Masyarakat WajibTaat Prokes Selama Menonton PON XX Papua
Oleh : Rebeca Marian )*
Masyarakat wajib taat Prokes selama menonton PON XX Papua. Hal ini perlu terus dijaga guna mencegah potensi penularan Covid-19 dan mencegah munculnya kluster baru Covid-19.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Protokol Kesehatan PON XX Papua, Prasinta Dewi, meminta kepada masyarakat yang berada di Mimika khususnya yang menonton pertandingan di setiap cabang olahraga (Cabor) di semua venue untuk mematuhi protokol kesehatan yakni penggunaan masker. Hal tersebut menjadi wajib karena pelaksanaan PON kali ini masih berlangsung di tengah pandemi Covid-19.
Sebagai gelaran olahraga empat tahunan terbesar di Indonesia, PON XX Papua akan melibatkan puluhan ribu orang, mulai dari atlet, ofisial, panitia, pendukung kegiatan, relawan, jurnalis dan penonton. Untuk itu pemerintah menegaskan bahwa meski digelar di tengah pandemi PON XX Papua akan tetap digelar dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk menghindari risiko penularan Covid-19 dalam skala besar.
Melalui laman resmi PON, dirinya mengatakan Nonton cabor di PON keren kalau pakai masker. Tidak keren jika masker tidak dipakai. Apalagi saat ini masih di masa pandemi Covid-19. Prasinta yang juga menjabat Deputi Bidang Pencegahan pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia ini mengatakan bahwa gelaran PON Papua harus terlaksana.
Dirinya khawatir jika nantinya ada cluster PON. Untuk itu Prasinta mengingatkan agar para penonton untuk bisa menjaga diri, saling mengingatkan dan mengajak kepada semua masyarakat untuk wajib memakai masker. Prasinta mengungkap, kadang ketika kita sedang euforia, kita kerap lupa atau masker yang dikenakan diturunkan sampai ke dagu, tentu saja hal seperti ini tidak kita harapkan.
Perlu diketahui bahwa gelaran PON di beberapa Cabor telah membolehkan penonton hadir ke venue dengan maksimal kuota penonton 20%. Terlihat pada beberapa cabor seperti futsal yang berlangsung di GOR Futsal SP 2 Kabupaten Mimika telah dihadiri oleh penonton yang ingin menyaksikan pertandingan antara Papua melawan Nusa Tenggara Barat.
Sebagai upaya mengurangi risiko penularan virus corona. Pihak BNPB telah membagikan sebanyak 1,4 juta masker untuk empat klaster penyelenggara PON. Sementara itu, masyarakat juga perlu mengetahui protokol kesehatan untuk penonton Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua 2021 yang siap dihelat pada tanggal 2 hingga 15 Oktober 2021 mendatang.
Sonny Harry B Harmadi selaku Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 mengungkapkan bahwa syarat utama untuk menjadi penonton PON XX Papua 2021 adalah, sudah mendapatkan suntikan vaksinasi Covid-19 lengkap alias 2 dosis. Sehingga penonton akan diminta menunjukkan sertifikat vaksin. Sertifikat vaksin ini bisa dilihat dan diakses melalui aplikasi Pedulilindungi, baik untuk masuk ke lokasi pertandingan ataupun status kesehatan penonton.
Selain itu, penonton wajib melakukan tes swab antigen, di mana pembiayaan tes tersebut ditanggung oleh pemerintah. Sehingga penonton tidak dibebani biaya swab antigen. Tidak hanya itu, penonton PON juga diwajibkan untuk menggunakan masker yang telah disetujui oleh panitia, yakni masker medis dan masker dua lapis.
Hal yang perlu dicatat adalah, penontonhanya bisa duduk di tribun zona dua dan zona tiga, yakni area luar stadion. Selebihnya tribun zona satu hanya bisa diakses oleh atlet, wasit dan tim PON XX Papua 2021. Sebelum memasuki arena, para penonton diwajibkan untuk memindai QR-Code pada aplikasi PeduliLindungi. Hanya penonton dengan hasil pindai warna hijau dan kuning yang diizinkan masuk lokasi kegiatan.
Sementara itu, Sekretaris Bidang Kesehatan dan Doping PB PON XX Papua, Ellianus Tabuni menjelaskan penyelenggaraan PON di tengah pandemi sangat membutuhkan sistem yang baik guna mengoptimalkan pengendalian Covid-19. Oleh karena itu, PB PON bekerja sama dengan pemerintah untuk melakukan sinkronisasi data dan mengintegrasikan aplikasi PeduliLindung dengan aplikasi dari PB PON. Hal ini diharapkan dapat membuat data riwayat perjalanan, hasil tes Covid-19, hingga status vaksinasi dari orang-orang yang terlibat dalam PON XX dapat dipantau secara optimal.
Protokol kesehatan merupakan harga mati untuk setiap perhelatan yang melibatkan banyak orang, apalagi status pandemi belum berakhir. Meski angka penularan dan jumlah pasien di rumah sakit telah menurun, tetapi belajar dari masa lalu, jika terdapat keramaian, maka kasus covid-19 akan mengalami lonjakan. Sehingga tak ada pilihan lain selain tetap menjaga prokes selama menonton PON XX Papua.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta