Bahaya Penyebaran Virus Mutasi dari India, Mari Cegah Dengan Disiplin 5M
Oleh: Amelia Hasti*
Baru-baru ini dunia dihebohkan oleh terjadinya tsunami Covid-19 di India. Pada mulanya Kementerian Kesehatan India sudah begitu percaya diri bahwa status ‘herd immunity’ sudah berhasil dicapai di India, setelah pada Agustus-November 2020 mengalami 100.000 kasus per hari yang membuat tenaga kesehatan kerepotan.
Penerapan lockdown pada Desember 2020 berhasil menurunkan penularan Covid-19 sehingga dilaporkan kasus yang terjadi pada periode Desember 2020-Maret 2021 menurun drastis dan hanya menyisakan 10.000 kasus. Namun ternyata penyebaran Covid-19 gelombang kedua muncul kembali akibat dipicu oleh euforia yang menganggap bahwa kekebalan kelompok sudah terbentuk.
Pembatasan moda transportasi diperlonggar, ditambah ritual keagamaan mandi bersama di sungai Gangga tanpa menerapkan protokol kesehatan ternyata menjadi bumerang.
Kini terdengar berita bahwa telah terjadi eksodus warga India ke Jakarta, meski per tanggal 25 April 2021 telah ditolak. Kabarnya 12 orang warga India yang berhasil masuk Indonesia dalam status positif Covid-19, belum lagi yang tidak terdeteksi dimana berada dalam satu pesawat dari India menuju Indonesia.
Warga Indonesia harus ekstra waspada, memperketat penerapan protokol kesehatan dari mulai memakai masker, menjaga jarak, rajin cuci tangan, dan menghindari kerumunan.
Semoga peristiwa pelarangan mudik lebaran mulai 6 mei 2021 benar-benar dapat ditaati oleh seluruh warga Indonesia dan tidak berkerumun memadati tempat-tempat wisata lokal.
Kita harus belajar dari pengalaman pahit India, ritual keagamaan dapat berakibat tsunami penularan Covid-19, semoga Indonesia dapat terhindar dari musibah ini.
Bersama kita harus siap vaksinasi jika waktunya tiba dan tetap disipilin prokes 5 M, yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.
Pemerintah sudah mengeluarkan banyak dana untuk vaksinasi dan bantuan sosial bagi terdampak Covid-19 guna mencegah keterpurukan ekonomi. Diharapkan upaya pemerintah tersebut tidak sia-sia. Oleh karenanya, masyarakat diharapkan bersilaturahmi saat lebaran nantu dengan tetap mencegah penularan Covid-19.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan berpikir secara holistik untuk seluruh bangsa, yakni melindungi Indonesia dari penularan Covid-19 gelombang kedua, artinya masyarakat dapat hidup bahagia bersama keluarga meski berjauhan. Gunakan teknologi yang sudah ada, mari berlebaran secara virtual terlebih dahulu demi Indonesia bebas pandemi.
*Penulis adalah Warganet Kota Jakarta Selatan