Polemik Politik

Tolak Golput Dalam Pemilu Demi  Masa Depan Bangsa

Menjelang hari pencoblosan pemilihan umum (pemilu), suasana semangat demokrasi merambah di berbagai penjuru Tanah Air. Dari barat hingga ke timur, dari pelosok desa hingga pusat kota, semangat untuk menyukseskan pesta demokrasi lima tahunan itu terasa begitu kental.

Deklarasi Pemilu Damai yang diselenggarakan oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kalimantan Tengah (Kalteng) dan forkopimda kabupaten/kota se-Kalteng pada 4 Februari lalu tidak hanya sekadar sebuah acara seremonial.

Lebih dari itu, deklarasi tersebut merupakan wujud nyata dari semangat untuk menjaga keutuhan dan kualitas demokrasi di Tanah Air. Melalui kegiatan jalan sehat di Bundaran Besar, Palangka Raya, para pemimpin daerah dan elemen masyarakat menyuarakan komitmen mereka untuk menegakkan kejujuran, keadilan, ketertiban, dan keamanan dalam proses demokrasi yang akan datang.

Gubernur Kalteng, H. Sugianto Sabran, dengan penuh semangat menyampaikan pesan dan harapannya agar pelaksanaan pesta demokrasi pada 14 Februari mendatang berlangsung dengan aman, tertib, dan lancar. Ajakan untuk menggunakan hak pilih dan tidak golput menjadi sorotan utama dalam pidatonya.

Beliau menyadarkan bahwa setiap suara yang dipilih di bilik suara nantinya akan sangat menentukan arah kepemimpinan Indonesia selanjutnya. Pemilihan umum bukan sekadar perayaan politik rutin lima tahunan, tetapi juga merupakan kesempatan bagi setiap warga negara untuk menyalurkan aspirasinya dan menentukan masa depan bangsa.

Komitmen untuk menjaga perdamaian selama proses pemilu menjadi fokus utama bagi seluruh elemen masyarakat. Pemerintah daerah turut serta dalam upaya mengamankan tahapan pemilu, bukan hanya sebagai slogan belaka, tetapi juga sebagai upaya konkret untuk menciptakan atmosfer kondusif.

Pentingnya menjaga perdamaian selama proses pemilu tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama bagi seluruh warga negara.

Di tempat yang sama, Komandan Korem 102/Panju Panjung Brigjen TNI Iwan Rosandriyanto menekankan bahwa perbedaan pilihan politik adalah hal yang wajar dalam demokrasi. Namun, ia mengajak masyarakat untuk memastikan bahwa pemilu berlangsung dalam suasana yang aman, nyaman, dan damai, dengan fokus pada esensi pemilu: memilih pemimpin berkualitas untuk masa depan bangsa.

Kehadiran aparat keamanan, seperti yang disampaikan oleh Irwasda Polda Kalteng Kombes Ady Soeseno, merupakan jaminan akan kelancaran proses demokrasi. Ratusan ribu personel telah dikerahkan untuk memastikan pengamanan tidak hanya terfokus di kantor KPU dan Bawaslu, tetapi juga di seluruh wilayah Kalteng, sebagai langkah preventif terhadap potensi gangguan keamanan.

Selain dari pihak pemerintah dan aparat keamanan, peran serta dari elemen masyarakat juga tidak kalah pentingnya. Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng Agustiar Sabran turut memberikan komitmennya untuk mendukung pemilu damai di seluruh wilayah Kalteng.

Dengan suara lantang, ia mengajak semua pihak untuk menjaga kondusivitas, memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat terjaga dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemilu damai bukanlah hanya tanggung jawab pemerintah dan aparat keamanan, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama seluruh warga negara.

Peran penting dari pemilih pemula, khususnya Generasi Z (Gen Z), juga tidak dapat diabaikan. Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat dan SDM Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jakarta Pusat, Sahat Dohar Manullang, menekankan bahwa setiap suara memiliki bobot yang sangat besar dalam menentukan masa depan bangsa.

Sebagai pemilih pemula, mereka memiliki tanggung jawab untuk tidak bersikap cuek. Hak dan kedaulatan untuk memberikan kepercayaan kepada calon-calon yang dipilih merupakan hak yang harus digunakan dengan penuh kesadaran.

Penting bagi mereka, serta seluruh masyarakat yang berada di Jakarta, untuk mengurus kepindahan jika diperlukan, sehingga hak pilih tetap dapat digunakan dengan optimal.

Data dari Komisioner KPU DKI Jakarta Fahmi Zikrillah menunjukkan bahwa dari total angka Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilu 2024, sekitar 51 persen adalah kelompok Generasi Z dan milenial. Hal ini menunjukkan betapa besar peran generasi muda dalam menentukan arah demokrasi di negeri ini. Oleh karena itu, ajakan untuk tidak golput sangat penting untuk diperdengarkan.

Pemilu bukanlah sekadar acara rutin lima tahunan, tapi juga merupakan momen penting bagi bangsa ini untuk menunjukkan kedewasaan politiknya. Setiap suara memiliki arti besar dalam menentukan arah bangsa ke depan.

Oleh karena itu, marilah semua bersama-sama mengawal Pemilu ini, menjaga kejujuran, keadilan, dan kedamaian, sehingga hasilnya dapat diterima oleh semua pihak dengan legowo. Tidak golput adalah bentuk tanggung jawab kita sebagai warga negara dalam menentukan masa depan bangsa.

Dalam konteks pernyataan di atas, penting untuk melihat bahwa Pemilu bukan hanya tentang memilih pemimpin baru, tetapi juga tentang membangun fondasi demokrasi yang kuat dan inklusif. Semua elemen masyarakat, dari pemerintah hingga individu, memiliki peran penting dalam menentukan arah demokrasi di negara ini. Dengan partisipasi aktif dan bertanggung jawab dalam pemilu, kita dapat memastikan bahwa suara rakyat benar-benar didengar dan diwakili dalam pembangunan negara. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menjaga semangat demokrasi dan memastikan bahwa pemilu berjalan dengan lancar, damai, dan adil. Ayo, gunakan hak pilihmu dengan bijak dan jangan Golput!

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih