidak boleh makan, minum, dan merokok, maka umat juga dilarang untuk melakukan ujaran kebencian, karena bisa mengurangi pahala puasa.
Alangkah sayangnya jika sudah lelah berpuasa dari subuh hingga magrib tapi pahalanya berkurang bahkan habis gara-gara melakukan berbagai perbuatan buruk seperti bergosip, memaki-maki, dan melakukan hate speech. Seluruh umat wajib menyadarinya karena sudah dewasa sehingga paham mana yang benar dan mana yang salah. Sedangkan ujaran kebencian salah karena berpotensi menyinggung orang lain dan mengacaukan sistem sosial.
Masyarakat dilarang untuk melakukan ujaran kebencian karena selain mengurangi pahala bepuasa, juga bisa menghapus perdamaian di negeri ini. Kita perlu ingat bahwa beribadah itu sejatinya tidak hanya menyembah Tuhan dan mematuhi aturan agama, tetapi juga menjalin hubungan baik dengan sesama manusia, sehingga terwujud perdamaian. Jika ini terjadi maka akan terjadi keseimbangan dan menjadi umat yang saleh.
Namun sayang perdamaian ini terkikis gara-gara perbedaan pandangan politik. Padahal Pilpres sudah lama sekali berlalu. Jika perbedaan ini membuat sebagian kelompok melakukan ujaran kebencian maka akan jadi kacau karena menyulut permusuhan, tak hanya di dunia maya tetapi juga di dunia nyata. Permusuhan bisa merembet ke tawuran yang mengakibatkan banyak kerugian.
Seharusnya kita menghindari hate speech dan sebaliknya, melakukan toleransi dan saling berbicara yang baik. Apalagi di bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan, harus berlomba-lomba berbuat baik, bukannya keburukan seperti ujaran kebencian. Mara Samin Lubis, Pengurus Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama menyatakan bahwa saat Ramadhan toleransi seharusnya lebih erat di Indonesia.
Dalam artian, jika semua orang bertoleransi dan menenggang rasa atas perbedaan, dan tidak mudah menghina orang lain yang memiliki pandangan yang tidak sama, maka kita akan memiliki perdamaian. Dengan toleransi dan perdamaian maka Ramadhan akan terasa lebih syahdu karena semuanya saling memahami dan menahan diri dari amarah, ghibah, serta ujaran kebencian.
Akan tetapi jika saat Ramadhan banyak yang melakukan hate speech, maka akan kacau-balau. Ujaran kebencian akhir-akhir ini ditemukan di dunia maya, dengan alasan tidak saling melihat wajah secara langsung, sehingga merasa bebas. Padahal yang dihadapi adalah manusia biasa yang memiliki hati sehingga bisa marah ketika dihina karena hate speech orang lain.
Jangan kotori kesucian Ramadhan dengan hate speech karena selain akan mengurangi pahala puasa, juga akan mengotori hati. Jika di bulan puasa yang sakral Anda sudah berani melakuka ujaran kebencian, bagaimana dengan di bulan-bulan lain? Hidup itu untuk menjaalani ajaran agama dan beribadah dengan tekun, selain untuk bekerja, dan jangan menambah dosa dengan melakukan hate speech.
Masyarakat harus bisa menahan diri agar tidak melakukan ujaran kebencian di bulan Ramadhan karena ini adalah bulan suci. Saat Ramadhan marilah berlomba-lomba menambah pahala dengan salat di masjid, sedekah, dll. Namun jangan malah melakukan hate speech karena jelas berdosa dan akan mengurangi pahala puasa. Ramadhan tak boleh dikotori oleh ucapan buruk seperti hate speech, termasuk kepada Pemerintah.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini