Disiplin Protokol Kesehatan Kunci Sukses Penanganan Covid-19
Oleh : Inda Marlina )*
Corona masih merajalela. Pemerintah berusaha keras agar penyakit ini tidak menyebar, salah satunya dengan mensosialisasikan protokol kesehatan. Namun sayangnya banyak yang masih malas memakai masker. Kita perlu meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam menaati protokol kesehatan, agar sukses menangani covid-19.
Para tenaga kesehatan di Indonesia sudah berusaha keras dalam menangani pasien Corona. Mereka bahkan rela bertugas sambil memakai baju APD yang gerah, serta tidak pulang ke rumah untuk sementara. Karena takut akan menulari keluarganya di rumah. Pemerintah juga menggratiskan biaya pengobatan Corona melalui BPJS, agar semua pasien tertolong.
Namun sayangnya usaha keras mereka belum dihargai oleh masyarakat. Masih banyak yang tak pakai masker dan mengabaikan protokol kesehatan lain. Padahal kita tahu hal ini bisa mencegah penularan Corona. Sampai akhirnya pemerintah membuat undang-undang tentang adanya sanksi dan denda bagi pelanggar protokol, nominalnya mulai Rp 150.000.
Mengapa ada sanksi dan denda? Agar semua masyarakat menaati protokol kesehatan. Ternyata mereka lebih takut diberi hukuman agar tetap disiplin memakai masker. Padahal sebagai orang dewasa, seharusnya mereka punya kesadaran dalam melaksanakannya. Namun sayang banyak yang meremehkan Corona dan mengabaikan protokol kesehatan.
Fadjroel Rachman, juru bicara Presiden menyatakan bahwa kendala penerapan protokol kesehatan ada dari berbagai hal. Seperti kebiasaan masyarakat dan budayanya. Kebiasaan masyarakat misalnya suka mengumpulkan orang dalam suatu acara arisan. Mereka terbiasa berkumpul dan akhirnya mengabaikan aturan physical distancing. Hal ini membuat kita miris.
Apakah sepenting itu membuat suatu acara hanya demi kepuasan kelompok, tapi menambah resiko penularan Corona? Apalagi jika semua orang tidak memakai masker. Padahal saat ini virus covid-19 bisa menular lewat udara. Jadi sebaiknya tahan diri saat pandemi. Jangan adakan acara walau sudah menjadi kebiasaan, daripada semua kena Corona.
Jika semua orang mengabaikan protokol kesehatan, sampai kapan pandemi ini akan berakhir? Kita ingin agar kembali hidup secara normal, tapi tidak mau disiplin dalam menaati aturan. Seharusnya semua orang saling mengingatkan jika ada yang tidak pakai masker atau lupa tidak mencuci tangan. Memang harus dibiasakan namun akhirnya jadi lifestyle terbaru.
Sebenarnya mematuhi protokol kesehatan juga tidak sesusah itu. Masker kain juga harganya murah dan bisa dibeli di mana-mana, bahkan di pinggir jalan juga ada penjualnya. Hampir semua tempat umum juga sudah menyediakan tempat untuk cuci tangan. Jadi tinggal mengubah mindset masyarakat agar rela menaati protokol kesehatan tanpa harus diingatkan.
Jika mulai malas untuk pakai masker, ingatlah kondisi orang tanpa gejala. Mereka tidak memiliki gejala seperti demam dan sesak napas. Tahu-tahu ketika dites swab, hasilnya positif. Bisa jadi mereka lupa tidak memakai masker, atau berkontak dengan pasien melalui jabat tangan. Jangan sampai Anda jadi pasien selanjutnya dan harus dirawat 2 minggu di RS.
Protokol kesehatan berfungsi untuk mencegah penularan Corona, karena mencegah lebih baik daripada mengobati, bukan? Lebiih baik pakai masker dan rajin cuci tangan, daripada ketika terlanjur sakit dan harus membayar ratusan juta rupiah di Rumah Sakit. Penyebabnya karena Anda tidak punya kartu BPJS atau asuransi swasta. Sudah jatuh tertimpa tangga.
Hargai pengorbanan para tenaga kesehatan. Jika kita terus cuek bepergian tanpa masker lalu tanpa sengaja menularkan Corona, maka kerja mereka akan jauh lebih berat. Walau sudah ada relawan namun tetap saja Rumah Sakit dibanjiri oleh pasien Corona. Bahkan jumlah pasien covid-19 di Indonesia sudah mencapai 100.000 orang.
Masyarakat perlu diingatkan terus untuk mematuhi protokol kesehatan seperti pakai masker dan rajin cuci tangan. Mereka seharusnya dipantik kesadarannya untuk tertib. Jadi mau melaksanakan protokol karena menyayangi kesehatannya sendiri, bukan sekadar takut kena sanksi saat razia masker.
)* Penulis adalah mahasiswi Universitas Pakuan Bogor