Mendukung Moderasi Islam, Menolak Provokasi Khilafah
Oleh: Jody Rinjani*
Islam mengajarkan perdamaian dan antikekerasan. Sebagaimana Islam dalam arti harfiahnya berasal dari kata “salam” artinya damai, selamat, dan tunduk. Salam dan Islam sama-sama bertemu mengajak kepada ketentraman, keamanan, ketenangan, dan kedamaian. Masyarakat pun diajak untuk terus memoderasi Islam dan menolak provokasi khilafah.
Jika dilihat faktanya dalam Pancasila tidak ada satu pun yang bertentangan dengan ajaran Islam, justru Pancasila menjamin hak-hak umat Islam dalam beribadah. Secara tidak langsung Pancasila ini sudah menghimpun nilai-nilai Islam, karena didalamnya bertujuan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan umat muslim untuk beribadah.
Jika dilihat atau dipahami lebih dalam, poin-poin Pancasila benar-benar tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Sila pertama, ke-Tuhan-an Yang Maha Esa. Sila yang pertama ini jelas sangat bersesuaian sekali dengan semangat kemahaesaan Tuhan yang digaungkan dalam berbagai ayat-ayat al-Quran.
Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Jika kita menolak semangat yang terkandung dalam sila kedua dari Pancasila ini, berarti dengan sendirinya kita menolak menjalin hubungan baik dengan manusia secara beradab dan berakhlak. Dalam al-Quran, banyak sekali ayat-ayat yang berbicara mengenai posisi manusia dan kemanusiaan.
Sila ketiga, persatuan Indonesia. Dalam al-Quran, persatuan merupakan prinsip terpenting dalam membangun komunitas atau sebuah negara.
Sila keempat, kerakyatan yang sipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Hal demikian menjadikan penegasan untuk selalu bermusyawarah untuk mencapai mufakat. Apalagi yang menyangkut hajat masyarakat luas.
Sila kelima, keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Jika mereka menolak Pancasila, berarti mereka mengabaikan keadilan dan membela kezaliman. Sila kelima dalam Pancasila sangat menjunjung tinggi keadilan, semangat yang selalu digaungkan al-Quran dalam berbagai ayat-ayatnya. Jadi sebagai umat muslim saat ini, kita harus pintar-pintar dalam memahami Islam, jangan mau diadu-domba oleh narasi-narasi yang tidak jelas bahkan menyesatkan seperti paham radikal dan provokatif.
Sejatinya Pancasila sudah bersifat final, pada masanya sudah dibahas secara tuntas. Oleh karenanya, Pancasila dan Islam berjalan beriringan dan sekarang waktunya masyarakat termasuk generasi milenial untuk bersatu lawan virus radikalisme yang kerap memprovokasi masyarakat demi keutuhan NKRI.
*Penulis adalah Ketua Forum Pegiat Media Sosial Independen Regional Kabupaten Cirebon