Mewaspadai Provokasi KAMI Cari Simpati Saat Demo Buruh
Oleh: Abdul Hasan )*
Demo buruh selama 3 hari ini didukung oleh KAMI. Mereka menyatakan sokongannya untuk unjuk rasa tersebut dan juga merasa tak sepakat dengan omnibus law. Namun hati-hati dengan intrik KAMI, karena mereka hanya ingin memprovokasi buruh agar berdemo terus-terusan, sambil melakukan tindakan anarkis.
Koalisi aksi menyelamatkan Indonesia terang-terangan mendukung demo buruh untuk menentang omnibus law. Namun para pekerja jangan gembira, karena niatan KAMI tidak murni. Mereka hanya melempar kail untuk mendapat simpati.
Kenyataannya, KAMI tengah memprovokasi agar para buruh makin membenci pemerintah dan para pejabat.
Para pekerja memang diarahkan agar terus menentang peraturan pemerintah. Saat mendapat dukungan, mereka senang karena KAMI adalah kumpulan dari para tokoh senior. Namun mereka lupa modus KAMI agar mendapatkan lebih banyak simpatisan. Juga sorotan media karena dianggap memihak wong cilik.
Ketika KAMI berhasil aji mumpung karena dianggap pro buruh, maka mereka berharap para pekerja akan mendukung jika ada perwakilan dari organisasi tersebut yang jadi calon presiden. Disebut-sebut, Gatot Nurmantyo sebagai presidium KAMI sudah mengambil ancang-ancang untuk maju nyapres dan mempersiapkan fanbase dari sekarang.
Pengamat politik Emrus Sihombing menyatakan bahwa dukungan KAMI untuk demo buruh amat sarat dengan kepentingan politik. Tak heran mereka sibuk cari panggung agar diingat lagi oleh masyarakat. Sehingga saat pemilihan presiden 2024, sudah punya bekal dukungan rakyat yang cukup banyak.
Keinginan Gatot Nurmantyo untuk menjadi RI-1 memang sudah ada sejak 2019 lalu, namun sayang ia gagal mendapat kendaraan politik. Sekarang ia bergabung dengan KAMI yang sama-sama tokoh senior, dan bersatu membentuk dukungan dari masyarakat. Diharap jika ia muncul ke publik atas nama organisasi, suara positif untuknya akan lebih banyak.
Oleh karena itu ia getol menyuarakan dukungan kepada kaum buruh yang berdemo. Setelah setelah sebelumnya ikut mengusung isu PKI jelang 30 september, kali ini KAMI sengaja menunggangi para buruh agar ikut viral. Apapun dilakukan demi popularitas, walau hanya menebar sensasi tanpa prestasi.
KAMI seolah menutup mata bahwa demonstrasi dilakukan di tengah pandemi dan berbahaya karena bisa membuat klaster corona baru. Benar saja, setelah demo ada belasan buruh yang positif covid. Jika mereka sakit dan butuh biaya pengobatan karena tak punya kartu BPJS, apakah KAMI mau menanggungnya? Karena katanya rela menyelamatkan Indonesia.
Jawabannya adalah belum tentu, karena bisa jadi buruh dianggap rela berdemo atas kemauan sendiri. Bukan atas provokasi KAMI. Saat para buruh sakit, maka tinggal gigit jari. Padahal kita tahu sendiri keganasan corona dan penyakit ini belum ada vaksinnya. Tindakan KAMI untuk mendukung demo buruh jelas-jelas melenceng karena melanggar protokol kesehatan.
Jika dari awal KAMI sudah terbukti melanggar protokol kesehatan, untuk apa diberi simpati? Apalagi diberi jalan menuju pilpres 2024. Pembentukan KAMI sangat kental oleh aroma politis dan buruh jangan mau disetir dan dimanfaatkan oleh mereka. Karena protokol kesehatan yang penting saja dilanggar, apalagi peraturan lain.
Oleh karena itu, diharap kaum buruh jangan mudah terpengaruh oleh provokasi KAMI. Karena mereka hanya bisa bicara tanpa memberi dukungan yang asli. Jika memang KAMI mendukung para buruh, maka jangan suruh mereka berdemo. Namun ikut menyediakan lowongan kerja dengan gaji yang layak, agar buruh tak takut memiliki masa depan yang suram.
Jangan mau kena rayu ketika KAMI memberi dukungan kepada demo buruh. Karena itu hanya modus agar mereka berbalik mendukung presidiumnya, kelak saat pemilihan presiden. Sebagai buruh, jangan bersumbu pendek dan semangat berdemo, mumpung didukung purnawirawan. Karena KAMI hanya memanfaatkan popularitas pemberitaan demo agar ikut viral.
)* Penulis adalah warganet tinggal di Temanggung