Polemik Politik

Kemenangan Jokowi Ma’ruf Tak Terbendung

Oleh : Rahmat Kartolo )*

Meskipun pihak BPN telah berupaya melayangkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) dengan tuduhan Pemilu 2019 curang, kemenangan paslon nomor 01 Jokowi – Ma’ruf Amin sudah dipastikan tak terbendung.

            Berbagai hasil quick count maupun real count KPU, sebagian besar telah menunjukkan bahwa pasangan Prabowo – Sandiaga harus menerima kekalahan untuk tidak menjabat sebagai presiden dan wakil presiden dalam 5 tahun kedepan.

Salah satu sebab kemenangan Jokowi – Ma’ruf Amin adalah suara dari pemilih muda, hal tersebut disampaikan oleh Direktur Penggalangan Pemilih Muda Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin,  Bahlil Lahadalia, yang mengatakan bahwa pemilih muda tetap memilih Jokowi – Ma’ruf Amin, meski pasangan 01 banyak mendapatkan serangan informasi hoax dan ujaran kebencian.

            Menurut Bahlil, kaum muda yang umumnya kritis lebih memberikan kepercayaan kepada pasangan Jokowi – Ma’ruf untuk membangun Indonesia ke depan.

            “Pak Jokowi sudah terbukti selama hampir lima tahun ini, dapat membangun ekonomi dengan baik, dan menjadikan Indonesia kondusif,” tutur Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).

            Menurutnya, pemuda adalah kelompok milenial yang cerdas dan rasional. Ia juga merasa optimis, bahwa pasangan Jokowi – Ma’ruf akan memenangkan Pemilu 2019 dengan perolehan suara sekitar 55,6 persen.

            Kemenangan mantan walikota Surakarta tersebut juga menjadi topic sejumlah media asing. Salah satunya laman berita online Amerika Serikat, The New York Times melalui artikelnya yang berjudul Joko Wins Re-election in Indonesia, Defeating Hard Line Former General, situs berita itu turut memberitakan kemenangan pasangan nomor urut 01 Ir Joko Widodo dan KH. Ma’ruf Amin.

            “Presiden Joko Wdodo dari Indonesia telah berhasil memenangkan pemilihan umum, menurut penghitungan suara final yang dirilis oleh komisi pemilihan negara pada hari selasa, meski terjadi sejumlah penolakan terhadap kepemimpinannya,” itulah kutipan The New York Times terkait hasil Pemilu yang diumumkan lebih dari sebulan setelah pemungutan suara 17 April lalu.

Meski Jokowi tidak mendapatkan kemenangan di sebagian besar wilayah Sumatera, namun kekalahan tersebut tertutup oleh suara di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Karena itu, meski Prabowo unggul di Sumatera, Jokowi sanggup mengompensasi kekalahannya di Sumatera, dengan keunggulan besar di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

            Bahkan Prabowo memang disinyalir unggul di Jawa Barat, tetapi Prabowo dan BPN selaku Timses Prabowo – Sandiaga tidak dapat memaksimalkan potensi suara di Jawa Barat.

Faktor selanjutnya yang menjadi kunci kemenangan Joko Widodo – Ma’ruf Amin adalah solidnya pemilih dari kalangan minoritas mendukung Jokowi – Ma’ruf Amin.

            “Hasil Quick Count di provinsi seperti Bali, NTT, Sulut dan Papua menunjukkan margin keunggulan yang sangat tebal bagi Joko Widodo – Ma’ruf Amin.

Pada kesempatan yang lain, Ketua TKN Erick Thohir pernah menegaskan bahwa kemenangan yang diraih oleh paslon 01 tersebut, diperoleh tanpa adanya kecurangan. Dia mengatakan, kemenangan paslon 01 merupakan kehendak Tuhan melalui suara rakyat.

            “Ini untuk kebaikan Indonesia. Tidak mungkin kebaikan diperoleh melalui kecurangan,” tutur Erick Thohir.

            Hal tersebut menunjukkan bahwa Jokowi – Ma’ruf Amin dipercaya oleh masyarakat sebagai pemimpin yang mengedepankan semboyan bhineka tunggal ika, dan memiliki semangat bertoleransi terhadap kalangan minoritas.

Meski demikian, kubu Prabowo – Sandiaga tampak masih belum menerima kenyataan dengan sikap legowo, gugatan pun mereka ajukan ke Mahkamah Konstitusi setelah kerusuhan 22 Mei lalu mereda.

            Pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma’ruf Amin berhasil mendapatkan 55,50 persen suara dari total suara sah nasional. Sedangkan pasangan nomor urut 02 harus menerima kenyataan dengan torehan 44,50 persen suara dari total suara sah nasional.

Pemilu merupakan salah satu cara untuk membentuk sebuah pemerintahan yang adil dan benar – benar mewakili rakyat serta memperkokoh persatuan bangsa. Karena itulah seluruh pihak yang terlibat sudah semestinya menjalankan peran secara mulia, baik itu pengawas, peserta pemilu, maupun pendukungnya agar senantiasa meredakan kegaduhan yang tak kunjung usai.

Pemilu memang penting bagi sebuah negara yang menganut sistem demokrasi, namun persatuan sebagai satu bangsa dan negara juga tak kalah penting, karena menjaga persatuan Indonesia tidak hanya menjadi tanggungjawab presiden atau wakil presiden, tapi seluruh rakyat Indonesia.

)* Penulis adalah pengamat sosial politik

Show More

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih