Menyukseskan PON XX di Papua yang Aman dan Sehat
Oleh : Rahmat Soleh )*
PON XX akan diselenggarakan bulan Oktober 2021 dan panitia berusaha keras agar penyelenggaraannya aman dan memenuhi protokol kesehatan. Masyarakat pun diminta untuk ikut menyukseskan pelaksanaan PON XX di Papua dengan aktif mengikuti program vaksinasi maupun menjaga situasi kondusif di masyarakat.
Apakah Anda menunggu pembukaan PON XX Papua pada tanggal 2 Oktober 2021? Di tengah pandemi, menonton acara olahraga menjadi hiburan yang nikmat, agar pikiran tidak stress gara-gara Corona. Sudah lama juga kita tidak menyaksikan tayangan lomba olahraga, terakhir di ASEAN Games 2018 lalu. Sehingga PON XX ditunggu masyarakat dengan sangat antusias.
Panitia PON XX juga berusaha agar acara ini terselenggara dengan mematuhi protokol kesehatan karena saat ini masih pandemi. Semua atlet, offisial, dan panitia sudah divaksin sebelum mendarat di Papua. Vaksin menjadi syarat agar tidak terbentuk klaster Corona baru. Bahkan penduduk di sekitar arena PON XX juga divaksin agar menciptakan kekebalan kelompok.
Selain vaksinasi, untuk menjaga agar semua pihak yang terlibat di PON XX agar tetap sehat adalah dengan pemberlakuan prokes yang ketat. Para atlet hanya boleh melakukan mobilitas dari Wisma Atlet ke arena pertandingan. Di GOR atau lapangan, ia hanya boleh bergerak dari tempat istirahat ke tempat berlaga, dan sebaliknya. Ia dilarang keras untuk keluyuran keluar GOR apalagi mengadakan acara jumpa fans.
Presiden Jokowi akhirnya memberi restu untuk menyelenggarakan PON XX dengan penonton. Syaratnya, masyarakat yang menjadi supporter harus sudah divaksin (2 kali injeksi). Jumlah penonton juga dibatasi agar tidak terjadi kerumunan. Mereka yang boleh menonton juga merupakan tamu undangan dari Pemda Papua, sehingga bukan orang sembarangan.
Selain menjaga agar tidak terjadi klaster Corona baru, maka panitia juga berusaha agar PON XX berlangsung dengan aman, dengan bantuan dari aparat. Setidaknya 9.000 orang polisi diterjunkan untuk mengamankan PON XX, tidak hanya di arena pertandingan, tetapi juga di sekitar Wisma Atlet. Panitia juga menjamin keamanan kontingen dari provinsi lain dan mereka tidak usah khawatir.
PolisI juga rajin melakukan razia terutama untuk menangkap pesepeda motor yang membawa senjata tajam. Razia makin ketat dilakukan, khususnya di Kota Jayapura dan 3 klaster PON lainnya. Masyarakat juga tidak kaget akan adanya razia, karena mereka sadar bahwa ini cara polisi untuk mengamankan Papua, khususnya di dekat arena PON XX.
Razia dilakukan dengan ketat karena jangan sampai ada anggota KST atau oknum yang berhasil mengacaukan PON, karena acara ini harus berhasil. KST memang sempat meneror di daerah Maybrat dengan tujuan mengacaukan pengamanan pra PON. Sehingga aparat makin ketat dalam menjaganya.
Salah satu upaya untuk mencegah masuknya KST adalah dengan mengirimkan intelijen. Hal ini diungkapkan oleh Kapolres Mimika AKBP IGG Era Adhinata. Deteksi dini diperlukan agar nantinya PON berjalan lancar. Dalam artian, perlu upaya pencegahan sebelum terlanjur ada ancaman, baik dari KST, OPM, maupun oknum lain.
Pengamanan memang makin diperketat, apalagi PON XX diselenggarakan kurang lebih 2 minggu lagi. Jelang pembukaannya maka makin sering dilakukan razia. Tujuannya agar tidak ada oknum yang berusaha mengacaukan PON dengan cara apapun.
PON XX diselenggarakan dengan prokes ketat karena masih masa pandemi, dan vaksinasi menjadi salah satu syarat sebelum atlet diperbolehkan untuk masuk ke Papua. Penonton juga boleh masuk ke arena pertandingan tetapi benar-benar terbatas dan hal ini untuk mencegah kerumunan. Pengamanan pra PON juga makin diperketat oleh aparat.
)* Penulis adalah kontributor Forum Suluh Masyarakat Boyolali