Warta Strategis

Pemerintah Optimal Menangani Covid-19 Selama 2020

Oleh : Muhammad Zaki )*

Pandemi Covid-19 telah menuntut pemerintah bekerja cepat dalam situasi darurat. Aneke beleid juga diterbitkan sebagai payung hukum. Anggaran dihitung ulang untuk menyesuaikan kondisi pandemi. Ibarat kendaraan melaju kencang dalam situasi darurat, gas dan rem tentu harus berjalan secara proporsional. Keselamatan dan kesehatan menjadi prioritas utama, berbarengan dengan pemulihan ekonomi.

Selama wabah Covid-19, pemerintah telah mengantisipasi kemungkinan terburuk. Kampanye protokol kesehatan mulai digiatkan seperti 3M memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Pada saat bersamaan, pemerintah juga telah menyiapkan ketersediaan alat tes dan melakukan pelacakan. Sekaligus memastikan ketersediaan rumah sakit dan kesiapan tenaga medis.

            Pemerintah juga mengubah alokasi anggaran secara besar-besaran demi menangani wabah Covid-19. APBN 2020 yang disusun sebelum pandemi, terpaksa direvisi karena tidak bisa menjawab kebutuhan darurat penanganan situasi. Payung hukum-pun disiapkan dari Perppu No 1 Tahun 2020 soal kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Covid-19.

            Pemerintah juga telah menaikkan alokasi anggaran penanganan Covid-19 dari Rp 677,2 triliun menjadi Rp 695,2 triliun.

            Optimalisasi pemerintah dalam menangani pandemi juga tampak dari adanya produksi dan distribusi APD, sekurangnya ada 11 juta APD berhasil dihimpun dari belasan negara dan lembaga-lembaga nonpemerintah. Produksi APD dalam negeri digenjot. Sejumlah sekolah kejuruan dan industri rumahan juga digandeng untuk memenuhi kebutuhan. Hasilnya produksi APD saat ini mencapai 17 juta per bulan.

            Selain produksi APD, pemerintah juga telah menyiapkan RS Darurat Covid-19, pemerintah menyiapkan Wisma Atlet Kemayoran dan RS Darurat Covid-19 di Pulau Galang untuk tempat isolasi dan perawatan pasien Covid-19.

            Bantuan sosial sembako, Bantuan Sosial Tunai, BLT Dana Desa, Insentif Tarif Listrik, Kartu Prakerja, Subsidi Gaji Karyawan, BLT Usaha Mikro dan Kecil, Bantuan pulsa untuk siswa dan Guru, Apresiasi bagi pelaku Budaya, Insentif bagi Industri Media, Insentif Korporasi serta insentif pajak.

            Bantuan Sosial Tunai (BST) merupakan bantuan berupa uang yang diberikan kepada keluarga miskin, tidak mampu, dan/atau rentan terdampak Covid-19.

            Awalnya besaran yang diterima sebanyak Rp 600.000 yang diterima setiap bulan. Namun, seiring banyaknya bantuan lain, kini besaran bantuan tersebut sebesar Rp 300.000.

            Bantuan ini juga akan diperpanjang hingga tahun 2021, bantuan ini akan diberikan kepada keluarga penerima manfaat PKH (program keluarga harapan) yang belum menerima bansos lainnya.

Selain sektor perekonomian, sektor pendidikan juga terdampak akibat pandemi Covid-19. Menteri Pendidikan Nadiem Makarim telah memerintahkan kepada seluruh sekolah maupun kampus untuk menyelenggarakan pendidikans secara daring.

            Tentu saja, hal ini bukan berarti berjalan mulus, karena terdapat beban biaya tambahan bagi masyarakat yang kurang mampu, salah satunya adalah untuk membeli kuota internet.

            Pemerintah menyadari bahwa tidak semua warga memiliki kemampuan finansial untuk membeli kuota internet. Beberapa orangtua  khususnya yang kurang mampu tentu saja cukup terbebani dengan adanya pembelajaran jarak jauh (PJJ), sehingga pemerintah melalui Kemendikbud memberikan bantuan kuota internet sebesar 20GB – 30GB, yang diberikan kepada siswa, mahasiswa, guru dan dosen.

            Selain itu ada pula Program Indonesia Pintar (PIP) melalui Kartu Indonesia Pintar, Bantuan ini sebenarnya sudah berlangsung dari beberapa tahun yang lalu. Namun, saat Covid-19 melanda, pemerintah menaikkan besaran dana yang diterima oleh siswa menjadi Rp 450.000 hingga Rp 1 juta

            Sadar akan efek domino dari penyebaran virus corona, pemerintah Indonesia tidak ragu untuk mengucurkan dana guna membantu masyarakat dan memutar kembali roda perekonomian di Indonesia.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggalang Inovasi di bidang teknologi. Tidak kurang dari 60 inovasi hasil riset dikembangkan untuk menghadapi Pandemi. Produk Inovasi Utama di antaranya Robot Dekontaminasi atau Rapid Diagnostic Test Microchip, Robot Medical Assistant ITS –UNAIR (RAISA) hingga Mobile Ventilator Low Cost berhasil ditemukan untuk memudahkan perlawanan pada pandemi.

Sementara itu, ada juga hasil produk inovasi pendukung yang menghasilkan produk-produk makanan dan minuman dengan bahan alami untuk menjaga kesehatan tubuh.

Penangangan terhadap wabah Covid-19 merupakan hal yang membutuhkan koordinasi dari banyak pihak, pemerintah tentu telah mengerahkan segala upayanya demi membebaskan Indonesia dari jeratan pandemi Covid-19.

)* Penulis adalah warganet tinggal di Tangerang

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih