Polemik Politik

Pemerintah Optimal Evaluasi PPKM

Oleh : Zakaria )*

Pemerintah optimal dalam mengevaluasi Kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Evaluasi kebijakan tersebut dilaksanakan guna mengetahui efektivitas PPKM dalam mengendalikan pandemi Covid-19.

PPKM level 4 adalah program yang dicanangkan untuk mengatasi lonjakan Corona dan masyarakat makin terbiasa untuk berdiam diri di rumah saja, daripada bepergian lalu kena penyekatan dan macet berkepanjangan. Semua orang ikhlas menjalaninya karena ingin segera bebas Corona. Tak heran mereka menati tiap aturan dalam PPKM level 4.

Durasi PPKM di Jawa dan luar Jawa berbeda. Jika di Jawa pada periode ini hanya sampai 16 Agustus, maka di luar Jawa mulai dari 10 hingga 23 Agustus 2021. Mengapa lebih panjang? Penyebabnya karena terjadi lonjakan kasus Covid di luar Jawa, ketika di Jawa dan Bali malah menurun. Sehingga diharap pasca PPKM, baik di Jawa-Bali maupun daerah lain, sama-sama mengalami penurunan jumlah pasien Covid.

Untuk evaluasi PPKM di luar Jawa-Bali, dilakukan 2 pekan sekali. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menyatakan bahwa perpanjangan PPKM ini berdasarkan hasil evaluasi di periode sebelumnya dan melihat kenyataan di lapangan. Beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi juga menyerukan respons cepat berdasarkan lonjakan kasus Corona baru di luar Jawa-Bali.

Untuk di luar Jawa-Bali, maka mencapai 46,5% dari kasus nasional. Angka ini cukup mengerikan karena mencapai hampir separuh dari total kasus di Indonesia. Sehingga wajib ditekan, kalau bisa sampai 0%, agar pandemi lekas selesai. Lonjakan kasus di luar Jawa-Bali tentu membuat pusing karena takut ada kematian massal.

Apalagi kondisi di luar daerah  Jawa dan Bali yang berupa kepulauan, sehingga agak susah untuk memantau dengan teliti, karena keterbatasan jarak, waktu, dan biaya. Namun tim Satgas Covid tidak menyerah begitu saja dan tetap berusaha memantau kasus Covid di sana, serta menekankan 3T (tracing, treatment, and testing). Sehingga akan tetap terkendali dan tidak ada lonjakan kasus Corona yang mengerikan.

Evaluasi PPKM dilakukan 2 pekan sekali karena untuk melihat seberapa besar jumlah pasien di luar Jawa-Bali. Mengapa harus ada evaluasi? Penyebabnya karena evaluasi sangat penting, agar PPKM berhasil 100%. Sehingga tidak ada kenaikan jumlah pasien karena masyarakat di sana yang tidak menaati aturan-aturan selama PPKM level 4 diberlakukan.

Selain itu, jika ada evaluasi maka bisa dilihat apakah banyak pelanggaran atau semuanya tertib ketika PPKM diberlakukan. Memang PPKM tidak menjamin semua orang jadi disiplin, tetapi dengan penyekatan dan berbagai aturan lain, bisa meminimalisir pelanggaran. Sehingga masyarakat akan sadar dan tidak mengulanginya lagi.

Diharap setelah evaluasi maka program ini akan berjalan dengan lebih bagus, baik ketika diperpanjang atau diberhentikan. Sehingga penanganan Corona akan lebih serius dan masyarakat akan auto tertib dan menuruti program-program dari pemerintah.

Tim Satgas Covid juga bekerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari pejabat daerah, aparat, sampai warga sipil. Sehingga PPKM berjalan dengan lancar dan ketika ada evaluasi, hasilnya akan bagus, karena semuanya mau kooperatif dan taat peraturan. Selain itu, diharap hasil evaluasi membaik karena angka pasien Corona di luar Jawa-Bali turun drastis.

Evaluasi PPKM dilakukan 2 minggu sekali untuk wilayah di luar Jawa dan Bali, karena untuk memantau apakah program ini benar-benar dilakukan dengan baik. Selain itu, diharap pasca PPKM kasus Corona benar-benar turun dan tidak akan naik lagi. Sehingga ada harapan untuk mengakhiri pandemi secepatnya.

)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih