Kena lagi! Yenny Wahid Permalukan Prabowo dan Sandi Sekaligus Bersihkan Hinaan Terhadap TNI!
Setelah mengumbar emosi terhadap berbagai pihak, termasuk menghina TNI serta melecehkan diplomat, ternyata data yang dipergunakan Prabowo salah kaprah.
Tak hanya itu, Sandi yang tampil membela Prabowo bak pahlawan kesorean justru malah terlihat tak ubahnya cacing kegelian yang begitu menjijikkan pembelaannya.
Bagaimana tidak menjijikkan? Capresnya salah malah justru dibela dengan gaya yang sok nasionalis sok patriotis. Apa udeh kagak ingat prenah ‘memeras’ warga DKI pake aer PAM nyang ajegile mahalnye dari PT Aerta milik ente dulu ato pegimane nih nih?
Seperti dikutip dari detikNews, muncul suara tawa di tengah-tengah paparan Prabowo Subianto mengenai pertahanan negara. Prabowo heran ada yang tertawa ketika dia memaparkan rapuhnya pertahanan negara.
Prabowo pun bereaksi. Dia mempertanyakan suara tawa itu.
“Jangan ketawa. Kenapa kalian ketawa? Pertahanan Indonesia rapuh kalian ketawa. Lucu ya? Kok lucu,” kata Prabowo.
Tak hanya itu, Prabowo juga menepis paparan teknologi pertahanan yang disampaikan Jokowi di panggung debat keempat.
Menurut Prabowo, Jokowi hanya mendapatkan laporan ‘Asal Bapak Senang’.
“Jadi masalah pertahanan dan keamanan ini, saya kira maaf, Pak Jokowi, saya kira Pak Jokowi dapat briefing yang kurang tepat,” ujar Prabowo di panggung debat di Hotel Shangri-La, Sabtu (30/3/2019).
Dengan kejumawaan khas ala dirinya, Prabowo mengatakan dia tahu betul seluk-beluk dunia militer.
“Saya pengalaman, Pak, di tentara. Budaya ‘ABS’ banyak, Pak. Kalau ketemu panglima, ‘Aman semua, terkendali Pak, radar cukup Pak,'” kata Prabowo.
“Saya tidak menyalahkan Bapak. Ini ‘ABS’. Jadi mohon dikaji lagi,” sambung Prabowo.
Tak mau ketinggalan gerobak, Sandi langsung ikut serta.
Tak sekedar membonceng suara Prabowo, Sandi bahkan menambah bumbu memberi kecap hingga wacana keliru tersebut jadi kian bertambah lezat untuk digoreng ulang terus dan lagi.
“Menurut saya kita ingin sampaikan bahwa kita tidak bisa meremehkan masalah kita dipermalukan oleh negara lain. Dan itu sudah saya dengar. Kita seharusnya mengambil satu sikap yang prihatin bukan malah menertawakan, bagi saya itu jelas,” kata Sandiaga di Rumah Siap Kerja, Jalan Wijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (30/3/2019).
“Dan Pak Prabowo ingin mengingatkan ini bukan suatu hal yang perlu ditertawakan. Tapi yg perlu kita pikirkan bersama dan saya beruntung tadi Pak Prabowo, The Real Prabowo menunjukkan bahwa ini menjadi kerisauan kita, bukan untuk bahan tertawaan,” tutur dia.
“Itu yang jadi catatan utama yang ingin kita sampaikan ke masyarakat bahwa masalah kedaulatan, masalah kehormatan bangsa kita masalah kedigdayaan bangsa kita itu harus kita pertahankan. Kita harus disegani harus dihormati. Kalau kita nggak dihormati dan disegani, kita ditertawakan. Ini hal yang serius. Sesuatu hal ini adalah sesuatu hal yang serius,” imbuh dia.
“Dan kita perlu sama-sama dan pak Jokowi ini sendiri tidak ketawa karena ini dianggap sangat serius. Tapi banyak dari audiens ketawa, makanya saya bilang jangan terlalu undang orang dalam acara debat, akhirnya jadi konyol begitu. Saya selalu bilang batasi 50, Kenapa? Saya ingin kekonyolan itu nggak terulang lagi. Masa bangsa kita mengetawai sebuah subjek yang menurut saya sangat serius itu masalah kehormatan bangsa kita,” tuturnya.
Namun sayangnya, segala susah payah marah-marahnya Prabowo serta gorang-goreng penuh bumbu ala sandiwara uun tersebut langsung mentah bahkan basi, ketika berhadapan dengan data yang sebenarnya.
Dilansir dari detikNews, Yenny Wahid menyebut Prabowo banyak menyampaikan data yang salah soal pertahanan.
“Saya tidak meragukan nasionalisme beliau, saya kagum patriotisme dan nasionalisme beliau. Namun sayang, malam ini beliau banyak mengutip atau membaca data yang salah,” ujar Yenny di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3/2019).
“Salah satunya adalah tentang anggaran pertahanan, kita yang dibandingkan dengan Singapura. Beliau mengatakan bahwa salah satu kelemahan kita adalah anggaran kita kecil, karena karena hanya sekitar 0,8% dari APBN, sementara Singapura 3% dari APBN. Ini saya baca sudah keliru,” kata putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid ini.
Namun, Yenny mengatakan anggaran Indonesia jauh lebih besar. Menurutnya anggaran menjadi salah satu pengukur kekuatan militer di sebuah negara.
“Pertama, APBN kita jauh lebih besar dari Singapura hampir tiga kali lipat. Lebih dari 3 kali 4 artinya adalah Singapura dan anggaran kita nggak beda jauh,” kaya Yen.
“Kedua toh anggaran itu menjadi salah satu ukuran, tentang keperkasaan sebuah militer dari sebuah negara, maka Indonesia jauh melampaui Singapura,” sambungnya
Yenny juga menyebut kekuatan militer Indonesia, dianggap sebagai yang paling kuat di kawasan ASEAN. Selain itu, dia juga menyebut ukuran militer Indonesia terdapat di peringkat 15 dunia.
“Kenapa karena di kawasan ASEAN Indonesia adalah kekuatan militer yang dianggap paling kuat. Ini kata siapa, bukan kata saya. ini katanya Global firepower Index, sebuah lembaga yang menghitung kekuatan militer militer di semua negara. Indonesia ini dianggap sebagai kekuatan super power kalau dikatakan kalau ukuran militernyanya Indonesianya rangking 15 dunia. Asean nomor 1, dunia Nomor 15, Singapura Nomor 59,” tuturnya.
Prabowo dalam debat capres mengatakan anggaran pertahanan Indonesia berada di angka 0,8 persen dari GDP (Gross Domestic Bruto). Dia pun membandingkannya dengan anggaran pertahanan Singapura yang disebutnya 3% dari GDP.
“Rp 107 triliun itu 5% dari APBN kita, 0,8% dari GDP kita,” kata Prabowo di panggung debat capres putaran ke-4 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3).
“Padahal Singapura itu anggaran pertahanan dari 30% APBN-nya, 3% dari GDP mereka,” sambung Prabowo.
Ealah, Mbloooooo…
Masak kekuatan militer Indonesia yang merupakan nomor 1 alias paling wahid paling kuat di Asean, masih juga dikatakan rapuh oleh Prabowo?
Untuk lingkup dunia, bahkan kekuatan militer Indonesia menduduki peringkat 15, yang jauh lebih hebat bila dibandingkan dengan Singapura yang cuma nangkring di nomor 59 itu?
Terus yang lebih tinggi peringkat dan kekuatannya malah disuruh meniru negara yang kekuatan militer yang jauh banget jaraknya itu?
Dari segi besaran anggaran pun sama saja.
Kok bisa yah, blunder secara berjama’ah antara capres dengan cawapresnya?
Bila untuk urusan seserius inipun Prabowo dan Sandi masih salah data, benar-benar bisa menimbulkan akibat yang sangat fatal bagi negara.
Apa iya Prabowo dan Sandi benar-benar tak pernah berminat untuk menggunakan data yang relevan dan akurat?
Walaupun akhirnya tetap kalah di pilpres, namun kekalahan yang dialami akan jauh lebih terhormat serta lebih beradab, ketimbang kalah dengan cara yang selalu keliru dalam menggunakan data.
Bersyukurnya, Jokowi selain piawai dalam memimpin negeri, sekaligus juga tipikal yang sangat hati-hati dalam menggunaan data serta fakta yang dibutuhkan, sehingga rakyat merasa lebih aman dan terlindungi jika beliau yang kembali memimpin negeri ini untuk periode selanjutnya.
Bagaimanapun juga, level Jokowi yang memang telah teruji memang amat jauh berbeda dengan kelas capres yang lainnya, yang masih baru coba-coba bahkan tak pintar-pintar dalam menggunakan serta memanfaatkan data yang dibutuhkan.
Sumber : seword