Masyarakat Mendukung Perpanjangan PPKM Darurat
Oleh : Kurniawan Adi )*
Masyarakat mendukung rencana Perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Langkah tersebut dirasa tepat sebagai upaya untuk menekan angka pasien corona. Pasalnya, belakangan masih banyak yang terinfeksi virus Covid-19.
Ganasnya corona membuat pemerintah memutuskan untuk membuat program PPKM darurat pada tanggal 3 hingga 20 juli 2021. Mobilitas warga benar-benar dibatasi dan ada penyekatan di perbatasan antar kota/kabupaten dan provinsi. Sementara pekerja work from home dan anak-nak kembali belajar secara daring. Bahkan ada beberapa daerah yang memberlakukan jam malam.
PPKM darurat akan diperpanjang hingga akhir juli 2021. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Beliau memberi statement seperti ini setelah mengikuti rapat kabinet terbatas di Sukoharjo dan membocorkan hasilnya ke media. Menurutnya, PPKM diperpanjang setelah ada diskusi dan evaluasi.
Menurut Menteri Muhadjir, evaluasi sangat penting karena jika ada perpanjangan PPKM darurat tetapi perilaku masyarakat tetap, dalam artian tidak mematuhi protokol kesehatan, akan sangat percuma. Jadi, ketika ada PPKM darurat sampai akhir bulan, masyarakat harus benar-benar disiplin, agar bisa mengendalikan penyebaran corona.
Masyarakat mendukung perpanjangan PPKM darurat karena mereka tidak mau terinfeksi virus Covid-19. Banyak yang sadar bahwa mobilitas yang tinggi bisa membuat mereka tertular corona, sehingga pada liburan sekolah lalu hanya beristirahat di rumah saja. Mereka paham bahwa program ini dibuat untuk keselamatan bersama dan menekan kenaikan jumlah pasien Covid di Indonesia.
Ketika ada sebagian kecil dari masyarakat yang masih bandel saat PPKM darurat, misalnya nekat menerobos penyekatan atau mencari jalan tikus saat ke luar kota, maka mereka ini yang perlu ditindak. Jangan sampai tindakan negatif ini malah viral dan menginspirasi orang lain. Penyebabnya karena semua orang harus tertib, daripada kena corona saat bepergian, dan ingat bahwa jumlah OTG makin banyak dan corona varian delta lebih berbahaya.
Mereka seharusnya sadar bahwa PPKM dibuat demi warga sipil di Indonesia. Bayangkan jika tidak ada PPKM darurat yang diperpanjang, maka jumlah pasien corona akan meningkat. Saat ini saja, menurut tim satgas Covid, pasien per harinya lebih dari 30.000 orang. Ketika mobilitas tidak dibatasi maka jumlah ini bisa melonjak berkali-kali lipat dan membuat kematian massal yang mengerikan.
Para perawat juga mendukung perpanjangan PPKM darurat, karena sebenarnya mereka sudah sangat kelelahan dalam merawat pasien corona. Jika PPKM sampai akhir juli maka diharap jumlah pasien Covid menurun. Sehingga mereka bisa bekerja dengan shift normal dan tidak overload, lalu kelelahan dan membahayakan diri sendiri.
Oleh karena itu seharusnya seluruh elemen masyarakat mendukung perpanjangan PPKM darurat. Selain untuk menekan kenaikan jumlah pasien, adanya program ini juga menurunkan potensi penularan corona. Penyebabnya karena banyak yang membatalkan perjalanan ke luar kota dan makin disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, serta memakai double masker.
Selain itu, saat PPKM darurat masyarakat menunjukkan kekompakan dan humanitas. Ini adalah efek positif dari program ini. Ketika warung kecil dan pedagang kaki lima harus menutup lapak lebih cepat, maka para pejabat memborong dagangan mereka agar bisa lekas pulang. Hal positif ini diikuti oleh warga sipil dan mereka melakukan aksi dengan kompak untuk menolong sesama.
Perpanjangan PPKM darurat sangat disetujui oleh masyarakat, karena program ini sangat bagus untuk menekan penyebaran corona. Jangan sampai ada kematian massal di Indonesia. Sehingga diharap saat mobilitas warga dibatasi dan semua tertib menerapkan protokol kesehatan, jumlah pasien Covid akan menurun drastis.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini