Mendukung Program Vaksinasi guna Kendalikan Penyebaran Varian Omicron
Oleh : Abdul Rasyid
Masyarakat mendukung program vaksinasi yang saat ini terus digencarkan Pemerintah. Percepatan vaksinasi ini diharapkan mendukung pengendalian penyebaran varian Omicron yang saat ini sudah masuk ke Indonesia.
Capaian vaksinasi Tahun 2021 demi menekan angka penyebaran Covid-19 dinilai cukup gemilang. Angka penurunan kasus terus terjadi di berbagai wilayah. Bahkan, PPKM berlevel kini juga makin dilonggarkan. Namun, keresahan ternyata belum mereda, menyusul adanya temuan baru bernama Omicron yang diduga berasal dari wilayah Afrika.
Varian bernama Omicron tersebut diklaim mutasi dari virus sebelumnya. Gejala, penularan hingga dampak yang terjadi berkali lipat ketimbang sebelumnya. Meski di Indonesia sendiri masih minim ditemukan kasus tersebut, namun tak ada salahnya untuk terus waspada.
Berkaca dari sebelumnya, virus Covid-19 awalnya juga memiliki riwayat penyebaran cukup masif. Sehingga memang tak bisa disepelekan ataupun dianggap remeh. Apalagi varian Omicron yang telah dikonfirmasi oleh WHO cukup mengancam.
Maka dari itu, Tito Karnavian selaku menteri Kesehatan terus mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada. Demi keamanan bersama, pemerintah telah melarang acara memiliki potensi kerumunan seperti pawai hingga pesta kembang api.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Tito mengingatkan pentingnya herd immunity atau kekebalan kelompok di tengah masyarakat Indonesia. Sebab, kekebalan tubuh atas Covid-19 turut dipengaruhi oleh kekebalan masyarakat terhadap virus itu.
Tito menyatakan bahwa antibodi mampu dibangkitkan melalui dua alternatif. Yaitu, Vaksinasi hingga infeksi alami. Kedua hal tersebut akan membantu tubuh mengenali susunan virus yang masuk dalam tubuh, sehingga akan dapat menciptakan sistem kekebalan atas virus tersebut.
Dirinya juga menambahkan bahwa vaksin merupakan gamechanger penanganan COVID-19 di Indonesia. Maka dari itu kekebalan yang tercipta pada masyarakat bakal mencegah tranmisi virus untuk meluas. Idealnya ialah, jika virus masuk dalam tubuh seseorang, diharapkan ternetralisir oleh antibodi sebelum virus tersebut menular.
Setidaknya ada tiga jenis cara pengembangan terkait vaksin. Cara pertama ialah vaksin dengan basis virus yang telah dimatikan. Vaksin ini umumnya terbuat dari proses perkembangbiakan virus dengan populasi tertentu. Sebelum nantinya disuntikkan. Yang menarik ialah, adanya banyak persepsi jika virus tersebut dilemahkan. Padahal, yang benar ialah virus telah dimatikan, imbuh Tito.
Cara kedua ialah jenis vaksin dengan protein sintetis. Vaksin varian ini mengandung protein S yang telah dimodifikasi sehingga tidak menempel pada sel dalam tubuh manusia. Umumnya, virus jenis inilah yang paling banyak dipakai di Nusantara.
Untuk jenis ketiga ialah vaksin dengan basis virus lain yang dinyatakan tidak berbahaya bagi tubuh manusia. Untuk menciptakan kekebalan kelompok, Tito mengungkapkan setidaknya memerlukan 70 persen atau setara dengan 208 juta masyarakat Indonesia. Dirinya juga menyatakan turut mengapresiasi pelaksanaan Vaksinasi yang telah berlangsung. Sinergi antara pemerintah pusat hingga daerah dinilai sangatlah baik. Sinergi ini jugalah yang merupakan kunci keberhasilan program Vaksinasi.
Dalam laporan terbarunya , Kementerian Kesehatan telah menemukan adanya tranmisi atau penularan lokal varian Omicron di Indonesia. Total kasus hingga saat ini ialah mencapai angka 47. Dimana 46 kasus diantaranya ialah imported cased, sementara yang satu ialah transmisi lokal.
Varian baru bernama Omicron ternyata memang tak membutuhkan waktu yang lama untuk berekspansi. Namun, jika pengoptimalan Vaksinasi ini bisa jadi jalan terbaik, harus terus diupayakan dan didukung. Sudah bukan saatnya lagi mempercayai aneka berita Hoax. Yang mengatakan jika vaksin adalah konspirasi, alat politik, hingga tuduhan sejenisnya.
Apalagi, teknologi kini mampu menyajikan berita-berita yang nyata dan benar, dari sumber yang terpercaya. Sehingga, tak ada alasan untuk tidak mau menerima Vaksinasi tersebut. Selain demi herd immunity dan pengendalian transmisi virus, beberapa layanan publik mengharuskan pengunjungnya juga telah tervaksin.
Hal ini tentunya juga wujud nyata kolaborasi antar elemen agar mampu mensukseskan pengendalian COVID-19. Pun dengan pemerataan vaksinasi demi keamanan bersama. Apalagi, kini program Vaksinasi telah merambah hingga umur minimal 6 tahun.
Artinya, upaya ini telah menyentuh lapisan masyarakat secara menyeluruh. Pengembangan-pengembangan vaksin untuk mengejar optimalnya penekanan angka transmisi virus ini juga dirasa sangat baik . Nyatanya tidak perlu waktu lama, jarak Rilisnya vaksin bagi dewasa dan anak-anak.
Bukankah hal ini merupakan wujud upaya nyata dari pemerintah yang harus diapresiasi juga. Sehingga dukungan-dukungan masyarakat agar suksesnya program Vaksinasi ini mampu berjalan dengan lancar. Sehingga, virus yang bernama Omicron bisa segera ditanggulangi.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute