Diversifikasi Pasar Ekspor Untuk Indonesia Yang Sejahtera
Penulis : Nurul Karuniawati*
Setiap peluang perdagangan akan menentukan pertumbuhan ekonomi sebuah bangsa. Karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah prioritas sasaran pembangunan nasional. Sebagai prioritas, pertumbuhan ekonomi dapat didorong melalui peningkatan konsumsi dalam negeri, peningkatan ekspor, dan peningkatan investasi. Meningkatknya ekspor nasional memiliki peranan yang sangat strategis untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berdampak secara langsung pada kemakmuran masyarakat. Pengembangan ekspor nonmigas, baik barang maupun jasa, pada dasarnya merupakan andalan jangka pendek bagi pemulihan ekonomi, dan merupakan prioritas jangka menengah hingga jangka panjang untuk terus memacu pertumbuhan ekonomi nasional, melalui bertambahnya perolehan devisa, perluasan lapangan kerja, serta pemanfaatan sumber daya dalam negeri.
Untuk itulah, guna meningkatkan ekspor nasional, kebijakan dan langkah-langkah yang ditempuh diprioritaskan untuk perluasan pasar ekspor ke pasar-pasar prospektif dengan mengintensifkan kegiatan promosi, peningkatan akses informasi kepada dunia usaha, pengembangan produk, pemberdayaan kelembagaan ekspor, penguatan kerja sama ekspor, dan peningkatan kapasitas pelaku ekspor dalam memasuki pasar global.
Strategi peningkatan ekspor dilakukan melalui peningkatan daya saing aspek regulasi dan fasilitasi, peningkatan daya saing melalui hilirisasi dan substitusi impor, serta infrastruktur, pengamanan perdagangan dan promosi. Sasaran strategis yang ingin dicapai adalah meningkatnya diversifikasi pasar ekspor melalui penyelenggaraan kegiatan promosi dagang dan penyediaan buku yang memuat informasi pasar berupa market intelligence dan market brief. Penyediaan informasi tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah dengan harapan dapat meningkatkan pemahaman pelaku ekspor terhadap pasar ekspor, yang pada gilirannya membawa pada peningkatan diversifikasi pasar ekspor. Pada 2014, konsentrasi ekspor di lima pasar utama ekspor (CR5) mencapai 47,39% dengan pertumbuhan ekspor nonmigas pada tahun tersebut menunjukkan angka -2,64%.
Selanjutnya peningkatan diversifikasi produk ekspor ditempuh dengan cara meningkatkan kontribusi ekspor komoditas di luar 10 produk utama terhadap total ekspor nonmigas. Peningkatan diversifikasi produk Peningkatan Citra Pelaku dan Produk Ekspor Indonesia sebagai suatu usaha yang dilakukan Pemerintah untuk membangun dan menjaga persepsi suatu negara secara holistik. Disamping itu, pembentukan citra suatu negara, baik internal maupun eksternal, berbasis pada nilai dan persepsi positif yang dimiliki, sehingga mendapatkan posisi di antara negara-negara lain di dunia. Persepsi sebuah negara oleh negara-negara lain, dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap bisnis, perdagangan, pariwisata, bahkan juga terhadap hubungan diplomasi, budaya, dan hubungan antarnegara lainnya.
Upaya diversifikasi pasar ekspor yang dicanangkan ole Presiden Joko Widodo telah menuai hasil yang memuaskan. Menurut Kinerja perdagangan Indonesia diproyeksikan terus membaik seiring pemulihan ekonomi di negara pasar ekspor utama dengan melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia pada Januari-Agustus 2017 mencapai USD108,79 miliar atau meningkat 17,58% dibanding periode sama tahun 2016. Sedangkan ekspor nonmigas mencapai USD98,77 miliar atau meningkat 17,73%. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi peningkatan perdagangan luar negeri Indonesia sebagai buah kerja sama antara eksportir swasta, dunia usaha, dan pemerintah, serta gencarnya pembangunan infrastruktur dan konektivitas dalam tiga tahun terakhir. Naiknya peringkat Indonesia dalam indeks daya saing global ke posisi 36 juga menambah optimisme akan membaiknya ekonomi dan perdagangan. Agar ekspor terus terdongkrak, Presiden Jokowi mengingatkan pelaku usaha dan eksportir memperhatikan standar dan kualitas produk, kesesuaian spesifikasi, dan ketepatan waktu pengiriman barang, serta meminta bdan terkait untuk menemukan solusi persoalan bahan baku dan hambatan di jalur logistik yang menyebabkan harga produk kurang bersaing.
*) Mahasiswa Universitas Udayana