Optimalisasi Peran Media Massa Dalam Menciptakan Stabilitas Nasional Pasca Pengumuman Hasil Pemilu 2019
Jakarta – PP Wanita Pertahanan Ideologi Syarikat Islam sukses menggelar dialog kebangsaan bertema “optimalisasi peran media massa dalam menciptakan stabilitas nasional pasca pengumuman hasil pemilu 2019” bertempat di rumah kebangsaan H.O.S Tjokroaminoto jalan taman amir Hamzah 02 pegangsaan Jakarta Pusat. (24/05)
Dalam dialog tersebut turut hadir Hamdan Zoelva, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi RI sekaligus ketua umun Syarikat Islam. Dalam paparannya diungkapkan bahwa menurut H.O.S Tjokroaminoto selama kita masih belum mendapatkan keadilan ekonomi maka hak kesetaraan kita sebagai warga negara belum dapat terpenuhi. Hal itulah yang membuat kita sebagai warga negara masih kesulitan dalam persoalan politik saat ini.
Menurutnya ketimpangan yang terjadi adalah akibat dari imperialisme dan kapitalisme yang belum terhapuskan di dalam masyarakat. Hamdan zoelva menambahkan bahwa negara Indonesia adalah negara plural yang memiliki potensi konflik terbesar. Dalam kondisi masyarakat yang belum memadai secara infrastruktur pendidikan dan ekonomi, idelialisme dalam berpolitik mustahil dapat teraih secara sempurna.
Kecuali dengan mecapai keadilan ekonomi di dalam masyarakat untuk menghapus imperialisme dan kapitalisme tersebut.Gefarina Djohan narasumber dalam dialog kebangsaan tersebut juga menyampaikan satu-satunya cara untuk mencapai pemilu yang berkualitas adalah dengan menciptakan kondisi pemilu yang jujur dan adil. Potensi kecurangan akan selalu ada. Tetapi kita tidak boleh memperkeruh suasana dengan memprovokasi dan menambah genting suasana. Menurutnya kita harus mengedepankan rasa berbesar hati dalam menyikapi iklim politik hari ini.
Sabir laluhu sebagai seorang wartawan senior sindo menyampaikan juga bahwa media sosial sebagai sumber informasi media massa tetapi sebatas medium untuk memperluas penyebaran informasi. Terlepas informasi yang disampaikan adalah informasi valid atau hanya sebatas hoax.Dengan media massa sebagai sumber penyampai informasi diharapkan mampu menjadi sarana rekonsiliasi keadaan pasca polarisasi berlangsung sejak pemilu april 2019 lalu.
Kita sebagai warga negara harus mengedepankan hati nurani ketika kita menerima dan mencerna berita. Jangan sampai media massa malah membuat kita terjerumus pada hal yang bertentangan dengan nurani.Sementara itu Megawaty Ketua umum PP Wanita Perisai menambahkan dalam sambutannya bahwa sudah saatnya kita menanggalkan egosentris kita terhadap dikotomi yang telah terjadi.
Apapun ketetapan hasil pemilu harus kita hormati dan kita harus miliki kesadaran penuh. Bukan lagi persoalan 01 dan 02 tetapi kita harus kembali pada sila ketiga pondasi negara kita, pancasila. Butir yang menekankan tentang Persatuan Indonesia.