Oleh Albert Jigibalom
Bersamaan dengan penyerangan Israel di Gaza dan wilayah Palestina lainnya sebelum “Perjanjian Pseudo” disepakati, reruntuhan penyerangan Israel telah terlihat di Gaza.
Lebih dari 160.000 warga Gaza tidak mendapatkan layanan air bersih karena beberapa pipa air bersih di Gaza telah putus akibat serangan brutal tentara pengecut Israel.
Selain itu, banyak anak yatim piatu yang bermunculan di Palestina karena serangan tak terkendali Israel di Gaza. Rumah sakit, sekolah dan masjid Al Aqsha dan masjid lainnya mengalami perusakan parah. Jadi beberapa pakar internasional mengatakan serangan Israel di Palestina pada dasarnya adalah niat genosida sehingga Israel menantang PBB melalui kekerasan hak asasi manusia yang mereka lakukan di Palestina. Jadi, kini PBB harus memasukkan Israel ke dalam daftar negara teroris.
Di Indonesia, isu Palestina telah dimanfaatkan oleh beberapa kelompok kepentingan yang sejalan atau sependapat dengan ideologi dan sistem khalifah ‘untuk mengeksploitasi dan mempolitisasi isu Palestina untuk mendapatkan pragmatis dan petualangan termasuk tujuan yang naif.
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus waspada dalam mengedepankan ideologi khalifah dibalik isu Palestina. Kami setuju serangan Israel ke Palestina harus dikutuk dan dilawan karena hukum Indonesia tidak mendukung agresi dan aneksasi ke negara merdeka dan merdeka seperti Palestina. Tapi, kami tidak terima jika isu Palestina dulu menggantikan Pancasila dengan ideologi khalifah yang sudah masif menyebar ke seluruh Indonesia. Apakah sudah jelas, teman?
Penulis adalah pengamat internasional. Tinggal di Papua, Indonesia.
