Kesuksesan Jokowi Membangun Pondasi Ekonomi Nasional
Oleh : Rusdi Fikiri )*
Jokowi itu tahu menempatkan posisi dengan tepat dan membaca situasi dengan smart. Makanya setiap masalah datang, tidak disikapinya dengan rasa takut dan kawatir. Kalau orang lain meliat setiap persoalan adalah ancaman namun bagi Jokowi itu adalah peluang.
Ditangan Jokowi Indonesia telah sukses membangun pondasi ekonomi ….disaat dunia mengalami krisis akibat perang dagang global namun Indonesia tetap.mengalami pertumbujan ekonomi hingga 5 digit lebih dibanding negara negara lain. Seperrti Ketika rupiah melemah, semua panik. Para oposan menjadikan ini sebagai amunisi menyerang Jokowi. Namun jokowi cerdas memanfaatkan momentum.ini dengan mengambil.kebijakan yang tidak mungkin dilakukan di era sebelumnya. Yaitu menaikan tarif Pajak Penghasilan (PPh) 22 untuk barang impor. Bukan untuk satu dua komoditi tapi 1.147 komoditi. Ini bukan lagi deregulasi tapi reformasi perdagangan. Benar benar market regulated. Dampaknya barang impor akan mahal dan mendorong lahirnya peluang investasi industri substitusi impor di Indonesia.
Masih ada lagi kebijakan tegas yang berpihak pada kepentingan nasional Indonesia yaitu Semua pengusaha tambang baik mineral maupun migas tidak boleh lagi melakukan ekspor tanpa LC. Semua harus menggunakan LC agar mudah dimonitor. Jadi kalau dokumen PEB ( Pemberitahaun Barang untuk ekspor ) tanpa code LC maka beacukai akan mem banned barang itu dikapalkan keluar negeri. Semua devisa yang dihasilkan harus kembali ke Indonesia. Kalau tidak bisa maka harus ditempatkan di bank perwakilan BI di luar negeri. Sangsinya bagi yang ngeyel adalah pengurangan quota ekspor. Masih ngeyel lagi maka pemerintah akan tingkatkan Domestic Market Obligation. Engga bisa lagi ekspor. Mau marah ? ini sesuai UUD sesuai pasal 33.
Kebijakan lainnya mendorong DPR agar mendukung kebijakan fasilitas SWAP dua mata uang. Bukan hanya untuk nasabah besar tetapi juga untuk nasabah kecil. Sehingga semua eksportir yang menukar devisanya ke rupiah dijamin oleh asuransi resiko ( hedging) atau kemungkinan terjadi pelemahan rupiah. Jadi tidak perlu lagi ada rekening dollar yang menumpuk di bank. Semua dikuasai negara. Andaikan tidak terjadi pelemahan rupiah sampai batas psikologi tidak mungkin kebijakan keras ini dapat dilaksanakan. Maklum para spekulan pemain hedge fund engga bisa lagi seenaknya menikmati bisnis rente dari pluktuasi rupiah.
Andaikan tidak ada perang dagang yang dicetuskan oleh AS, engga mungkin Jokowi bisa membuat kebijakan tarif pajak impor yang revolusioner itu. Andaikan tidak ada pengurasan devisa tidak mungkin Jokowi punya alasan kuat memaksa devisa ekspor kembali ke Indonesia. Selalu ada peluang dibalik setiap masalah.
)* Penulis adalah Mahasiswa UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta.