Papua Sudah Kondusif, Masyarakat Telah Beraktivitas Secara Normal
Oleh : Edward Krey )*
Menko Polhukam Wiranto telah menerima laporan dari Papua dan Papua Barat dari Pangdam dan Kapolda Papua yang melaporkan suasana di Tanah Papua sudah Kondusif.
Wiranto menjelaskan, kondisi Papua telah kondusif dan dipastikan aman karena masyarakat telah melakukan aktifitas seperti biasanya. Selain itu, Polri dan TNI juga masih terus memastikan agar kerusuhan tidak kembali pecah.
Ia juga mengucapkan syukur, karena toko – toko di Papua sudah buka dan kehidupan sudah berjalan kembali, pasar tradisional yang merupakan mata rantai ekonomi rakyat sudah berjalan normal.
Kemudian, pelayanan publik juga sudah kembali berjalan, khususnya di perkotaan baik layanan transportasi (pelabuhan, bandara, terminal), distribusi BBM, pemerintahan, kesehatan, pasar, perbankan, bahkan PDAM saudah dapat berfungsi meskipun membutuhkan sedikit perbaikan karena memang ada kerusakan akibat kerusuhan.
PT Pelindo atau peti kemas juga sudah mulai melakukan pengiriman menuju gudang – gudang penampungan, Bank Mandiri kembali membuka pelayanan, dan alran listrik kembal normal meski PLN masih melakukan perbaikan di beberapa tempat yang rusak.
Selain itu Mantan Panglima TNI tersebut menegaskan, menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan tugas seluruh rakyat. Oleh sebab itu, saling menghargai dan menjunjung tinggi perbedaan adalah modal dasar bagi persatuan.
Dirinya juga mengatakan, saat ini tokoh – tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat terus melakukan koordinasi dan upaya – upaya pertemuan untuk terus memelihara keadaan yang damai agar tetap dipertahankan.
Pada kesempatan berbeda, Mustofa Kamal selaku Kabid Humas Polda Papua mengatakan, situasi di Papua sudah kembali kondusif. Masyarakat Papua pun sudah dapat melakukan aktifitasnya seperti biasa.
Kamal mengungkapkan, Brimob Nusantara sudah dikerahkan ke berbagai wilayah Papua, untuk menjaga situasi dan kondisi tetap aman. Sehingga masyarakat Papua dapat melakukan aktifitasnya tanpa ada rasa kekhawatiran.
Pasukan Brimob Nusantara, diantaranya berasal dari Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Mako Brimob masing – masing 250 personel.
Untuk menjaga stabilitas keamanan di Papua, telah dilaksanakan Forum Kepala Daerah se – Wilayah adat Tanah Tabi yang terdiri dari beberapa kabupaten yaitu Kabupaten Keerom, Mamberamo Raya, Sarmi dan Kota Jayapura. Di sentani pada tanggal 3 September lalu.
Forum tersebut membahas tentang situasi kondisi yang berkembang, kemudian mencari solusi bagaimana bisa mempertahankan keamanan dan perdamaian di wilayah adat itu. Juga pertemuan forum komunikasi Umat Beragama Kab. Jayapura yang dipimpin oleh Bupati Jayapura dan mengundang tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama untuk melaksanakan koordinasi pertemuan, kebersamaan dalam rangka menciptakan suasana damai, suasana yang teduh, dan hal ini akan terus dilakukan.
Wiranto juga menjelaskan terkait dengan isu –isu yang berkembang tentang adanya aksi demonstrasi susulan di Manokwari. Menurutnya, memang ada hasutan, provokasi dan berita hoax tentang adanya demo – demo susulan yang terjadwal.
Secara tegas Wiranto mengatakan bahwa hal tersebut hoax, karena masih ada kelompok yang ingin supaya keadaan menjadi kacau maka aparat keamanan masih berhati – hati. Hal itulah yang menjadi sebab mengapa sampai saat ini akses internet di Papua masih dibatasi, karena masih adanya hasutan dan ajakan provokatif.
Harapannya aparat keamanan dengan upaya persuasif bisa meredam hal tersebut untuk tidak menjadi demo – demo lagi, tidak ada perusakan lagi, tidak ada pembakaran lagi.
Kemudian juga ada laporan terkait dengan proses pengiriman jenazah, Maikel Kareth yang kemarin menjadi korban pada saat ada bentrokan massa pada tanggal 1 September di Abepura. Menko Polhukam mengatakan, Jenazah akan dimakamkan di Kabupaten Maybrat dan ternyata sudah berjalan aman, kondusif dan tidak ada hal – hal yang perlu dikhawatirkan.
Meski berangsur aman, di Manokwari memang masih terjadi aksi demonstrasi pada 3 september di beberapa lokasi, namun jumlah massa tidak besar hanya sekitar 30 – 50 orang dan para peserta aksi tersebut secara damai membubarkan diri secara tertib setelah menyampaikan aspirasinya.
Upaya pemerintah dalam menstabilkan keamanan di Papua tentu telah menunjukkan perkembangan yang signifikan, apalagi dengan roda perekonomian dan jasa pelayanan di Papua yang berangsur kembali seperti sedia kala.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua, tinggal di Yogyakarta