Masyarakat Mendukung PPKM Mikro Darurat
Oleh : Zakaria )*
Pemerintah secara resmi memberlakukan PPKM mikro darurat di Jawa dan Bali pada 3 hingga 20 Juli 2021, untuk mengatasi lonjakan pasien Corona. Masyarakat mendukung program ini sebagai bentuk perhatian dari pemerintah, agar seluruh rakyatnya sehat dan bebas Corona.
Jumlah pasien Covid-19 makin naik beberapa hari ini, dari hanya 12.000 menjadi 20.000 orang per hari (data dari Tim Satgas Covid Per 28 Juni 2021). Lonjakan pasien membuat kita miris karena di mana-mana ada berita kematian akibat ganasnya Corona. Banyak orang yang sakit karena mereka terkena Corona varian delta yang berbahaya karena menyerang 2 kali lebih cepat daripada virus covid-19 varian alfa.
Untuk mengatasi lonjakan pasien Corona, maka pemerintah kukuh tidak akan lockdown karena bisa berpengaruh besar pada perekonomian, pasalnya dalam seminggu lockdown saja butuh dana hingga puluhan trilyun. Alternatifnya adalah PPKM mikro darurat yang bisa mengurangi mobilitas masyarakat sehingga diharap jumlah pasien Corona akan turun drastis.
Beda dari PPKM versi lama, PPKM mikro darurat mengatur mobilitas masyarakat lebih ketat. PPKM mikro darurat akan berlangsung selama tanggal 3 hingga 20 Juli 2021, dan tak hanya di kota atau kabupaten yang berstatus zona merah tetapi juga oranye. Sehingga diharap status zona oranye tidak akan naik jadi zona merah karena banyaknya pasien Corona di wilayah itu.
PPKM mikro darurat akan membuat masyarakat wajib untuk work from home 75% dari hari kerja, jika dulu hanya 50% maka sekarang durasinya dinaikkan. Penyebabnya karena banyak klaster perkantoran yang membuat jumlah pasien Corona naik. Bisa jadi karena banyak karyawan yang kurang disiplin memakai masker atau tidak ada jarak antar kubikel di dalam kantor.
Selain itu, pembelajaran akan kembali dilakukan secara online. Para orang tua diharap bersabar dan mendampingi anak-anak untuk belajar di rumah. Apalagi banyak pasien Corona yang masih kecil dan belum ada vaksin covid yang diciptakan untuk usia di bawah 12 tahun. Keadaan di luar masih rawan, sehingga lebih baik school from home.
Walau belajar di rumah tetapi orang tua harus disiplin, dalam artian anak-anak tidak boleh dibiarkan main sepeda atau layangan di luar setelah sesi zoom sekolah selesai. Mereka mau tak mau dikurung di dalam rumah, daripada kena resiko tertular Corona. Saat orang tua mau belanja atau melakukan hal lain yang mendesak di luar rumah, maka jangan ajak mereka.
Selain itu, saat PPKM mikro diberlakukan, semua rumah makan, cafe, dan mall hanya buka sampai pukul 5 sore. Jam buka dan tutup ini harus ditaati, dan daya tampung maksimal 25% dari kapasitas. Tujuannya agar mematuhi protokol kesehatan physical distancing. Jika tidak akan ditindak oleh tim satgas covid dan jangan marah jika tempatnya disegel, karena memang melanggar aturan dan dikhawatirkan membuat klaster baru.
PPKM mikro sangat didukung masyarakat karena mereka sadar bahwa ini adalah bentuk perhatian dari pemerintah terhadap kesehatan rakyatnya. Jika ada PPKM mikro maka mobilitas benar-benar dibatasi dan diharap jumlah pasien covid akan turun. Penyebabnya karena jika mobilitas masyarakat tinggi dan OTG masih banyak, maka penularan Corona akan terus terjadi.
Untuk menekan jumlah pasien covid maka semua orang wajib menaati PPKM mikro. Jangan ada yang mengeluh, karena ini hanya berlangsung sebentar. Jika semua orang disiplin dan jumlah pasien Corona turun, maka tidak akan ada PPKM mikro lagi pada periode selanjutnya dan kehidupan akan berlangsung seperti biasa. Tentu dengan menaati protokol kesehatan agar tidak kena Corona.
)* Penulis adalah warganet tinggal di Bogor