10 Years Challenge, Bukti Semangat Ma’ruf Membangun Indonesia Maju Bersama Jokowi
Oleh : Satria Wisnu Utama )*
Adagium ‘10 Years Challenge’ yang sering dilontarkan cawapres Ma’ruf Amin saat debat sontak mendapatkan perhatian dari para warganet, bahkan saat itu pula tagar #10yearschallenge sempat menjadi trending topic di twitter. Direktur Eksekutif Media Survei Nasional, Rico Marbun, mengatakan bahwa Ma’ruf ingin mengambil framing milenial yang selama ini secara fisik lebih kuat di framing ke Sandiaga Uno.
Pihaknya menilai bahwa taktik “10 Years Challenge” tersebut dipakai karena Ma’ruf Amin sadar dalam era visual sulit melawan perbedaan usia yang lebih jauh. Strategi tersebut diharapkan bisa mendekatkan pemilih milenial kepada pasangan capres nomor urut 01.
“Saat ini kan sedang viral membandingkan kondisi kita yang berubah selama 10 tahun,” ungkap Rico.
Di arena debat cawapres, Ma’ruf Amin menggunakan kalimat 10 years challenge untuk menegaskan program – programnya. Hal ini dipandang memberikan gambaran bahwa jika Jokowi – Ma’ruf Amin yang memenangkan Pilpres 2019, maka 10 tahun kemudian semua program yang direncanakan akan kelihatan hasilnya. Taktik tersebut mencakup tiga hal yakni riset, pendidikan dan kebudayaan. Taktik ini tak terlepas dari semangat untuk meneruskan program yang sudah dijalankan Joko Widodo – Jusuf Kalla (JK).
Cawapres nomor urut 01 tersebut juga berniat akan melanjutkan visi – misi pemerintahan sebelumnya. Dia mengatakan, bersama Jokowi nanti, dirinya akan meneruskan program era Jokowi – JK.
“Kuncinya ada pada manusia Indonesia yang sehat, cerdas, produktif dan berakhlak mulia. Jokowi – JK telah melakukan banyak hal, tetapi kerja belum selesai. Karena itu, kami Jokowi – Ma’ruf akan melanjutkan ikhtiar itu untuk membangun dan melindungi segenap bangsa Indonesia,” tutur Ma’ruf.
Kalimat 10 years challenge juga mendapat tanggapan dari Firman Manan selaku Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran. Pihaknya menilai bahwa Ma’ruf Amin sedang tidak berupaya merubah citra ‘tua’ yang melekat pada dirinya melalui penggunaan istilah 10 years challenge. Menurutnya, Ma’ruf hanya ingin memudahkan pemilih untuk mengingat gagasannya melalui istilah tersebut. Ia juga menambahkan, bahwa penggunaaan istilah untuk sebuah gagasan lebih mudah diingat ketimbang panjang lebar disampaikan. Gagasan yang sulit diingat, kata dia, juga tidak akan direspon positif oleh pemilih.
Pihaknya menilai istilah itu bisa menarik perhatian para pemilih milenial, hal ini dikarenakan 10 years challenge sempat populer dikalangan milenial meski tidak ada hubungannya dengan pendidikan ataupun riset.
Pangi Syarwi Chaniago selaku Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, mengungkapkan, bahwa gagasan yang disampaikan Ma’ruf Amin dalam debat menguatkan visi – misi Joko Widodo. Berbeda dengan Sandiaga Uno yang gagasannya lebih mewakili latar belakangnya sebagai pegiat ekonomi dan pengusaha.
Dirinya menyebutkan bahwa visi misi Cawapres mestinya tidak boleh berjalan sendiri. Melainkan harus sinergi dan sinkron sebagai pasangan calon. Seperti visi dan misi yang dijelaskan oleh Ma’ruf Amin terkait startup, terbukti menyatu dengan program – program yang dijalankan oleh pemerintahan Jokowi – JK saat ini dalam membuka seluas – luasnya lapangan kerja.
Sementara itu, Tim Kampanye Daerah (TKD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Julia Mihardja, mengingatkan kepada masyarakat bahwa Indonesia tidak boleh memiliki Wakil Presiden yang gagasannya tak seirama dengan visi – misi Presidennya.
“Kiai Ma’ruf menyampaikan gagasan yang saling menguatkan satu sama lain dengan Pak Jokowi,” tutur Julia, yang juga merupakan Ketua DPD Partai Perindo Kota Tangsel.
Selain itu Ma’ruf Amin juga akan menyatukan koordinasi lembaga riset dengan membentuk Badan Riset Nasional, merupakan langkah jitu guna memaksimalkan penelitian dan pengembangan di Indonesia. Ma’ruf Amin juga menunjukkan itikadnya dalam dunia pendidikan, dimana dirinya bersama Jokowi akan menyediakan beasiswa hingga pendidikan tinggi, sehinga setiap anak Indonesia bisa menggantungkan cita – citanya setinggi langit tanpa khawatir dengan mahalnya biaya pendidikan.
Ma’ruf juga menargetkan bahwa nantinya Indonesia akan memiliki 3.500 startup pada 2024. Ma’ruf mengklaim saat ini pemerintahan Jokowi – JK telah menciptakan 1000 perusahaan rintisan (startup). Ma’ruf Amin menjelaskan target ini bisa tercapai karena pemerintah Jokowi – JK telah menyiapkan infrastruktur digital dengan menyelesaikan program Palapa Ring. Hingga kini Indonesia bagian barat dan tengah sudah dirampungkan.
)* Penulis adalah Pengamat Masalah Sosial Politik