Hari ini Ijazah Jokowi Palsu, Besok Apa Lagi?
Penulis : Maryam Susanti*
Jelang acara debat Capres antara Paslon terselangara, sebuah unggahan yang mengungkit keaslian ijazah Jokowi kembali viral untuk memperkeruh suasana. Belakangan tak sedikit masyarakat yang telah terpengaruh isu tersebut. Mengingat sekolah yang terletak di Solo bagian utara itu baru berdiri pada tahun 1985. Sedangkan Jokowi diketahui lulus tahun 1980.
Menyikapi hal tersebut, Kepala SMA Negeri 6 Solo, Agung Wijayanto menjelaskan bahwa ijazah Jokowi merupakan ijazah asli. Dan dia merupakan lulusan dari SMA Negeri 6 Solo. Pada mulanya SMA Negeri 6 dahulu merupakan Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP). SMPP tersebut berdiri pada 26 November 1975. Selain di Solo, pendirian SMPP ini juga dilakukan di beberapa daerah lain. Seperti di Purwodadi dan juga Wonosobo. Hal ini sesuai dengan surat dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 025.b/0/1975 tentang pembukaan beberapa SMPP di Jawa Tengah.
Sedangkan untuk SMPP di Solo baru menerima peserta didik pada 1976. Mengingat, sejak didirikan perlu dilakukan penataan dan persiapan untuk penerimaan peserta didik pertama. Sedangkan Jokowi merupakan siswa angkatan pertama saat SMPP berdiri. Untuk kurikulum yang diajarkan di SMPP juga sama dengan SMA, mengingat pengajarnya dulu juga dari SMA Negeri 5 Solo.
Untuk pendaftaran sendiri masih menjadi satu dengan SMA Negeri 5. Kemudian jumlah siswa dibagi menjadi dua sekolah sesuai dengan urutan kelasnya. Untuk kelas 1.1 sampai 1.5 masuk ke SMA Negeri 5. Sedangkan siswa dari kelompok selanjutnya masuk di SMPP. Dan Jokowi tercatat sebagai siswa dari kelompok kelas 1.9. Sehingga Jokowi pun masuk di SMPP. Dari data yang ada, Agung menambahkan, Jokowi lulus pada 1980. Kemudian pada 1985, SMPP berubah menjadi SMA Negeri 6 Solo. Hal ini sebagaimana surat dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 353/0/1985 tentang perubahan nama sekolah dari SMPP menjadi Sekolah Menengah Utama Tingkat Atas atau SMA. Sehingga hal yang wajar jikalau ijazah Jokowi tidak berbunyi lulusan SMA Negeri 6. Melainkan lulusan SMA yang sekarang ini berubah menjadi SMA Negeri 6.
Tidak sedikit kabar-kabar bohong dan isu panas yang ditujukkan kepada pasangan Capres nomor urut 1 untuk menjatuhkan elektabilitas menjelang Pemilu 2019 mendatang. Anehnya, isu-isu tersebut dibuat hanya menjadi sebuah lelucon karena dapat dibantah secara langsung oleh tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf, sama halnya seperti isu surat suara pasangan nomor urut 1, isu antek asing, isu PKI dan hal-hal lainnya. Tidaklah kita semua dapat berfikir bahwa semua isu tersebut merupakan bentuk trik tipuan yang dibuat pendukung oposisi politik untuk memenangkan pasangan lainnya, dalam hal ini paslon nomor urut 2. Menggunakan cara-cara menyebar berita bohong dan isu-isu palsu memang menjadi andalan mereka untuk meraih kursi RI 1 karena minimnya prestasi yang dapat mereka tonjolkan. Semoga rakyat bisa dapat memilih pemimpin yang berjiwa besar dan menunjukkan jati diri aksi nyata bukan dengan pemimpin yang berjiwa pembenci dan mampu menjatuhkan orang lain dengan cara-cara yang keji.
)* Mahasiswa Universitas UIN Sunan Kalijaga