Sendi BangsaSosial BudayaWarta Strategis

Mendukung Menteri Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin

Oleh : Aldia Putra )*

Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia telah berjalan dengan lancar, kini kita pun telah mengetahui siapa saja yang mengisi pada pos kementrian, beberapa diantaranya memang cukup mengundang perhatian publik dan netizen.

Seperti yang kita ketahui bahwa posisi menteri ditentukan oleh Presiden, dimana Presiden memiliki hak prerogatif untuk memilih dan bahkan me-reshufle menteri dari kabinetnya.

            Nama seperti Prabowo Subianto yang merupakan lawan politik Jokowi pada Pilpres, nyatanya telah terpilih untuk membantu Jokowi di Pos Menteri Pertahanan, meskipun barisan pendukungnya sempat ‘kejang-kejang’ ketika tahu tokoh yang dulu dielu-elukan bergabung dengan lawannya selayaknya sahabat.

            Terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Menteri semestinya tidak perlu menjadi kehebohan, justru alangkah baiknya hal tersebut kita dukung karena dengan bergabungnya Prabowo ke dalam kabinet Jokowi, diharapkan ketegangan di sosial media dapat mereda.

            Selain itu, fanatisme yang berlebihan dalam dunia politik juga nyatanya hanya memberikan kesia-siaan belaka, saat ini bukan waktunya untuk berkompetisi, saat ini waktunya pemerintah berkolaborasi dengan siapapun yang siap bekerja keras demi NKRI, meskipun dulunya adalah lawan politiknya.

            Selain itu, tokoh yang sempat mencuri perhatian adalah, sosok Nadiem Makarim, pendiri dan CEO Gojek yang telah resmi menjadi menteri pendidikan dan kebudayaan. Pria kelahiran Singapura tersebut juga menjadi menteri termuda dalam kabinet Jokowi-Ma’ruf dengan usia 35 tahun. Hal tersebut sesuai dengan janji Jokowi yang ingin menarik menteri-menteri muda.

            Sebagai sosok yang sering menggunakan ojek untuk ke kantor, Ia pun mencoba untuk menggabungkan teknologi dan ojek menjadi inovasi baru. Kehadiran ojek online tersebut cepat menarik perhatian masyarakat karena kemudahan akses yang ditawarkan.

            Saat ini, Gojek berkembang pesat dan menjadi decacorn pertama di Indonesia sebagai startup dengan valuasi lebih dari 10 miliar dollar AS. Bahkan layanan Gojek telah melakukan ekspansi ke sejumlah negara seperti Vietnam, Singapura dan Thailand.

            Sebelumnya, Nadiem juga sempat beberapa kali mengundang Presiden Jokowi ke acara Gojek, saat peluncuran Go-Viet di Vietnam, Presiden Jokowi hadir langsung bersama dengan sejumlah menteri.

            Dirinya juga pernah mendampingi RI 1 ke Silicon Valley, Amerika Serikat pada Oktober 2015. Namun, Nadiem tidak sendiri, ia menemani Jokowi bersama pentolan startup lokal lain seperti pendiri Tokopedia Wiliam Tanudjaya, pendiri Traveloka Ferry Unardi dan Pendiri Kaskus Andrew Darwis.

            Kala itu, Nadiem beralasan bahwa keikutsertaannya adalah ingin mempromosikan Indonesia kepada Investor Global.

            Kini ia tidak hanya menjadi bos besar Gojek, namun ia juga menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam kabinet Indonesia Maju.

            Presiden Jokowi juga berpesan kepada Nadiem, bahwa pihaknya akan membuat terobosan-terobosan yang signifikan dalam pengembangan SDM yang siap kerja, siap berusaha, dan link and match antara pendidikan dan industri.

            Selain Nadiem, sosok Wishnutama juga sempat menjadi perbincangan karena dirinya telah didapuk menjadi Menteri Pariwisatan dan Ekonomi Kreatif. Wishnu sendiri dikenal luas setelah berhasil membuat upacara pembukaan Asian Games Jakarta-Palembang 2018 sebagai pembukaan yang meriah, bahkan dikabarkan lebih meriah dari pembukaan Piala Dunia di Russia.

            Keterpilihannya sebagai menteri tentu bukan tanpa alasan, tampaknya Jokowi memang menginginkan sosok yang kreatif dalam kabinetnya.

            Kreatifitas Wishnutama nampaknya juga terasah setelah mengambil kuliah di jurusan Liberal Arts di Mount Ida College and Comunication, Emerson College, Boston, Amerika Serikat. Seiring menempuh pendidikan tersebut, ia sempat mengikuti kursus pertelevisian di Emerson College.

            Setelah lulus kuliah, ia bekerja sebagai asisten produksi di New England Cable News, Massachusetts, tepatnya pada tahun 1993.

            Usai dilantik menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) di Istana Negara pada Rabu 23 Oktober, siang harinya ia langsung beranjak ke kantor Kementrian Pariwisata.

            Disana ia bertemu dengan sang pendahulunya, Arief Yahya yang serta merta mengajaknya berkeliling dan berkenalan dengan staf Kementrian yang berkantor di Gedung Sapta Pesona.

            Tentu saja para menteri yang baru tersebut memiliki PR yang harus dikerjakan, pastinya Jokowi tidak akan asal pilih seseorang yang akan membantunya di Kabinet, harapannya keberadaan orang-orang pilihan tersebut dapat memberikan semangat baru bagi pemerintahan.

)* Penulis adalah pemerhati sosial politik

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih