Masyarakat Siap Menyambut PON XX Papua
Oleh : Abner Wanggai )*
Pekan Olahraga Nasional ke-XX yang diselenggarakan di Papua pada oktober 2021, akan menjadi momen penting bagi masyarakat di sana. Mereka merasa bangga karena jadi tuan rumah lomba berkaliber nasional, dan senang karena dianggap mampu menjadi panitia sebuah acara besar. Masyarakat siap menyambut para atlet dan official dari provinsi lain.
Menonton pertandingan olahraga adalah cara masyarakat Indonesia untuk relaksasi, sekaligus jadi ajang yang bagus untuk menyatukan mereka. Penyebabnya karena banyak orang yang berstatus gila bola dan juga berminat pada pertandingan olahraga lain, dan bersatu untuk mendukung tim kesayangannya.
Akan ada pertandingan-pertandingan olahraga yang seru pada tanggal 20 Oktober hingga 4 November 2021, yakni PON XX. Acara yang diselenggarakan di Papua ini menjadi ajang yang ditunggu-tunggu oleh para pecinta olahraga, karena mereka bisa menonton lomba renang, lari, dll. PON XX memiliki slogan ‘torang bisa!’ dan akan dikuti oleh 6.442 atlet dari berbagai provinsi di Indonesia.
Pada penyelenggaraan PON kali ini, Papua dipilih jadi tuan rumah, karena provinsi ini mengalahkan Aceh dan Bali pada pemungutan suara di rapat anggota KONI. Saat Papua berhasil terpilih jadi tuan rumah, masyarakat bersorak karena mereka telah menunggu kesempatan ini selama puluhan tahun. Dulu saat masa orde lama, ada rencana PON diselenggarakan di Papua. Namun karena berganti jadi orde baru, jadi dibatalkan.
Masyarakat di Bumi Cendrawasih amat senang karena PON akhirnya diselenggarakan di Papua. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah pusat percaya pada kemampuan warga Papua yang jadi panitia, sehingga mereka diakui kecerdasan dan capability-nya. Karena penyelenggara acara sebesar PON harus pintar, tegas, dan cepat tanggap untuk persiapan dan pelaksanaannya.
Selain itu, masyarakat di Papua bangga dengan PON XX, dengan melihat langsung Stadion Lukas Enembe dan venue lain, walau dari bagian luarnya saja. Mereka sengaja berfoto sebagai kenang-kenangan, lalu diunggah ke media sosial. Foto-foto itu sekaligus jadi promosi, yang menunjukkan bahwa Papua adalah tempat yang aman.
Masyarakat juga berjanji akan menyambut para atlet dan official dari provinsi lain saat PON dilaksanakan. Mereka menyapa dengan keramahan, dan menunjukkan bahwa orang Papua sangat welcome kepada orang luar. Sehingga menunjukkan bahwa di Bumi Cendrawasih tidak ada rasisme, karena seluruh masyarakatnya ingat untuk melaksanakan motto bhinneka tunggal ika.
Ketika pertandingan dilaksanakan, maka suporter bersorak dan mendukung tim pujaannya. Masyarakat Papua tetap fair dan menerima keputusan wasit, apapun hasilnya. Karena pertandingan olahraga menunjukkan sportivitas dan kekompakan warga, dan tidak boleh berakhir dengan kericuhan.
Faktor keamanan juga dijaga agar tidak ada kericuhan atau kekacauan yang diakibatkan oleh kelompok separatis. Masyarakat membantu aparat untuk menjaga PON agar berlangsung dengan lancar, dengan cara memberi informasi. Ketika ada sesuatu yang mencurigakan, maka mereka akan langsung melaporkannya, sehingga bisa dicegah secepatnya.
Selain itu, PON akan membawa nama Papua ke dunia internasional. Ketika PON dibuka, maka akan ada siaran langsung yang bisa ditonton via internet. Sehingga tak hanya masyarakat Indonesia yang bisa menyaksikannya, tetapi juga netizen di seluruh dunia. Mereka akan melihat bahwa Papua sudah begitu indah dan modern, dan tidak identik dengan suku terasing.
PON XX di Papua sangat disambut baik oleh masyarakat Papua, karena lomba olahraga ini membuat Bumi Cendrawasih jadi terkenal di dunia maya. Masyarakat senang karena PON memajukan Papua, dan banyak stadion serta venue lain yang dibangun, serta bisa dimanfatkan setelah acara ini selesai. Mereka akan menyambut para tamu atlet dari provinsi lain dengan sepenuh hati.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta