Bersatu Tolak Golput dan Lawan Hoax Untuk Pemilu 2019 Yang Berkualitas dan Menjamin Keberlanjutan Kepemimpinan Nasional.
Oleh: Nurman Alatas*
Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda tapi tetap satu. Semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila ini benar-benar cocok dengan keragaman di Indonesia. 1.340 suku, 546 bahasa, 6 agama, 1 bangsa. Semangat kesatuan inilah yang menjadi dasar kelahiran negara Indonesia.
Sementara jauh beberapa puluh tahun lalu, Presiden Soekarno pernah mengatakan “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Tapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan saudara sendiri. Tidak diragukan lagi, Presiden Pertama Indonesia itu adalah seorang visioner, pandangannya mampu memprediksi bagaimana kemungkinan dan potensi yang menjadi gangguan negara kedepan.
Lihat saja sekarang, bahterah persatuan ini seolah mulai goyah dengan badai perpecahan. Kini, kebencian antar ras, suku dan agama bagai minyak yang disambar percikan api. Atas nama kebebasan, persatuan pun mulai dikesampingkan. Hal ini menjadi suatu ironi, mengingat baru 74 tahun yang lalu bangsa ini berikrar dalam satu kesatuan. Ditambah lagi ikrar tersebut tercetus setelah melewati lebih dari 300 tahun masa penjajahan. Hal ini disebabkan tidak lain oleh oknum oknum yang ingin memaksakan kehendaknya untuk merubah Pancasila dan Memghambat Kemajuan Bangsa Indonesia.
Pengusik persatuan bangsa sekarang bukan berasal dari luar. Namun, tidak lain dan tidak bukan, adalah ujaran kebencian seperti hoax yang dilancarkan saudara – saudara kita sendiri. Penyebaran hoax yang makin tidak terbendung dan tanpa ampun dapat memantik konflik di masyarakat. Hal itu dapat menimbulkan sentimen primordial serta menguatkan paham radikalisme. Hoax disebar oleh oknum berkepentingan untuk memunculkan simpati, kemarahan, dan meminta dukungan dari publik atas suatu peristiwa politik atau kemanusiaan yang sedang berlangsung yang tujuannya tidak lain ingin merebut kekuasaan secara licik.
Hoax dan ujaran kebencian pun semakin menjadi-jadi dengan kemajuan teknologi dan stimulasi dari media sosial. Penyebaran hoax di medsos dapat langsung menyulut ribuan massa dalam hitungan detik. Bisa saja suatu hari nanti negara kita Indonesia kembali dijajah akibat persatuan yang tidak terjaga.
Oleh karena itu, pemupukan kembali rasa persatuan dan toleransi juga perlu dilakukan dengan mengingatkan historis masa perjuangan dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Terutama menjelang penyelenggaraan Pemilu 17 April 2019. Jangan sampai hoax dan ujaran kebencian merusak Pesta Demokrasi kita. Sukseskan Pemilu 2019 ini dengan riang gembira, tanpa takut memilih demi kemajuan Indonesia yang semakin baik. Masyarakat pastinya sudah cerdas dalam menentukan pilihan pemimpin Indonesia yang visioner dan punya semangat kerja keras serta mencintai rakyatnya tanpa cepat emosi dan marah-marah.
Mari bersama kita gunakan hak pilih untuk melanjutkan suksesnya Pembangunan Indoensia yang saat ini gencar dilaknasakan. Jamgan Golput dan jangan takut memilih karena intimidasi pihak tertentu. Tetap gunakan hak.lilih dengan cerdas guna memilih pemimpin yang terbaik dan punya rekam jejak yang baik.dan telah berprestasi demi kemajuan bangsa.
*) Alumni UIN Sultan Maulana Banten