Papua Bagian Integral Indonesia
Oleh : Edward Krey )*
Peristiwa rasisme terhadap mahasiswa Papua di Jawa Timur telah memicu gejolak masyarakat memprotes peristiwa tersebut. Protes tersebut juga disinyalir dimanfaatkan kelompok kepentingan untuk menuntut pemisahan diri Papua dari Indonesia. Usaha tersebut gagal karena dilihat dari berbagai aspek, Papua sepenuhnya bagian integral NKRI.
Dukungan terhadap Papua sebagai bagian integral dari NKRI, merupakan sesuatu yang amat penting, dukungan tersebutlah yang dapat menjadi penyemangat semua pihak untuk menjaga tanah Papua agar tetap berada di wilayah Nusantara.
Dukungan agar Papua tetap menjadi bagian dari Indonesia juga tidak datang dari dalam negeri, Duta Besar Belanda Tjeerd de Zwaan menegaskan, pihaknya mendukung Papua merupakan bagian integral dari negara kesatuan republik Indonesa.
Ketika ditanya terkait sikap pemerintah Belanda terhadap Melanesian Sparehead Group (MSG) yang mendukung Papua lepas dari Indonesia. Dikatakan Dubes Belanda, kedatangannya ke Papua untuk mengetahui pelaksanaan Otsus Plus yang diusung Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Lukas Enembe dan Klemen Tinal.
Perlu kita ketahui Papua merupakan bagian Integral Indonesia sejak rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945, sehar setelah Soekarno – Hatta memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia, pada 17 Agustus 1945. Wilayah Papua secara umum merupakan daerah yang kaya akan keanekaragaman hayati, dengan berbadai sumber daya alam, suku serta bahasa.
Dari posisi geopolitik Papua berbatasan dengan Negara – negara yang memiliki kekuatan ekonomi global potensial mulai Filipina di sebelah utara, lalu merembet ke Hongkong, Taiwan, Jepang, hingga kepulauan pasifik dan benua Amerika di sebelah timur sedangkan di selatan berhadapan dengan Australia. Melihat posisi tersebut tentu membuat bumi cenderawasih ini cukup diminati oleh investor untuk mengembangkan perekonomian di daerah tersebut.
Namun, kenyataannya kondisi wilayah Papua masih belum berkembang sepenuhnya, hal ini tak lain dikarenakan kondisi sosial – keamanan yang belum stabil akibat terus berkembangnya gerakan kelompok separatis di wilayah tersebut.
Bahkan kelompok yang menginginkan Papua berpisah dari Indonesia tersebut, tak jarang terlibat baku tembak dengan aparat TNI/Polri, gangguan keamanan inilah yang menyebabkan pembangunan dari berbagai sektor terhambat.
Hingga saat ini kelompok yang masih aktif menggaungkan kemerdekaan bagi Papua tidak lain adalah Organisasi Papua Merdeka, dimana mereka telah berhasil menunggangi isu rasialisme di Surabaya untuk mengibarkan bendera bintang kejora. Kelompok ini juga tak segan menunjukkan perlawanan terhadap aparat TNI/Polri
Gencarnya aktifitas kelompok tersebut dalam menyuarakan kemerdekaan, mendapatkan tanggapan negatif dari kelompok Pro NKRI yakni Barisan Rakyat Pembela NKRI (Bara NKRI). Dimana kelompok tersebut telah meminta kepada aparat untuk menindak tegas kelompok yang ingin merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara serta memecah persatuan, kesatuan Papua dalam bingkai NKRI.
Kelompok yang menginginkan Papua berpisah dari NKRI, artinya mereka tidaklah memahami ideologi Pancasila dan UUD 1945. Selain itu, aksi kelompok separatis tersebut dapat memunculkan tindakan pemberontakan spontanitas warga yang tetap ingin menjadi bagian dari NKRI.
Kondisi Indonesia yang bersifat plural sudah semestinya menjadi faktor penguat kesatuan – persatuan diantara masyarakat. Lemahnya pemahaman maupun implementasi “Bhineka Tunggal Ika” telah menyebabkan Masyarakat menjadi terpolarisasi berdasarkan suku, ras dan agama. Hal tersebut tentu tidak sesuai dengan apa yang menjadi tujuan founding fathers dalam mendirikan NKRI.
Sebagai negara yang berdaulat, sudah semestinya masyarakat Indonesia bersama – sama saling bergotong – royong, mendukung terwujudnya persatuan – kesatuan serta kemakmuran bangsa Indonesia, bukan sebaliknya yang justru mengganggu terwujudnya keutuhan NKRI. Mengingat hal tersebut tidak akan membuahkan hasil yang positif melainkan hasil negatif, yang pada akhirnya mengganggu perkembangan aspek ekonomi – sosial wilayah setempat.
Isu kemerdekaan yang disebarluaskan oleh kelompok Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) misalnya tidak hanya memicu penolakan atas pergerakan mereka, tetapi juga telah memberikan tanggapan negatif masyarakat atas kelompok tersebut, sehingga akan muncul kemungkinan dampak terhadap tindakan spontanitas yang memojokkan kelompok tersebut.
Kita harus tetap sadar bahwa NKRI sudah final membentang dari Sabang sampai Merauke, dari Mianggas sampai Pulau Rote.
Sehingga pemerintah juga perlu menghadirkan pembangunan yang berkeadilan, berkelanjutan serta merata di Wilayah Indonesia Timur khususnya Papua. Oleh karena itu Papua haruslah kita jaga, karena mereka adalah saudara kita.
Dengan menjaga Papua untuk tetap menjadi bagian integral dari NKRI, maka kita juga berperan dalam merawat bangsa Indonesia dari segala upaya perpecahan atau separatisme.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta