Polemik Politik

Pembangunan Papua Butuh Situasi Aman


Oleh : Saby Kossay )*

Pembangunan di Papua dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah secara masif. Untuk mensukseskan percepatan pembangunan maka butuh situasi yang aman, tanpa ada ancaman dari kelompok separatis. Oleh karena itu TNI dan Polri bekerja keras untuk menjaga keamanan dengan memberantas Kelompok Separatis Teroris (KST), sehingga mereka tidak menghalangi pembangunan di Bumi Cendrawasih.

Pemerintah sangat gencar membangun Papua, terutama infrastrukturnya. Tujuan dari pembangunan yang masif adalah untuk mensejahterakan rakyat dan memudahkan mobilitas mereka. Masih banyak manfaat lain dari pembangunan infrastruktur dan semuanya demi warga di Bumi Cendrawasih. Masyarakat juga senang karena di era pemerintahan Presiden Jokowi, mereka sangat diperhatikan.

Akan tetap percepatan pembangunan di Papua terancam oleh keberadaan Kelompok Separatis dan Teroris (KST). Mereka terkenal karena kekejamannya dan tak segan melakukan kekejian, baik kepada aparat maupun warga sipil. 

KST wajib diberantas karena mensabotase pembangunan infrastruktur di Papua. Pembangunan infrastruktur sangat diperlukan, untuk mendukung mobilitas rakyat dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga di Bumi Cendrawasih. Namun KST selalu menyerang dengan membabi-buta dan merugikan masyarakat Papua.

Bupati Puncak Willem Wandik S.E, M.Si merasakan perbedaan situasi keamanan di masa kepemimpinnya pada saat ini dan periode sebelumnya. Pada periode pertama situasi keamanan wilayah Kabupaten Puncak kondusif, sehingga ia sebagai bupati bebas tanpa rasa takut membangun daerahnya. Pada periode tersebut ia merasa pemerintahan berjalan baik, hal ini terbukti dengan berbagai program kerja yang sudah berhasil terealisasikan dengan baik.

Willem juga menjelaskan bahwa pembangunan di Kabupaten Puncak bisa berjalan dengan baik apabila kondisi keamanan kondusif. Karenanya ia berharap tahun ini bisa terjalin komunikasi yang baik, antara semua unsur masyarakat di Puncak, termasuk TNI/Polri, kepala suku, kepala kampung, maupun DPRD, sehingga aman dengan demikian pembangunan bisa terlaksana dengan baik.

Menurutnya, pemerintah hadir untuk membangun agar masyarakat Puncak keluar dari keterbelakangan dan keterisolasian. Namun perlu untuk disayangkan saat ini pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena kondisi keamanan tidak kondusif. Ia juga berdoa semoga Kabupaten Puncak bisa aman, rasa aman itu mahal, jika situasi damai dan aman pemerintah bisa membangun dengan baik.

Kepala Program Studi Kajian Terorisme Universitas Indonesia Muhammad Syauqillah menilai rentetan aksi teror oleh kelompok kriminal bersenjata akan terus menghambat pembangunan kesejahteraan masyarakat di Papua. Padahal warga perlu melihat bagaimana masa depan pembangunan Papua seperti apa ke depannya. Kalau misalkan terus-menerus ada konflik seperti ini, masyarakat Papua mengalami hambatan dalam membangun wilayahnya. 

Syauqillah melanjutkan, kondisi tersebut kian menambah urgensi penanganan masalah KST, terutama di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur oleh pemerintah demi kesejahteraan Papua. Aksi teror yang dilancarkan oleh KKB tidak sejalan dengan kerangka pembangunan Papua yang sejatinya diperuntukkan masyarakat Papua itu sendiri.

Artinya, ketika pembangunan macet, secara jangka panjang akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat Papua. Misalkan, akses jalan dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Setidaknya masyarakat Papua itu, dengan aksi kekerasan yang terjadi di Papua, yang terkena dampak tentunya adalah masyarakat Papua. Rakyat Papua atau siapapun yang ada di Papua itu akan terkena dampak negatifnya.

Teror KST menghambat pembangunan di Papua dan mereka makin beringas, serta masuk mengancam para pekerja di Jalan Trans Papua sampai ketakutan. Akhirnya agar proyek cepat selesai, para pekerja dikawal oleh aparat keamanan. Jalan ini memang belum sepenuhnya selesai dan serangan KST menghambat pembangunan infrastruktur penting di Papua.

Padahal Jalan Trans Papua sangat penting bagi mobilitas rakyat Papua, dan harus diselesaikan sampai 100% jadi. Jika ada serangan KST maka pembangunan akan tidak sesuai jadwal dan merugikan, dan dana yang dibutuhkan akan lebih besar lagi. Baik pemerintah maupun rakyat Papua akan sama-sama dirugikan oleh KST.

Penangkapan KST jadi agenda wajib bagi aparat keamanan di Papua, karena mereka menghambat  pembangunan. Aparat berjaga demi keselamatan rakyat dan para pekerja, agar proses pembangunan infrastruktur tepat waktu.  

KST juga menghambat pembangunan di bidang pendidikan, karena mereka menembak para guru dan membakar gedung sekolah. Padahal jika tidak ada pendidikan, anak-anak Papua bisa suram masa depannya. Mereka jelas salah karena pendidikan sangat penting, agar orang asli Papua terus maju dan lebih sejahtera karena memiliki ijazah tinggi.

Sungguh tidak habis pikir, mengapa KST menghambat pembangunan? Padahal jika ada pembangunan infrastruktur, yang menikmati fasilitasnya adalah rakyat. Sungguh aneh ketika mereka menuduh Indonesia menjajah Papua, karena jika menjajah tentu tidak akan ada jembatan dan jalan raya yang representatif.

Pembangunan Papua dilakukan secara masif dan bertujuan untuk kemajuan rakyat di Bumi Cenderawasih. Namun ada potensi gangguan di proyek-proyek pembangunan oleh KST. Oleh karena itu kelompok separatis tersebut harus diberantas agar pembangunan di Papua berjalan dengan lancar.

)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta 

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih