Indonesia Sukses Selenggarakan Perhelatan Parlemen Dunia Dalam P20
Oleh: Zafieqka Fitra )*
Indonesia mendapat kepercayaan sebagai Presidensi KTT G20 dengan menyelenggarakan serangkaian acara-acara di dalamnya yang berlangsung sejak 1 Desember 2021 hingga kuartal keempat tahun 2022 ini. Sejumlah pemangku kebijakan, organisasi, hingga kelompok masyarakat terkecil telah turut berkontribusi menyukseskan rangkaian acara KTT G20.
Salah satu acara yang menjadi rangkaian KTT G20 baru-baru ini adalah penyelenggaraan The 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit atau dikenal juga sebagai Parliementary 20 (P20). P20 yang terselenggara di DKI Jakarta mengusung tema “Stronger Parliament for Sustainable Recovery” yang berlangsung sejak Rabu 5 Oktober 2022 hingga Jumat 7 Oktober 2022. Pertemuan ini menjadi forum bagi ketua parlemen seluruh dunia termasuk negara-negara ekonomi terbesar di dunia untuk bersama-sama meramu solusi strategis menghadapi tantangan dan krisis global yang mendera seluruh negara anggota G20.
Sebagaimana tema P20 kali ini, parlemen dunia membawa visi dan misi bersama di tengah pemulihan global yang masih berlangsung dan malah dihantam dengan ancaman resesi yang berpotensi menghadirkan tantangan lainnya seperti inflasi, beban hutan yang meninggi karena kenaikan suku bunga, ketimpangan yang makin melebar, kemiskinan-kemiskinan baru hingga konflik dan kondisi alam yang kian berubah dan berisiko terhadap kehidupan manusia.
Maka perlu penguatan parlemen dunia melalui momentum P20 ini sebagai respons yang mengemban kepentingan manusia global. Jika parlemen negara adalah wakil dari masyarakat negaranya, maka parlemen dunia dalam P20 adalah perwakilan dari seluruh masyarakat dunia dalam rangka mewujudkan pemulihan berkelanjutan secara holistik dan multi aspek.
Sebagai engagement group dalam event akbar G20, P20 tentu meningkatkan koordinasi parlemen dunia secara bersama dan sekaligus demi merealisasikan segera stabilitas perekonomian global maupun pertumbuhan berkelanjutan melalui kewenangannya dalam fungsi penganggaran, pembuatan undang-undang maupun fungsi pengawasan pemerintahan yang parlemen miliki.
Selama tiga hari, seluruh agenda selama acara P20 telah berlangsung dengan aman dan lancar berkat kerjasama aparat keamanan. TNI, Polri dan Badan Intelijen Negara telah berintegrasi secara optimal dalam pengamanan rangkaian P20. Terbukti, seluruh acara berjalan dengan baik, objek vital juga terjaga dengan aman, dan para delegasi yang hadir dalam acara P20 cukup terkesan dan apresiatif dengan keamanan tingkat tinggi di Indonesia.
Pengamanan tersebut tidak lepas dari pengerahan personil dari sebelum hingga acara selesai terselenggara. Pihak Polri melalui Polda Metro Jaya misalnya, telah mengupayakan pengamanan mulai dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, hotel penginapan para tamu delegasi, Gedung MPR/DPR RI, rekayasa lalu lintas, hingga pengamanan jalur lintas rombongan delegasi.
Pihak Kepolisian telah menerjunkan personel gabungan TNI-Polri sejumlah 700 orang yang termasuk 40 orang personel TNI di dalamnya. Tim tersebut bahkan telah bekerja sejak beberapa hari sebelum pelaksanaan acara P20. Pengamanan delegasi dan acara menggunakan konsep tailor-made, yaitu menyesuaikan situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.
Konsep pengamanan tailor-made ini berdasarkan penjelasan Kepala Polda Metros Jaya, Inspektur Jenderal Fadil Imran, adalah menggunakan analogi pakaian buatan penjahit yang disesuaikan. Jika penjahit berusaha menyesuaikan pakaian dengan penggunanya, maka pengamanan yang dilakukan juga menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada maupun berubah. Karena sebagaimana potensi gangguan yang bisa terjadi dalam berbagai macam bentuk, maka bentuk kegiatan pengamanan harus pula menyesuaikan potensi gangguan sehingga saat P20 berlangsung, petugas dari tim gabungan tersebut bekerja sesuai arahan dan terkendali. Tim gabungan tersebut juga telah memastikan pihaknya selalu memprioritaskan pendekatan humanis dan preventif agar tidak mengesankan sikap intimidatif.
Tim gabungan melakukan pengamanan secara terbuka dan tertutup. Tim mengenakan seragam resmi ketika melakukan pengamanan terbuka dan tidak mengenakana seragam dinas ketika sedang melakukan pengamanan tertutup. Cara terbuka dan tertutup ini juga merupakan bagian dari konsep pengamanan tailor-made yang menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Pengamanan P20 nampak berfokus pada aspek keamanan sekaligus kenyamanan, baik bagi delegasi internasional, maupun masyarakat yang berada di sekitar objek vital yang ada.
Bahkan, tim gabungan juga melakukan pengamanan dengan pendampingan khusus sehari-harinya terhadap peserta P20 guna memastikan keselamatannya selama di Indonesia.
Pengerahan pasukan pengamanan gabungan TNI-Polri dan pemerintah daerah telah membuktikan pelibatan tersebut telah berhasil mengawal wajah Indonesia di hadapan para delegasi. Kerjasama tersebut juga tidak melupakan komunikasi dan partisipasi masyarakat dalam rangka menghindari aktivitas yang berpotensi mengganggu keamanan selama P20 berlangsung. Selama berlangsung, acara P20 terjaga dari potensi gangguan keamanan seperti upaya sabotase, intervensi dan sebagainya hingga acara penanaman pohon dalam penutupan P20.
Hal ini menjadi representasi kolaborasi dan komitmen tingkat tinggi TNI, Polri dan Badan Intelijen Negara beserta instansi terkait dalam mendukung proses pemulihan Indonesia, bahkan pemulihan global yakni dengan memastikan keamanan, kenyamanan dan kondusifitas selama P20 berlangsung di Ibukota.
)* Penulis adalah Mahasiswi Universitas Negeri Malang.