Asian Games dan Kebanggaan Bangsa
Jakarta, LSISI.ID – Pembukaan pesta olahraga Asia, Asian Games 2018 Jakarta-Palembang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Sabtu (18/8), berlangsung spektakuler dan membanggakan.
Spektakuler karena acara diawali atraksi Presiden Joko Widodo dengan gaya akrobatik. Pertunjukan itu belum pernah dilakukan pemimpin mana pun dalam sejarah penyelenggaraan ajang olahraga internasional.
Membanggakan, karena sebagai bangsa, kita ternyata mampu menyelenggarakan seremoni pembukaan multiajang yang membuat takjub bukan saja publik dalam negeri, melainkan juga luar negeri, setidaknya publik dari 45 negara yang ikut berpartisipasi dalam Asian Games ke-18.
Yang lebih membanggakan ialah Asian Games kali ini tidak hanya menjadi momen bersejarah bagi Indonesia, tetapi juga bagi negara lain, khususnya Korea Selatan dan Korea Utara. Dalam acara pembukaan, kontingen dari kedua negara yang telah lama terbelah oleh kecamuk perang saudara, menyatu di bawah satu bendera Korea.
Meskipun hal yang sama pernah dilakukan sebelumnya saat Olimpiade Sydney 2000, kita tetap merasa terhormat karena menjadi bangsa yang ikut mendorong terciptanya persaudaraan dan perdamaian abadi.
Karena itu, apresiasi setinggi-tingginya kepada penyelenggara layak kita berikan. Acungan jempol kepada seluruh eksponen yang ikut mendukung acara pembukaan yang kelasnya tidak kalah dari Olimpiade itu pun harus kita sampaikan.
Kita pun berterima kasih kepada penyelenggara yang mampu mengemas keragaman kesenian Nusantara menjadi pertunjukan kolosal yang indah dan nyaris tanpa cela. Dengan presentasi ciamik itu, kita telah memperlihatkan kepada dunia bahwa Indonesia patut mendapat sebutan superpower di bidang kebudayaan.
Acara pembukaan berkelas dunia itu diharapkan pula memacu semangat atlet kita untuk meraih prestasi terbaik. Energi mereka diharapkan terlecut menjadi berlipat-lipat.
Semangat itu setidaknya telah ditunjukkan atlet-atlet kita yang sudah bertanding, termasuk Defia Rosmaniar. Tak tanggung-tanggung, Defia menyumbang medali emas pertama untuk ‘Merah Putih’ setelah berjaya di cabang taekwondo nomor poomsae perorangan putri.
Kita mengingatkan, suksesnya acara pembukaan, hendaknya tidak berhenti di bagian awal multiajang ini. Karena sejatinya, seremoni pembukaan sebuah event yang memesona merupakan pertanda awal dari suksesnya penyelenggaraan, prestasi, dan juga promosi.
Paralel dengan itu, kita mendesak agar momentum positif, bahkan teramat positif ini tidak disia-siakan. Ia mesti diteruskan hingga perhelatan berakhir dua pekan mendatang.
Oleh karena itu, dua kota yang menjadi tuan rumah event ini, yaitu Jakarta dan Palembang, dengan extra effort harus dapat mengelola dan menjaga momentum. Jangan sampai momentum yang dengan susah payah
dibangun sejak awal, hancur oleh persoalan remeh-temeh akibat kinerja tidak profesional.
Seluruh penopang kebutuhan kontingen tidak boleh terkendala. Ia harus dalam kondisi terbaik. Mogoknya light rail transit (LRT) di Palembang atau tersebarnya bau tidak sedap dari Kali Item di dekat tempat menginap atlet di Jakarta harus dipastikan tidak terjadi lagi.
Dengan semangat itu, kita percaya sukses dalam Asian Games ke-18 ini dapat kita raih, tidak hanya dalam penyelenggaraan, tetapi juga dari segi prestasi. Semoga.
Sumber : Media Indonesia