Pelantikan Presiden dan Wapres RI : Bukti Kemenangan Demokrasi dan Kedaulatan Rakyat
Oleh : TW Deora dan Ertama )*
Perjalanan pesta demokrasi di Indonesia yang sangat panjang, melelahkan dan mahal sebentar lagi akan tuntas dengan dilantiknya Joko Widodo dan Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2019 s.d 2024. Kemenangan Paslon 01 saat Pilpres 2019 ditentukan dengan “sudden death” yaitu harus melalui keputusan hukum yang dikeluarkan Mahkamah Konstitusi (MK), dan kemudian diperkuat dengan keputusan KPU RI yang mengesahkan Paslon 01 sebagai Presiden dan Wapres RI.
Sejauh ini, tidak ada fakta yang menonjol bahwa prosesi pelantikan Jokowi-Ma’ruf Amin akan menghadapi kendala serius seperti adanya penolakan terhadap proses oath taking tersebut ataupun melalui ancaman aksi unjuk rasa kelompok yang menolak kemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin. Sejauh ini, aparat keamanan, aparat intelijen dan aparat penegak hukum relatif berhasil mendeteksi dan mengagalkan manuver berbagai kelompok yang akan mengganggu hajatan politik nasional tersebut, termasuk menangkap sejumlah terduga teroris di beberapa daerah antara lain Pandeglang (Banten), Bali, Manado (Sulawesi Utara), Cengkareng (Jakarta), Bandung dan Cirebon (Jawa Barat), Jambi, Lampung, Poso (Sulawesi Tengah), Jawa Tengah dan Jawa Timur. Oleh karena itu, respek dan dukungan terhadap hasil positif tersebut dikemukakan berbagai kalangan di beberapa daerah, bahwa pelantikan Presiden dan Wapres RI harus disukseskan karena merupakan cerminan atau bukti kemenangan demokrasi dan kedaulatan rakyat.
Menurut catatan penulis, ada beberapa tokoh dan Ormas yang menyatakan dukungannya dan partisipasi positifnya agar pelantikan Jokowi-Ma’ruf Amin berjalan dengan aman, damai dan lancar antara lain Ikatan Jurnalis Bestari Mempawah di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, dimana kelompok ini tegas menolak aksi-aksi demonstrasi yang ditujukan untuk menghalang-halangi pelaksanaan pelantikan serta mendukung penuh pelantikan dan penyelenggaraan pemerintahan Jokowi- Ma’ruf Amin untuk lima tahun kedepan, karena proses demokrasi sudah dilaksanakan dengan baik.
Pesan dan dukungan senada juga dikemukakan oleh organisasi buruh di Kota Banjar, Jawa Barat dengan menilai rakyat Indonesia akan bangga memiliki Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wapres RI yang telah dipilih secara demokratis. Organisasi buruh ini juga menolak aksi unjuk rasa yang bersifat anarkis demi menjaga keindahan berbangsa dan bernegara serta mengajak masyarakat mengawal konstitusi, menolak keras aksi gerakan radikalisme dan terorisme yang menggangu kehidupan berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat.
Dukungan juga disampaikan berbagai tokoh di Kabupaten Sumba Tengah (NTT), bahkan mereka juga aktif menangkal informasi negatif yang berkembang di media massa, terutama media sosial karena banyak hoaks masih berseliweran di media sosial menjelang pelantikan Jokowi-Ma’ruf Amin. Hal positif senada dikemukakan oleh MUI Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan salah seorang tokoh pemuda Kecamatan Kuala di Jambi, dimana mereka mendukung pelantikan Jokowi-Ma’ruf Amin dan menyayangkan aksi anarkis yang menimbulkan korban baik fisik bahkan korban jiwa dari para petugas kepolisian dalam menghadapi para perusuh saat menyusup di dalam demonstrasi para mahasiswa dan pelajar.
Tidak hanya itu saja, ada momentum positif menjelang pelantikan Jokowi-Ma’ruf Amin terjadi di Masjid Agung At Taqwa, Desa Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara dimana berkumpul pejabat Pemda, bersama tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh wanita di Kabupaten Tana Tidung dengan membuat petisi dan komitmen bersama menolak menolak aksi-aksi regelarisme dan terorisme di wilayah Kalimantan Utara dan kami mendukung serta mengawal pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih masa jabatan 2019-2024.
Jadi, jika masih ada kelompok kepentingan yang ingin menolak pelantikan Jokowi-Ma’ruf Amin tampaknya mereka harus bersiap-siap menjadi “musuh bersama” rakyat Indonesia.
)* Penulis adalah pemerhati masalah strategis Indonesia.