KST Kejam dan Keji Tembak Mati Warga Sipil
Oleh : Rebecca Marian )*
Kelompok separatis dan teroris menembak mati warga sipil di Papua dengan keji. Perbuatan mereka tentu langsung dikecam masyarakat, karena seenaknya sendiri menghilangkan nyawa orang lain. KST harus segera diberantas agar tidak lagi membuat kekacauan di Bumi Cendrawasih.
KST Papua adalah kelompok pemberontak di bawah OPM. Mereka selalu membuat kekacauan karena menganggap Papua dijajah oleh Indonesia dan menolak hasil pepera. Padahal Papua dan Papua Barat sudah resmi jadi provinsi di Indonesia, baik secara hukum nasional maupun internasional.
Awal juni ini masyarakat di Ilaga, Kab Puncak, Papua dikejutkan oleh aksi anggota KST yang menembak seorang warga sipil. Pria yang bernama Hebel Halenti langsung meninggal ketika anggota KST beraksi, sekitar jam 1 siang. Padahal saat itu ia sudah meminta ampun tetapi tidak medapatkan belas kasih sama sekali dan akhirnya kehilangan nyawa.
Meninggalnya Hebel tentu menjadi sebuah penyesalan bagi keluarganya. Apa karena ia berstatus sebagai pendatang sehingga KST tidak suka akan kedatangannya di Papua? Jika iya, maka KST cenderung rasis. Sejak tahun 1945 Indonesia sudah bhinneka tunggal ika, dan seharusnya mereka menerima akan banyaknya pendatang dari wilayah lain di Bumi Cendrawasih.
Dugaan lain adalah apa karena ia seorang kuli sehingga ditembak begitu saja? Karena KST iri karena ia dengan mudah mendapatkan pekerjaan, sedangkan mereka tidak. Jika KST mau evaluasi, maka seharusnya mereka niat bekerja dan melamar pekerjaan yang benar, bukannya petentang-petenteng tidak jelas bersama OPM yang bermasa depan suram.
Berita duka muncul lagi ketika esoknya seorang Kepala Desa di Nipurlema, Eromaga, Kab Puncak Papua juga menjadi korban penembakan KKB. Mirisnya, 4 anggota keluarganya juga jadi korban. Kebiadaban KST sungguh di luar batas kemanusiaan karena mereka seenaknya menggunakan senjata api.
Kekejaman KST tentu membuat masyarakat makin geram, karena mereka sepertinya hobi sekali mengancam dan menembak warga sipil yang tidak berdosa. Padahal sebagai masyarakat biasa, mereka tentu tak punya golok apalagi pistol untuk melindungi diri. Sehingga saat ditembak tidak bisa melawan atau melindungi diri dan akhirnya meninggal dunia dengan tragis.
Masyarakat mendukung penuh langkah aparat untuk menangkap KST agar tidak ada lagi yang mengancam keamanan warga sipil di Papua. Karena jika dibiarkan, akan merembet ke mana-mana. Masyarakat yang berstatus pendatang akan ketakutan untuk beraktivitas di luar rumah, karena khawatir akan menjadi target anggota KST yang selanjutnya. Selain itu, orang-orang dari luar Papua juga takut untuk bekerja di sana.
Padahal jika tidak ada pendatang, maka akan kacau-balau. Mereka masih dibutuhkan untuk medukung proyek-proyek seperti Jalan Trans Papua. Jika proyek itu tersendat karena kekurangan pekerja, maka yang rugi adalah masyarakat sendiri.
Selain itu, KST tentu mengkhawatirkan karena selalu memfitnah warga sipil dengan alasan mereka jadi intel aparat. Padahal tuduhan itu salah besar, karena status orang itu hanya masyarakat biasa, bukan aparat yang menyamar dengan pakaian preman. Namun warga sipil langsung bernasib malang karena tanpa ba-bi-bi langsung didor oleh anggota KST.
Masyarakat ingin agar KST segera ditangkap dan dibubarkan. Karena mereka makin lama makin meresahkan dan merusak image Papua, sehingga terkesan bahwa di Bumi Cendrawasih tidak aman. Padahal kenyatannya baik-baik saja dan konflik dengan KST hanya ada di daerah yang rawan, seperti di Kabupaten Puncak.
Keberadaan KST sangat dihindari oleh masyarakat karena mereka selalu mengancam degan senjata api. KST wajib diberantas oleh aparat sampai ke akarnya, agar keamanan warga sipil selalu terjaga.
)* Penulis adalah Mahasiswi Papua tinggal di Jakarta