IMF- WB 2018 : Diusulkan Zaman SBY, Dijalankan Zaman Jokowi
Oleh : Hasan Zebua )*
Berbicara tentang suatu program, tidak mungkin program itu dibuat tanpa ada manfaat dan keuntungan dari yang membuat. Sama seperti pemerintah Indonesia, seluruh kebijakan maupun program yang telah direncanakan pasti memiliki tujuan dan dampak yang bermanfaat. Sekarang dunia sedang menghadapi permasalahan yang sama, yakni nilai tukar dollar yang terus menguat, begitu juga Indonesia tentu sedang menghadapi hal yang sama.
Pertemuan IMF di Bali pasti akan memberikan dampak positif, baik secara langsung maupun tidak langsung. Akan tetapi, menjelang Pilpres 2019 banyak pihak oposisi pemerintah yang menganggap bahwa kegiatan ini tidak tepat, padahal pengajuan kegiatan ekonomi ini dilaksanakan sejak pemerintahan Presiden SBY. Hal ini sama seperti pepatah “pohon yang semakin tinggi akan semakin kuat terpaan anginnya”. Semakin maju ekonomi Indonesia tentunya akan semakin banyak isu yang tak jelas untuk dibahas.
Terbukti, pelemahan rupiah terhadap dollar jauh lebih sedikit dibanding negara lain. IMF menganggap bahwa ekonomi dan nilai tukar Rupiah terkelola dengan baik, seperti yang disampaikan oleh Kepala Ekonomi IMF Maurice Obstfeld, bahwa Indonesia bahkan menjadi contoh ekonomi yang sukses saat menghadapi ketidakpastian situasi ekonomi global saat ini. Sehingga lewat pertemuan tahunan IMF-World Bank selain mencari manfaat untuk Indonesia, Indonesia juga ingin menyampaikan pesan kepada ekonomi global bahwa Rupiah itu kuat.
Pertemuan Tahunan IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali dihadiri oleh sejumlah gubernur bank sentral dan menteri keuangan dari berbagai negara. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh Indonesia sebagai tuan rumah untuk menyampaikan berbagai macam ide dan membahas situasi ekonomi dunia, termasuk diskusi terkait kebijakan-kebijakan negara di dunia, dan perkembangan teknologi.
Selain itu, menurut Mantan Menteri Keuangan RI, Chatib Basri, Indonesia dapat memanfaatkan pertemuan tahunan tersebut untuk memasukkan agenda global sehingga Indonesia akan berperan pada tingkatan level global. Kemudian, tidak ada hubungan antara utang Indonesia dengan menjadinya Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan tahunan tersebut terdapat beberapa isu yang diangkat, yakni pertama, adanya penguatan International Monetary System (IMS). Kedua adalah isu perkembangan ekonomi digital yang dipengaruhi oleh berbagai resiko. Ketiga adalah pembahasan mengenai bagaimana solusi kebutuhan pembiayaan infrastruktur di negara berkembang dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Serta isu keempat yang akan diangkat ialah mengenai sistem ekonomi dan keuangan syariah. Tentu hal ini akan memberikan manfaat tersendiri bagi pemerintah Indonesia karena akan dapat belajar dari permasalahan-permasalahan yang telah dihadapi oleh berbagai negara di dunia, sehingga Indonesia akan dapat mengambil langkah yang tidak gegabah dan strategis tentunya dalam menghadapi permasalahan ekonomi pada masa selanjutnya.
Menurut Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, terdapat manfaat nyata yang didapatkan Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali, yakni Indonesia akan mendapatkan dampak positif dan memperbaiki citra Indonesia di mata 189 negara lain karena bisa menjadi negara yang memberikan pengaruh pada suatu pemikiran di kancah global. Kemudian memupuk suatu reputasi negara menjadi negara well governance yang dikelola dengan baik, well manage yang dikelola dengan baik, serta membagikan pengalaman yang bisa dibagikan kepada negara lain untuk mencari jalan terbaik.
Selain itu pada kesempatan kali ini, Indonesia dapat menyuarakan suatu instrumen yang bisa menjadi rujukan bagi seluruh negara yakni menyuarakan tentang asuransi bencana. Hal ini muncul ketika Indonesia dua kali berturut-turut dilanda musibah gempa dan tsunami. Kemudian, pemerintah bisa menawarkan sejumlah proyek pembangunan ke seluruh investor yang hadir di acara IMF-WB 2018. Serta di sisi ekonomi, Indonesia bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp 1,1 triliun atau lebih besar dari anggaran yang dikeluarkan. Keuntungan itu didapat dari para tamu yang membawa keluarganya dan menghabiskan biaya kehidupan di Bali, mulai dari pembayaran sewa hotel, hingga pembelian produk UMKM di Bali.
Seharusnya kita patut bangga dan bersyukur karena sudah sejak lama kita menginginkan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018 karena tidak sembarangan negara yang dapat mengajukan hal tersebut. Selain itu, kita telah memperjuangkan tuan rumah ini sejak pemerintah presiden SBY sehingga tidak ada yang perlu disalahkan. Sebaiknya, semua pihak harus mendukung program ini, mendukung pemerintahan Jokowi yang tengah membangun citra terbaik Indonesia di mata dunia karena pertemuan IMF-World Bank 2018 ini akan memberikan dampak yang positif baik secara langsung maupun tidak langsung.
)* Pengamat Masalah Ekonomi