Mengapresiasi Diplomasi RI Wujudkan Gencatan Senjata Israel-Palestina
Oleh : Muhammad Yasin )*
Pemerintah Indonesia membela Palestina habis-habisan melalui jalur diplomasi. DK PBB terus didesak agar menjewer Israel untuk menghentikan kontak senjata. Karena jika diteruskan, akan bisa merembet jadi perang dunia ketiga, dan negara-negara lain juga ikut berkonflik dan membela pihak yang lain.
Konflik antara Israel dan Palestina menjadi sorotan dunia, karena sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Terakhir, tentara Israel nekat menyerang kompleks Masjidil Aqsa dan melontarkan pelor, sehingga memantik kemarahan semua orang, termasuk Indonesia. Karena mereka telah melewati batas dengan menembaki rumah ibadah.
Pemerintah Indonesia bergerak cepat dengan mendesak DK PBB agar bersikap tegas untuk menengahi konflik ini. Presiden Jokowi juga mengecam kekejaman Israel dan berharap agar permasalahan ini segera selesai. Karena korban dari peristiwa berdarah ini kebanyakan adalah wanita dan anak-anak yang tidak bersalah.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa penjajahan dalam konflik Israel dan Palestina adalah isu utama. Konflik bersikap simetris, yakni Israel sebagai penjajah dan Palestina sebagai yang dijajah. Dalam artian, segala bentuk penjajahan harus dihentikan sekarang juga karena melanggar hak asasi manusia.
Menteri Retno melanjutkan, semua negara harus menghentikan upaya sitematis Israel. Karena pendudukan rakyat Palestina adalah pelanggaran hukum internasional yang memerlukan respon bersama dari semua negara. Dalam artian, tidak ada tempat bagi penjajahan di seluruh wilayah di dunia, dan Indonesia terus berniat untuk membela rakyat Palestina.
Setelah pemerintah Indonesia mendesak DK PBB, Sekjen PBB Antonio Guterres menyatakan bahwa ia keberatan terhadap penyerangan di wilayah perbatasan Palestina. Ia juga mendesak Israel agar melakukan gencatan senjata.
Pernyataan Sekjen PBB dan desakan dari banyak negara lain membuat Israel akhirnya menyerah. Mereka akhirnya melakukan gencatan senjata pada tanggal 20 mei 2021. Penghentian serangan ini tentu melegakan karena rakyat Palestina tak lagi hidup di bawah ketakutan karena banyak tentara Israel yang berkeliaran.
Setelah 11 hari penyerangan, maka masyarakat Palestina akhirnya bisa merasakan perdamaian. Penembakan oleh tentara Israel telah membuat lebih dari 200 orang meninggal dunia dan banyak korban luka-luka. Sehingga jika tidak ada gencatan senjata, tak bisa dibayangkan ada berapa korban lagi yang harus kehilangan nyawa dengan cara tragis.
Gencatan senjata yang dilakukan oleh Israel juga merupakan hasil dari perjuangan Indonesia, yang membela Palestina dari jalur diplomasi. Karena Indonesia adalah salah satu anggota DK PBB, sehingga pendapatnya sangat dihargai oleh Sekjen PBB. Pemerintah menggunakan statusnya dan pengaruhnya, untuk membela rakyat Palestina.
Selain itu, keberanian Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga patut diacungi jempol. Menteri Retno sangat vokal dalam menyatakan pendapatnya, di depan banyak perwakilan negara lain, termasuk anggota-anggota OKI. Mereka yang kebanyakan laki-laki amat kagum terhadap sosok wanita tangguh, yang pandai berdiplomasi untuk membela hak rakyat Palestina yang menderita.
Diplomasi Indonesia berhasil dan membuat gencatan senjata patut diapresiasi, karena berkat kecerdasan Menteri Retno dan strategi untuk bersilat lidah, akhirnya rakyat Palestina terselamatkan. Indonesia memang lebih memilih jalur ini daripada kekerasan, karena dianggap lebih efektif dan memiliki efek positif dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, jika ada serangan lagi, maka dipastikan pemerintah akan membela Palestina kembali.
Kita wajib memberi pujian pada pemerintah Indonesia karena terus membela Palestina demi alasan kemanusiaan. Penyerangan terhadap rakyat yang tak memegang senjata tentu sangat tidak dibenarkan, karena jika dibiarkan akan terjadi genosida, yang melanggar hak asasi manusia. Pemerintah akan terus bersama rakyat Palestina dan semoga tak ada serangan lagi ke depannya.
)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara