Membangun Kewaspadaan Masyarakat Guna Menghadapi Ancaman Radikalisme
Oleh : Gavin Asadit )*
Kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman radikalisme menjadi sangat penting dalam menjaga keamanan dan stabilitas negara. Ancaman radikalisme yang semakin kompleks dan berkembang pesat membutuhkan peran aktif dari semua pihak, termasuk pemerintah dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dalam membangun kesadaran dan kewaspadaan masyarakat.
Radikalisme sendiri merupakan aliran atau paham yang menginginkan perubahan dan pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, sehingga menimbulkan korban yang bersifat massal atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, hal tersebut dilakukan dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
Sementara itu, waspada adalah sikap kewaspadaan yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam menghadapi ancaman radikalisme. Sikap waspada ini melibatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran akan potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh gerakan radikal. Masyarakat perlu memahami bahwa ancaman radikalisme tidak hanya datang dari luar negeri, tetapi juga dapat berasal dari dalam negeri. Menyikapi hal tersebut oleh karenannya perlu membangun kewaspadaan terhadap penyebaran paham radikalisme.
Wakil Presiden, Ma’ruf Amin mengatakan semua pihak agar mewaspadai, mencegah, dan menanggulangi ancaman radikalisme yang berakibat munculnya berbagai kejadian berbasis kekerasan. Untuk mengantisipasi hal tersebut pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam membangun kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman radikalisme. Pemerintah terus berupaya menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya mengenai ancaman radikalisme, serta memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat tentang cara mengenali dan melaporkan aktivitas yang mencurigakan.
BNPT juga memiliki peran yang krusial dalam membangun kewaspadaan masyarakat. BNPT sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas penanggulangan terorisme terus aktif dalam melakukan sosialisasi, kampanye, dan pendekatan preventif terhadap ancaman radikalisme. BNPT telah dan terus mengintensifkan kerja sama dengan pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan komunitas masyarakat dalam melaksanakan program-program pencegahan radikalisme.
Direktur Pencegahan BNPT, Irfan Idris mengatakan, penyebaran paham radikalisme semakin massif terjadi di media sosial maupun media online. Oleh karenanya seluruh elemen masyarakat diimbau agar meningkatkan kewaspadaan di media digital baik media sosial maupun media online terkait konten-konten radikal dengan cara meningkatkan literasi dan sikap kritis dalam suatu informasi.
Dalam rangka membangun kewaspadaan ancaman radikalisme, peran aktif dari masyarakat juga sangat diperlukan dalam membangun kewaspadaan. Masyarakat harus memiliki kesadaran akan pentingnya melaporkan aktivitas yang mencurigakan kepada pihak berwenang. Masyarakat juga perlu terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan yang dapat mendorong pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai toleransi dan perdamaian.
Pentingnya membangun kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman radikalisme tidak hanya terkait dengan keamanan negara, tetapi juga dengan keberlangsungan dan keutuhan bangsa. Radikalisme dapat mengancam keberagaman dan persatuan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah secara konsisten berupaya mengambil langkah-langkah yang konkret dalam membangun kewaspadaan masyarakat.
Di sisi lain, penyebaran paham radikalisme sudah menjamur di berbagai aspek salah satunya aspek pendidikan. Oleh karenanya pentingnya membangun kewaspadaan adanya penyebaran paham radikalisme. Senada dengan hal ini, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengingatkan kepada seluruh institusi pendidikan untuk terus meningkatkan kewaspadaan terkait ancaman dan bahaya penyebaran paham radikalisme.
Pemerintah pun meningkatkan kerjasama antarlembaga dalam penanganan dan pencegahan radikalisme. Koordinasi yang baik antara BNPT, Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), dan lembaga terkait lainnya akan memperkuat upaya pencegahan radikalisme. Pemerintah juga mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk menyebarkan informasi mengenai ancaman radikalisme.
Selain itu, pemerintah juga mengadakan program pelatihan dan pendidikan bagi masyarakat. Program ini meliputi pelatihan pengenalan tanda-tanda radikalisme, pemahaman tentang agama dan ideologi yang moderat, serta pelatihan keterampilan dalam melaporkan aktivitas yang mencurigakan. Pendidikan juga harus memasukkan materi yang mendukung pemahaman dan penghargaan terhadap keberagaman.
Dalam membangun kewaspadaan masyarakat, pemerintah dan BNPT melibatkan tokoh agama, pemimpin masyarakat, dan komunitas adat. Mereka memiliki peran yang penting dalam menyebarkan pesan-pesan damai dan mengajarkan nilai-nilai toleransi kepada masyarakat. Dengan melibatkan tokoh-tokoh ini, masyarakat akan lebih mudah menerima dan memahami upaya pencegahan radikalisme sehingga masyarakat akan memahami akan bahaya dari paham radikalisme dan secara sadar akan meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman paham radikalisme.
Kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman radikalisme bukanlah hal yang dapat dicapai dalam waktu singkat. Kedewasaan berpikir bersama membutuhkan kerja sama dan komitmen dari semua pihak untuk terus membangun kewaspadaan ini. Pemerintah, BNPT, dan masyarakat harus saling mendukung dan bekerja sama dalam menjaga keamanan dan stabilitas negara.
Dalam menghadapi ancaman radikalisme, tidak ada ruang untuk kelalaian atau keengganan. Kewaspadaan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam menjaga keberlangsungan bangsa. Dengan membangun kewaspadaan yang kuat, kita dapat melindungi nilai-nilai kebangsaan, mempertahankan persatuan, dan menjaga keamanan negara dari ancaman radikalisme.
)* Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial dan Kemasyarakatan